Friday, October 6, 2017

, , , , ,

Rahasia Anak Pintar ; Dukung Kecerdasan Multitalenta si Kecil

“Apresiasi setiap kegiatan anak. 
Perhatikan prosesnya, jangan hanya berorientasi pada hasil




Saya mencatat quote ini dari bunda Romi yang akhir pekan kemarin menjadi pembicara dalam Konferensi Ayah Bunda Generasi Platinum di IPB International Convention Center, Bogor.  Kebetulan saya mendapat kesempatan untuk turut hadir dalam acara tersebut bersama ratusan orang tua hebat lainnya untuk belajar dan berbagi cerita seputar pola asuh dan pola didik anak.



Pagi-pagi sekali, setelah mengantar Prema ke Sekolah untuk mengikuti ekstrakurikuler karate, dengan diantar suami, saya langsung meluncur menuju Botani Square,  pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bogor yang salah satu bagian gedungnya dijadikan lokasi Konferensi.  Aih keren kali ya namanya, konferensi.  Udah serasa para pejabat-pejabat itu deh. Haha. 

Saya kepagian.  Diluar prediksi, ternyata jalanan lumayan lancar sehingga saya tiba sekitar pukul 8.15 WIB sementara dalam undangan acara baru akan berlangsung mulai pukul 9.00 WIB.  “Wah, pasti masih sepi nih, mallnya juga belum buka.  Enaknya nongkrong dimana dulu ya,” demikian batin saya.  Ternyata saya salah euy, turun di lobby Botani, suasana sudah sangat ramai.  

Mall memang belum buka, tapi pintu masuk yang langsung tersambung ke escalator menuju lokasi konferensi sudah terbuka, petugasnya juga sudah siap.  Saya langsung dipersilakan masuk dan saya kaget, ternyata di atas sudah sangat-sangat ramai.  Riuh suara anak-anak yang bermain, antrian di meja registrasi dan pengambilan goodie bag dari Morinaga,  pun bincang-bincang di aneka booth yang tersedia. Wow. Saya takjub.  Luar biasa semangat para Ayah Bunda ini.


Ada Booth Apa Saja?

 
Beberapa booth yang siap melayani Ayah Bunda berdiskusi tentang tumbuh kembang anak-anaknya


Well, karena acara memang belum dimulai, sembari menunggu kawan-kawan yang lain, saya berkeliling memperhatikan keramaian ini.  Selain meja registrasi dan administrasi, saya juga melihat aneka booth yang siap melayani kebutuhan informasi untuk orang tua.  Mulai dari Morinaga Multiple Intelligence Play Plan, yaitu edukasi bagi orangtua dalam merancang konsep bermain edukatif untuk anak-anak, booth pengenalan aneka produk Morinaga termasuk diantaranya adalah susu soya untuk anak-anak yang alergi dan yang paling rame adalah playground untuk anak-anak.  Jadi nanti Ayah Bundanya belajar di dalam ruangan, anak-anak bisa bermain dengan nyaman di playground ini.  
 
Area perosotan
 
Main pasir kinetik yuk....
Saya selalu menyukai playground di event seperti ini.  Memang sih, jadinya riuh banget oleh anak-anak yang ingin bermain.  Tapi, positifnya adalah dengan bermain di ruang publik seperti ini anak-anak belajar bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk bermain.  Itu artinya mereka harus belajar antri, berbagi, bermain bersama, menahan emosi dan tentunya melatih kesabaran.  Kelihatan sepele ya, padahal dengan begini anak-anak kita teruji lho.  Kelak, mereka akan turun ke masyarakat.  Bertemu orang banyak dan teman-teman baru.  Saat itulah empati dan toleransi yang terbentuk sejak dini ini akan benar-benar terlihat hasilnya.

Adik kecil yang manis ini menarik perhatian saya, dia begitu menikmati mainan api-apian di area playground


1000 hari Pertama si Kecil Penentu Kecerdasan di Masa Depan



Konferensi Ayah Ibu Platinum ini merupakan sarana belajar bagi para orang tua, mengenai sinergi nutrisi dan stimulasi yang tepat untuk si kecil.  Hadir  dalam dua sesi materi dengan pembicara handal dan kompeten dibidangnya.


