Saturday, April 15, 2017

Rekah Senyum bersama Keluarga Tercinta






“Hai, apa kabar, tinggal dimana sekarang?”
 “Kabar baik.  Sekarang tinggal di Bogor.”
“Wah jauhnya.  Kerja di kantor apa?”
“Oh saya dirumah saja.  Jadi ibu rumah tangga….”
“Hah! Serius??? Gak mungkin ah.  Masa iya kamu jadi ibu rumah tangga doang.  Gak sayang apa sama ijazah.  Ngapain dulu sekolah tinggi-tinggi, ngejar gelar, jadi lulusan terbaik, trus sekarang cuma jadi ibu rumah tangga?”

 Ooops…. 

Pertanyaan sejenis sering sekali saya terima sejak memutuskan resign 4 tahun lalu.  Bukan hanya dari kawan-kawan sekolah, juga dari keluarga terdekat.  Kalau buat kawan-kawan biasanya percakapan akan saya tutup dengan mengirimkan emoticon senyum.  Sementara buat keluarga, yang biasanya ngobrol langsung akan saya jawab panjang lebar sampai mereka mingkem.  Itu juga kalau kebetulan stock energy saya memang sedang berlebih.

Memutuskan menjadi ibu rumah tangga memang bukan pilihan mudah, setidaknya untuk saya yang sebelumnya rutin bekerja kantoran.  Bahkan jauh sebelum lulus kuliah, saya juga sudah mulai “bekerja” sekedar mencari tambahan uang jajan dan buku.  Aktif di berbagai kegiatan organisasi membuat hari saya terasa selalu sibuk dan penuh warna.  Intinya saya bukan orang rumahan.  Mungkin itu sebabnya saya sangat menikmati masa-masa pulang ke rumah, disambut senyum dan pelukan ibu yang selalu ada setiap saat.  Iya, ibu saya adalah ibu rumah tangga.

Bertahun kemudian, hati saya terasa disayat-sayat setiap kali mendengar tangisan cah bagus Prema saat saya akan berangkat ke kantor.  Itu tangisan dalam kondisi dia sehat dan bugar.  Akan lebih menyayat saat meninggalkannya dalam keadaan sakit, rasanya kaki berat sekali untuk melangkah meniggalkan rumah, sementara di sisi lain kewajiban pekerjaan juga menuntut untuk ditunaikan.
Ingatan saya kembali melayang pada masa lalu.  Bahagia membuncah saat pulang sekolah, melihat ibu tersenyum manis di depan pintu.  Bercerita sepuasnya tentang kejadian sepanjang hari kepada ibu yang siap menjadi pendengar yang baik.  Menikmati aneka olahan masakan ibu yang diberi bumbu cinta.  Ahhh… saya bahagia sekali mengingat masa-masa itu.  

Lalu saya bertanya pada diri sendiri, kenangan apa yang akan saya berikan pada cah bagus kelak? Sebuah kenangan tentang drama tangisan setiap pagi saat ditinggal bekerja? Sebuah keluhan karena saya tak ada dirumah saat dia pulang sekolah? Atau kenangan wajah lelah saya saat pulang kantor di malam hari sementara dia juga sudah mengantuk?  Jadi kapan kami bercerita bersama.  Kapan kami saling menatap mesra.  Kapan kami bermain bersama, membaca, mengerjakan PR dan seterusnya...?  Ah, saya merasa tak adil padanya.

Ibu, Sosok Panutanku.  Suami, Pendukung Utamaku


Berkali mengalami dilema yang sama, saya merasa harus mengambil keputusan sesegera mungkin.  Resign.  Memilih menjadi ibu rumah tangga, seperti yang dilakoni ibu saya.  Banyak yang meragukan keputusan saya.  “Yakin kamu bisa?” Pertanyaan itu kerap muncul saat saya mengutarakan niat ini.

Kembali saya berpikir dalam-dalam.  Dulu ibu menjadi ibu rumah tangga tetap bisa berkarya dirumah.  Ibu merajut, menjahit, membuat rangkaian bunga, menerima jasa rias pengantin, menyewakan pakaian adat dan seterusnya.  Ibu tetap aktif namun tak lupa selalu siaga untuk kami anak-anaknya.  Iya, beberapa kali ibu memang harus keluar rumah untuk aktivitasnya, tapi itu hanya sepersekian persen dari total keberadaannya dirumah untuk kami, keluarganya.  Baiklah, bulatkan tekad, saya pasti bisa. Tak harus kerja kantoran, dirumah juga bisa berkarya.

