Hari ini, setahun yang lalu, saya dan beberapa kawan-kawan
hebat meluncurkan sebuah persembahan atas nama cinta untuk sosok paling kokoh
dalam keluarga. Bapak, Ayah, Papa atau
apapun sebutannya. Saya bahagia sekali
saat melontarkan ide ini lantas disambut dengan semangat oleh kawan-kawan hebat
di grup WA. Grup dimana kami bertukar
pikiran, yang bahkan banyak diantara kami belum pernah bertemu muka
sekalipun. Tapi sudah menjadikan kami
begitu dekat selayaknya sahabat.
Bulan Juni, selalu terasa istimewa buat saya. Di sana, di sebuah kota kecil bernama
Kendari, seorang Bapak, pensiunan PNS yang sangat sederhana, berulang
tahun. Syukur tiada henti saya panjatkan
pada Sang Maha Pencipta, karena Bapak masih diberi umur panjang berbonus
kesehatan yang menjadikan Bapak masih kuat beraktifitas fisik di usia yang tak
lagi muda. Jelang 70 tahun.
Awal Juni lalu, saya mendapat paket dari Uni Dian Onasis,
penulis cerita anak dan kisah-kisah inspiratif sebagai hadiah Give Away yang
diadakan uni Dian beberapa bulan sebelumnya.
Salah satu isinya adalah buku manis bertajuk “Berdamai Dengan Ayah”. Sungguh, saya merasa ini bukanlah
kebetulan. Semesta mengatur agar buku
ini saya baca di bulan Juni, seolah ingin mengingatkan saya bahwa pada bulan
ini Bapak berulang tahun. Adalah saat
yang tepat untuk melangitkan doa-doa terbaik.
Meskipun sebenarnya untuk berdoa dan mendoakan bisa kapan saja, setiap
saat, setiap waktu. Tapi saat mendapat
bonus pertambahan usia dan kesehatan, rasanya tak pantas jika kita lupa
mengucap syukur pada Yang Kuasa.
Saat membuka sampulnya, yang pertama saya lirik adalah waktu terbitnya. Dan saya tertegun. Juni 2016. Bulan yang sama saat launching buku bertema serupa yang saya sebutkan di atas, antologi saya berkolaborasi dengan kawan-kawan hebat, bertajuk “Bapak Prasasti Cinta Sepanjang Usia”
Saat membuka sampulnya, yang pertama saya lirik adalah waktu terbitnya. Dan saya tertegun. Juni 2016. Bulan yang sama saat launching buku bertema serupa yang saya sebutkan di atas, antologi saya berkolaborasi dengan kawan-kawan hebat, bertajuk “Bapak Prasasti Cinta Sepanjang Usia”
Tentunya bukan sebuah kebetulan, pada saat yang sama, ide
yang sama dari beberapa kepala, dari para penulis beken (kecuali saya yang
masih tertatih mencari peluang di bidang ini) melahirkan goresan bertema
sama. Tentang cinta. Tentang kenangan. Di lokasi berbeda kami menulis sekaligus
mengenang sebagian kisah bersama Bapak.
Dua buku ini lahir di bulan Juni.
Mengingatkan saya pada Bapak, sosok yang selalu memberi cinta tanpa
banyak berkata cinta.
Bapak memang tak pernah mengungkapkan cinta lewat
kata-kata. Jangan berharap akan ada kalimat,
“Bapak sayang kamu,” atau “Bapak cinta kamu,” keluar dari mulutnya. Tak ada.
Tapi tatapan matanya mengisyaratkan itu.
Saat kami sakit, raut sedih tak dapat disembunyikan dari wajahnya. Saat kami pulang dengan prestasi, aura
bahagia dan bangga juga terpancar indah diwajahnya, meski responnya hanya
berupa senyum, itupun disembunyikan dibalik wajah kerasnya.
Ada satu buku lagi yang membuat saya banyak berpikir tentang
relasi Ayah dan Anak. Sebuah buku fiksi
karya mbak Carolina Ratri, bertajuk “Pulang”.