DR. dr. Edi Fadliana, SpA(K), Ketua UKK Tumbuh Kembang Prediastik Sosial hadir sebagai pembicara pertama yang memberikan edukasi mengenai nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang optimal si kecil.  Dokter Edi menyampaikan bahwa 1000 hari pertama si kecil adalah masa paling menentukan karena di masa ini  adalah saat-saat emas pembentukan otak dan semua jaringan pendukungnya.  1000 hari ini dihitung sejak awal terbentuknya janin di dalam kandungan hingga 2 tahun pertama kehidupannya.  Itulah sebabnya, ibu hamil selalu mendapat pesan-pesan orang tua agar makan makanan yang bergizi, bernutrisi dan terbaik.

Ada empat faktor pembentuk anak generasi multitalenta, yang digambarkan berupa perisai/tameng pelindung dengan setiap sisinya saling terhubung dan mendukung satu sama lain, yaitu :

1.     Perkembangan Otak
Ibarat pabrik, otak ini adalah pusat mesin utamanya.  Sangat penting memberi nutrisi terbaik pada otak karena otak bertanggung jawab mengatur seluruh aktivitas pikiran dan organ tubuh lainnya.  Pertumbuhan sel otak ini sangat pesat.  Bayi yang baru lahir, pertumbuhan sel otaknya sudah 25%, kemudian dalam 2 tahun pertama berkembang hingga 80% sampai kemudian saat dewasa mencapai 95%.  Bayangkan pertumbuhan yang begitu cepat dari bayi hingga 2 tahun, jika tak didukung dengan nutrisi yang tepat bisa jadi pertumbuhannya tak optimal.

2.     Sistem Ketahanan Tubuh
Sejak didalam kandungan, sistem pertahanan tubuh anak sesungguhnya sudah terbentuk, dari nutrisi ibunya.  Saat lahir hingga usia 6 bulan antibodi ini masih menyertai secara lengkap dan didukung tentunya oleh makanan terbaik sepanjang masa yaitu ASI.  “Tak terbantahkan, ASI eksklusif adalah yang terbaik dan terlengkap hingga usia bayi 6 bulan,” demikian kata dokter Edi.
Setelah 6 bulan, bayi membutuhkan nutrisi yang lebih kompleks, sehingga perlua ditambahkan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu).  Sesuai namanya, makanan ini adalah pendamping ASI, bukan pengganti.  Sehingga sebaiknya ASI tetap berlanjut hingga usia 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan si kecil.
MPASI terbaik tentunya yang bergizi seimbang dan lengkap.  Pengenalan aneka sayuran, ikan, dan makanan lainnya bisa dilakukan secara bertahap pada periode ini.
Faktor penting lainnya dalam pembentukan antibodi adalah memberikan hak kesehatan anak berupa imunisasi sesuai tahapan umurnya.


3.     Tumbuh Kembang Optimal
Dukungan nutrisi yang baik akan mempengaruhi tumbuh kembang si kecil.  Tahapan perkembangan anak seperti tengkurap, merangkak, merambat, berjalan, berlari, motorik kasar, motorik halus dan respon sosialnya harus benar-benar mendapat perhatian apakah sudah sesuai dengan tahapan umurnya. 
Misalnya soal tumbuh gigi si kecil, mungkin Ayah Bunda perlu mengevaluasi asupan nutrisinya atau melakukan sesuatu untuk merangsang pertumbuhannya jika pada usia 11 bulan belum ada tanda-tanda kehadiran si gigi susu, walaupun memang pertumbuhan tiap bayi itu berbeda dan tak bisa dibandingkan, namun ada indikator tumbuh kembang umum yang bisa dijadikan rujukan.

4.     Kesehatan Saluran Cerna
Pondasi utama dari tiga faktor pembentuk generasi multitalenta ini adalah anak yang memiliki kesehatan saluran cerna yang baik.  Mampu memproses makanan dengan sempurna lalu mengalirkan nutrisi terbaik untuk menopang pertumbuhan organ tubuh secara optimal dan menjadikannya memiliki daya tahan tubuh yang kuat.
Menurut dokter Edi, anak tak perlu terlalu steril namun jangan juga abai pada faktor kebersihan dan kesehatan anak.  Kita tetap perlu mengenalkan anak dengan berbagai jenis makanan, karena sesungguhnya salah satu pembentuk antibodi alami adalah ketika anak bersinggungan dengan virus, kuman dan bakteri.  Yang harus dijaga adalah, maksimalkan kemampuan daya tahan tubuhnya agar bisa bertahan dari virus, kuman atau bakteri tadi.