Ibu panutanku, Suami pendukung utamaku
Suami, sosok utama yang menjadi penentu mulus atau tidaknya keputusan resign ini.  Setelah melalui pembahasan yang panjang, ternyata dukungan 100% turun darinya.  Awalnya dia memang agak ragu.  Bukan, ini bukan masalah penghasilan keluarga nantinya yang (mungkin) bakal timpang.  Tapi lebih karena dia memikirkan bagaimana kelak saya akan menjalani hari-hari setelah resign.  Terutama tentu soal manajemen stress sebagai ibu rumah tangga, yang konon katanya gak kerja tapi kenyataannya jam kerja IRT justru tak ada habisnya.  Putaran waktu sehari 24 jam, menjadi IRT butuh 25 jam untuk menyelesaikan pekerjaan.  Dan itu akan berulang dengan rutinitas yang sama setiap harinya.  Iya, dia mengkhawatirkan saya.

Pada akhirnya kami menjalani ini bersama-sama.  Keluarga kecil yang saling mendukung satu sama lain.  Saya bahagia bisa menjadi orang yang sempat berdadah-dadah ria setiap pagi saat anak dan suami berangkat sekolah dan bekerja.  Saya bahagia melihat senyum cah bagus terkembang saat saya berdiri di depan ruang kelasnya untuk menjemput.  Saya menikmati membuatkan bekal setiap pagi untuk mereka berdua.  Dan rutinitas rumah tangga, meski kadang terasa membosankan tapi selalu ada hal kecil yang bisa disyukuri setiap waktu.  Sesederhana itu ternyata bahagia saya.
Bermain ceria bersama Prema


Can’t Smile Without You


Yang paling membuat saya bahagia setelah resign adalah saya bisa berkomunikasi dengan ibu (dan bapak) kapan saja bersama cah bagus.  Rutinitas berbincang meski hanya via telefon ini menjadi semacam refreshing buat saya.  Siang hari, sepulang sekolah, saya biasanya menyempatkan untuk berkabar pada ibu.  Premapun demikian, menikmati saat-saat ngobrol dengan kakek dan neneknya, meski kami beda pulau, namun terasa dekat dihati.  Bayangkan kalau saya masih bekerja, tak akan ada saat seperti ini.  Pulang malam hari, saat raga sudah lelah.  Pun ada selisih waktu antara Bogor dan Kendari, sehingga menelfon pada malam hari rasanya menjadi tidak pas karena disana biasanya sudah terlalu larut.

“Prema sudah makan?”
“Kakek dan Mbah sehat?”
“Maem yang banyak ya, biar cepat gede trus bisa liburan ke Kendari!’

Itu adalah sebagian kecil obrolan kami.  Pertanyaan dan obrolan rutin yang tak pernah bosan untuk diulang.  Membahas soal makan, biasanya saat-saat seperti ini adalah kesempatan buat saya untuk curhat ke ibu. Meski tak tergolong picky eater, tapi ada kalanya Prema tak berselera makan.  Ada saat-saat dia makan hanya sedikit dan tampak kurang berselera.  Kalau sudah begini, saya pasti mengadu ke ibu. 

“Sabar…. Dulu waktu kecil ibunya juga begitu kok.  Lebih parah malah,” Duh malah saya yang kena

“Coba cari tau penyebabnya, mungkin masakannya keasinan, ndak sesuai selera atau Prema lagi bosan sama lauknya.  Atau coba cek bibirnya, siapa tahu ada sariawan,” lanjut ibu mengingatkan saya

Ah ya ya.  Timbang sibuk mengeluhkan kondisi Prema, memang sebaiknya saya fokus mencari tahu penyebabnya.  Lagipula saya senantiasa berada dirumah, ini memudahkan saya untuk memantau keseharian Prema.  

Benar kata Ibu, setelah saya cek ricek ke Prema menggunakan jurus rayuan maut, ternyata salah satu penyebabnya adalah karena Prema ingin jenis makanan tertentu.  Dia bukannya tidak menyukai sayur sup, tapi memang sedang ingin makan mie ayam.  Sayangnya dia tak memberi tahu sebelumnya. Dari kejadian ini saya memetik pelajaran penting, bahwa sebelum memasak ada baiknya terlebih dahulu menanyakan keinginan anggota keluarga yang lain, baik Prema maupun ayahnya.   Jadi inilah yang saya lakukan, setiap pagi sebelum mereka berdua berangkat, saya selalu menanyakan menu apa yang mereka inginkan untuk esok hari.  Cara ini cukup efektif, drama susah makan karena bosan tak lagi terjadi.

Yang paling bikin galau adalah ketika menu yang terhidang adalah kesukaan Prema, tapi dia tetap menolak untuk makan.  Usut punya usut ternyata ada keluhan dibibirnya.  bibirnya Prema sariawan bu, sakiiiiit…,” begitu katanya sembari meringis. 