Rasanya tetap bukan kebetulan karena saya baru sempat membacanya di
bulan Juni, setelah sebelumnya menghiasi rak buku sejak akhir April. Dan kok yo pas banget, kisahnya tentang
pertentangan batin seorang anak untuk mengais cinta untuk sang ayah di dalam
hatinya. Cerita yang mengharu biru dan
membuat saya tertegun di beberapa halaman.
Bapak sosok yang keras buat saya (dan adik). Beliau memang bukan contoh sempurna Bapak yang penuh perhatian dan lembut hati. Bentakan, hardikan bahkan kadang disertai “sentuhan fisik” turut mewarnai masa kecil saya. Meski begitu, kami semua sadar betul, ini adalah tempaan. Ketika kami tak nyaman dengannya, disana sebuah janji terbersit, kelak saat menjadi orang tua, kami (saya dan adik) tak boleh melakukan hal yang sama.
Kini, Bapak telah menginjak usia senja. Tapi secara fisik Bapak masih terlihat gagah
dan kuat. Jauh lebih gagah dibanding
kawan-kawan seangkatannya. Mungkin ini
terbentuk dari kebiasaan Bapak yang memang rutin berkebun, kegiatan yang
tentunya membentuk badan menjadi lebih sehat secara jasmani. Mencangkul, menanam,
memanen sayur dan buah-buahan di kebun kami, semua dilakukan sendiri oleh
Bapak. Ou, khusus memanen mah, ibu dan
kami semua sering terlibat hahaha. Ini
membuat kami semua melangitkan syukur yang luar biasa.
Ah Bapak, menuliskan ini membuat hatiku gerimis. Sudah sekian tahun, tak pernah bisa mencium
tangan atau memeluk secara langsung untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Sudah sekian tahun, tak turut serta dalam doa
bersama dalam keluarga yang jadi ritual wajib setiap ada anggota keluarga yang
berulang tahun. Sukah sekian tahun,
hanya bisa mengucap selamat dan menyampaikan maaf via telefon. Sedih, tapi apa daya. Nasib anak rantau. Maaf ya, Pak.
Bisa mendengar suara bapak, tawa renyah khas yang selalu
kami rindukan, ledekan-ledakan unik yang selalu Bapak lontarkan untuk Prema,
cukup membalut luka di hati karena tak bisa bersama di sana. Meski tak menyembuhkan tapi setidaknya
mengurangi rasa sakit. Terimakasih Pak,
untuk 38 tahun kehidupanku yang didalamnya mengalir doa penuh cinta dari
Bapak. Terimakasih Pak, untuk semua
waktu dan kasih sayang yang menyelimuti kami.
Selamat Ulang Tahun
Peluk Cium dari Bogor
Selamat ulang tahun untuk bapaknya Mbak Arni :)
ReplyDeleteSemoga selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dan kebahagiaan di sisa usia..
Terimakasih ucapan dan doanya mbak Rien
DeleteRomantis banget sih mbak :) aku gak bisa seromantis itu sama orang tua. Jika dirunut sejarahnya panjang kayaknya hehehe.
ReplyDeleteSama ortu itu kaku, ya biasa aja sih. But I know they loves us.
omnduut.com
Hahaha romantis di tulisan aja deh Yan. Aslinua sih ya biasa aja. Tapi kalau soal peluk cium, kami memang udah biasa sih.
DeleteBapakku itu galak, tapi klo lagi "adem" suka ngelucu dan asik banget buat seru2an :)
Bapak, selamat ulang tahun njih. Sehat dan panjang usia. Aamiinn. Mba Arni sayang banget ya sama Bapak. *_*
ReplyDeleteMakasi ya Mandaaaa
DeleteSayang banget? Sama aja kok sama anak-anak lainnya, pasti sayang juga sama bapaknya :)
sama..bapak saya juga pendiam..perhatiannya juga diam-diam.. cintanya dalam diam..duh jadi ingat bapak..
ReplyDeleteBapak itu tak pernah mengungkapkan cintanya. Tapi sinar matanya mengisyaratkan cinta
DeleteWah bisa pas gitu mbak.. Kejutan di bulan Juni :) Sampein ucapan selamat ulang tahun buat bapaknya ya, mbak. Semoga sehat dan bahagia selalu. Aamiin..
ReplyDeleteIya. Makanya aku merasa ini bukan kebetulan. Semuanya pas. Semesta benar2 mengatur semuanya agar aku gak lupa ultah bapak
Deletebapak adalah cinta pertama dan terakhirku :)
ReplyDeleteLho kok terakhir?
Deletesemoga bapak selalu sehat y mba meski diusia 70tahunnya, setuju bapak emang ga pernah bilang romantis i love you tp dr sikapnya kita bisa tau dy sayang. namun bagi saya hal itu sdh berbeda sejak ibu meninggal hehehe *malah curhat 😁
ReplyDeleteMakasi doanya ya mbak
DeleteTurut berduka untuk kepergian ibunya. Mungkin bapak merasa kehilangan dan goyah jadi agak berbeda. Yang penting tetap sayang keluarga :)
Senangnya masih bisa memeluk Bapak.
ReplyDeleteSemoga Bapak selalu sehat
Makasi Kang Ali
DeleteIya, mumpunh bapak masih sehat dan bisa kemana-mana, saya puas2in deh meluk dan menghabiskan waktu bersama
Selamat ulang tahun untuk Ayahanda tercinta mba Arni. Semoga diberikan segala kebaikan untuk beliau. Ternyata rutinitas berkebun bisa bikin awet sehat ya. Mungkin someday bisa aku tiru. Hehehe.
ReplyDeleteTerimakasih Ges
DeleteIya Ges, makanya coba lihat oara petani2 kita, udah tua tapi masih strong. Karena fisiknua terlatih. Juga itu bisa jadi terapi agar tak mudah pikun lho
Semoga bapak diberi umur panjang dan kesehatan ya mbak...
ReplyDeleteHiks jadi melow inget ayah dan bapak mertua...
Makasi ya mbak Vety
DeleteDoa yang sama buat bapaknya
Selamat Ulang tahun Bapaknya mbak Arni,
ReplyDeleteSemoga selalu diberi kesehatan yaa.. dan semoga kita sebagai anak selalu bisa memberikan kebahagiaan untuk orangtua selagi bisa.
Iya mbak Fani, terimakasih ucapan dan doanya
DeleteJadi ingat dan rindu alm. Abah. :')
ReplyDeleteKirim doa terbaik ya Nis
DeleteBapak, cinta pertamaku. :') Aku kangen Bapak.
ReplyDeleteIya mbak sama
DeleteBapak cinta pertamaku juga
Semoga di usia senjanya bapak sehat-sehat selalu ya, Mbak.. biar bisa main sama Prema kalo ketemu :)
ReplyDeleteTerimakasih doanya mbak Diah
DeleteSelamat ulang tahun untuk bapaknya mba Arni ya.
ReplyDeleteAku jadi ingat bapakku
Makasi ya mbak
DeleteSenangnya tetap kompak dengan bapak. Sehat sehat selalu ya bapaknya, mba Putu :)
ReplyDeleteSejujurnya kami pernah renggang juga kok, tapi mungkin karena kami berjauhan kangennya makin berasa, jadi otomatis pas ketemu jadi lebih kompak
DeleteMakasi ya mbak
Selamat ultah buat Bapak semoga sehat dan panjang umur ya mba, aamiin..
ReplyDeleteMakasi ya mbak Dewi
DeleteSehat terus ya bapaknya mba Putu. Aku jg tinggal punya bapak nih karena ibu sudah meninggal.
ReplyDeleteuwaaaaaaa ayok pulang ketemu bapak
ReplyDeletemumpung libur lebarannya panjaaaaaang
Selamat ulang tahun buat Bapak ya mbak. Bapakku juga suka banget berkebun setelah pensiun. Alhamdulillah aku turut seneng juga lihat beliau punya hobbi baru. Jadi ngga ngelangut aja di rumah :)
ReplyDeleteTerimakasih mbak Rahmi
Delete