Nah, ketemu satu lagi masalahnya.  Urusan sariawan ini memang bikin geregetan.  Jangankan anak kecil seusia Prema, orang dewasa saja pasti merasa sangat tidak nyaman ketika sariawan.  Mau makan apa saja tak ada yang terasa enak.  Meski tergolong penyakit ringan, namun rasa perihnya terasa sangat mengganggu.  Selain Prema, Ayahnya juga tergolong sering terkena sariawan.  Kalau sudah ada anggota keluarga yang sariawan, berkurang deh senyum ceria di keluarga kami.

Sariawan atau dalam bahasa kedokteran disebut stomatitis biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi seperti kekurangan vitamin C dan vitamin B, daya tahan tubuh rendah, luka pada mulut akibat benturan, alergi atau infeksi tertentu.  Nah, khusus Prema yang sedang masa aktif, paling sering sariawannya timbul karena luka akibat benturan ketika bermain. 

Untuk pencegahan terhadap sariawan, kita disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin B dan C.  Selain itu wajib menjaga kebersihan gigi dan mulut agar jamur penyebab sariawan tak dapat berkembang biak disana.  Selain itu, sebaiknya hindari makanan dengan rasa yang menyengat seperti super pedas ataupun terlalu panas.

Bila sudah terlanjur terkena sariawan, mau gak mau ya harus diobati.  Kami sekeluarga sudah pernah mencoba berbagi jenis obat sariawan, dari yang alami seperti madu dan getah jarak hingga berbagai jenis obat dari yang cair, bentuk gel untuk dioles hingga sejenis jamu berbentuk bubuk.  Dari berbagai jenis obat itu, hampir semuanya memberi efek perih.  Sariawannya gak diapa-apain saja sudah perih banget, saat ditambah obat rasanya perih yang berlipat ganda.  Duuuuh…..
 
Prema bahkan tak mau sama sekali memakai obat sariawan saking tak tahan perihnya.  Dia memilih membiarkan sariawannya sembuh secara alami meskipun itu artinya bakalan lama.  Sampai akhirnya, beberapa minggu lalu kami menemukan Aloclair Plus, obat sariawan yang saat diaplikasikan pada luka tidak  perih sekaligus mempercepat masa penyembuhan sariawan.

Mengenal Lebih Dekat Aloclair Plus


Aloclair Plus adalah obat untuk membantu mengurangi rasa sakit akibat sariawan sekaligus mencegah keparahan sariawan lebih lanjut. AloClair sangat dipercaya karena kandungan bahan alaminya yang banyak memiliki khasiat. Ekstrak Aloe Vera atau lidah buaya yang sudah terkenal memiliki banyak khasiat ini berguna untuk menyembuhkan luka, mengurangi nyeri dan mencegah infeksi. Bersifat antiinflamasi, antiseptik dan analgesic.  

AloClair juga mengandung Sodium hyaluronate yang berguna untuk melembapkan dan membantu menyembuhkan luka. Memiliki efek hidrasi dan berfungsi sebagai pelembab dan healing wound effect. Lalu, AloClair mengandung Glychyrretinic yang berfungsi untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Selain itu, AloClair mengandung Polyvinylpyrrolidone yang berfungsi untuk pembentukan lapisan pelindung, bekerja membentuk suatu lapisan pelindung terhadap ulkus di mukosa mulut yang bertahan selama beberapa jam.

Cara kerja Aloclair Plus adalah membentuk lapisan pada luka untuk melindungi luka dari stimulasi makanan, minuman, tekanan dan gesekan. Aloclair juga mengobati tanpa menyakiti yang berarti saat ditempelkan pada bagian luka tidak perih. Justru Aloclair Plus akan mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan sariawan.

AloClair Plus sendiri ada 3 macam bentuknya, yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Berikut jenis dan cara penggunaannya :

 1.    AloClair Plus Gel
Aloclair Plus Gel ini membantu mengatasi stomatitis aftosa dan tukak pada rongga mulut. Aloclair Plus Gel ini cocok digunakan untuk sariawan yang disebabkan oleh benturan atau gesekan benda keras lainnya seperti kawat gigi. Cara penggunaannya mudah banget yaitu :
·         Oleskan 1-2 cm Aloclair Plus Gel hingga menutup seluruh ulkus/lesi.
·         Hindari kontak langsung antara ujung tube dengan sariawan
·         Jangan menyentuh sariawan yang telah diolesi minimal 2 menit agar terbentuk selaput pelindung
·         Gunakan 3-4 kali sehari atau sesuai kebutuhan
·         Hindari makan dan minum minimal 1 jam setelah pengolesan
 Aloclair Plus Gel ini  data dibeli dengan harga 91.000

2. Aloclair Plus Oral Rinse



Aloclair yang ini berjenis obat kumur.  Aloclair Plus Oral Rinse tidak perih, bekerja cepat, membantu penyembuhan dan yang paling penting bebas alcohol.  Jenis Aloclair ini cocok untuk sariawan berjumlah banyak (lebih dari 2) sehingga tak perlu mengoles satu persatu, cukup dengan kumur seluruh sariawan langsung terjangkau dan menjalani proses penyembuhan.  Tak perlu khawatir jika tertelan, kandungan bahan alaminya dan jaminan bebas alcohol membuatnya aman jika tak sengaja tertelan.  Cara pemakaiannya adalah :
·         Tuang 10 ml Aloclair Plus Oral Solution lalu kumur-kumur selama 1 menit
·         Ulang 3-4 kali sehari atau sesuai kebutuhan
·         Hindri makan/minum minimal 1 jam setelah berkumur
Aloclair Plus oral dapat dibeli dengan harga Rp. 97.500,-
  
3. Aloclair Plus Spray
Sesuai namanya, jenis Aloclair Plus ini adalah yang pemakaiannya dengan cara disemprotkan pada luka sariawan.   Aturan pakainya adalah :
·         Semprotkan Aloclair Spray hingga menutup seluruh ukus atau luka sariawan
·         Hindari kontak langsung antara ujung spray dengan lesi
·         Jangan menyentuh luka dengan lidah minimal selama 2 menit agar terbentuk selaput dinding
·         Gunakan 3-4 kali sehari atau sesuai kebutuhan
·         Hindari makan/minum minimal satu jam setelah disemprot
Aloclair Plus Spray dapat dibeli dengan harga Rp. 100.500,-

Dari 3 jenis Aloclair Plus tersebut, pilihan keluarga kami adalah Aloclair Plus Gel.  Saya sudah mencobanya pada Prema dan Ayah.  Luar biasa, proses penyembuhan berlangsung cepat, hanya butuh waktu kurang dari seminggu, sariwan sudah sembuh.  Prosesnyapun sangat nyaman dan tanpa drama tangisan karena perih seperti obat sariawan lainnya yang pernah kami coba.
Sekarang, saya sudah tak galau lagi.  Kalau ada anggota keluarga yang terkena sariawan, Aloclair Plus siap mengobati.  Makanya gak boleh kosong nih kotak obatnya dari Aloclair Plus.  Gak ada yang tahu khan kapan sariawan akan datang.  Berasa jadi ibu siaga banget deh kalau sudah begini.  Dan yang paling penting, tanpa sariawan senyum kembali merekah ceria ditengah keluarga kami.
 
Bonus Emak siaga, rekah senyum tanpa sariawan

Aloclair Plus
Website: www.aloclair.id
Facebook: Aloclair Indonesia (@AloclairID)
Twitter: @Aloclair_ID
Instagram: @Aloclair_ID

Sumber Pustaka :
Gambar : dokumentasi pribadi dan  www.aloclair.id
Tulisan: www.aloclair.id

16 comments:

  1. Saya tertolong banget sama Aloclair ini . Dulu kalau sariawan dibiarin aja krn obatnya perih, sekarang bisa pakai Aloclair

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama mbak. Saya cocok pake aloclair, yang paling suka sih karena gak perih dibibir

      Delete
  2. Kalau sariawan ilang, senyum jadi mengembang dan happy lagi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bye bye sariawan. Kutuntaskan kau dengan Aloclair hahaha

      Delete
  3. Bahagia kalau banyak yang bisa tersenyum ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget. Khan senyum itu lengkungan yang meluruskan hati

      Delete
  4. Nyaman banget ya mak pake Aloclair, sama sekali ngga perih trus rasanya juga enak. Heheheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya gak perih. Makanya anakku juga sikasik aja tanpa drama nangis2 saat diobati pake aloclair

      Delete
  5. Senang ya AloClair bisa untuk sekeluarga mak

    ReplyDelete
  6. Aloclair obatnya bagus.. ampuh.. praktis buat sekeluarga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, kemasannya juga imut jadi mudah dibawa kemana saja

      Delete
  7. Replies
    1. Obat sariawan yang ampuh tanpa rasa sakit Nis

      Delete
  8. Alhamdulillah bisa menggapai senyuman bersama keluarga ya mb Arni, untung ada aloclair jadi bye bye sariawan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pokoknya dadah-dadah manja deh sariawan. Aloclair malaikat penolongnya

      Delete