Kekuatan Bermain Untuk Kecerdasan Multitalenta si Kecil

 
Usai jeda sejenak untuk makan siang, Irfan Hakim, presenter kondang yang hari itu didaulat menjadi moderator memanggil sebuah nama yang sudah tak asing lagi yaitu Bunda Romi.  Jaman masih sering nonton TV dulu (soalnya sekarang belum tentu sebulan sekali) saya mengenal beliau lewat ajang pencarian bakat di salah satu TV swasta.  Dan saya dong, baru tahu kalau nama lengkap beliau adalah Dr. Rose Mini A. Prianto. M.Psi.  Ahay… kemana aja saya ya.

Bunda Romi dan Irfan Hakim
 
Memasuki ruangan, bunda Romi sudah membuat peserta yang mulai ngantuk karena kekenyangan *ups kayaknya perlu penelitian lebih lanjut nih hubungan ngantuk dan kenyang* langsung melek dan bersemangat.  Pasalnya bunda Romi langsung mengajak para orang tua bermain games.  Aturannya begini :  Bunda Romi akan membacakan cerita dimana didalamnya menyebutkan angka-angka. Untuk setiap angka genap yang disebut, peserta wajib bertepuk tangan sedangkan untuk angka ganjil wajib berdiri.  Nah, silakan bayangkan betapa ramainya karena memang yang akan terpilih mendapat hadiah adalah yang responnya paling heboh.

Kehebohan peserta saat games dari Bunda Romi
 
Game sederhana ya.  Tapi sesungguhnya untuk bisa mengikuti butuh konsentrasi tinggi.  Selain kemampuan mendengar yang baik, juga kemampuan mencerna isi cerita sekaligus mengkategorikan angka-angka yang disebutkan.  Dan ini menyenangkan.  Tanpa sadar kita sebenarnya sedang belajar.  Belajar yang fun tapi sukses nyantol di benak.

Inilah yang ingin disampaikan oleh bunda Romi.  Bahwa membentuk anak cerdas multitalenta itu bukan dengan memaksanya melahap isi-isi buku dalam bentuk hapalan yang membosankan.  Berkreasilah, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat dinikmati oleh anak-anak.  Tak perlu dengan alat peraga yang heboh atau mahal, lakukan dengan cara sederhana saja, asal anak menikmati pasti akan menjadikannya nyaman untuk belajar.

Setiap anak adalah istimewa.  Unik dan memiliki talenta yang jika diasah dan mendapat dukungan terbaik, mungkin akan berpotensi mendulang prestasi yang luar biasa.  Tak harus hebat di semua bidang atau mata pelajaran.  Karena, bahkan seorang Profesor sekalipun hanya benar-benar menguasai bidang yang ditekuninya.  Meski begitu, sesungguhnya setiap pribadi juga memiliki multitalenta yang bisa saling mendukung satu sama lain.  Dalam hal ini, talenta utama akan menjadi lebih moncer jika didukung dengan kemampuan baiknya dibidang lain.

Ada 9 tipe kecerdasan yang disampaikan dalam konferensi ini, antara lain :
1.       Kecerdasan musikal yaitu kemapuan anak merespon nada, menikmati dan menjadikannya harmoni yang indah
2.       Kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan menggunakan kelenturan tubuh untuk mengatasi masalah dan menghasilkan produk
3.       Kecerdasan logika matematika yaitu kemampuan memahami kondisi dengan penalaran logika, analisis dan perhitungan matematis
4.       Kecerdasan visual spasial yaitu kemampuan membayangkan hasil akhir, berimajinasi, berpikir kreatif dan sebagainya
5.       Kecerdasan linguistik yaitu kemampuan mengekspresikan diri menggunakan bahasa, lewat membaca, menulis dan berkomunikasi
6.       Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara efektif, berempati dan mamahami orang lain
7.       Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan menganalisa diri sendiri, menggunakan perasaan untuk membuat perencanaan pencapaian dan tujuannya
8.       Kecerdasan natural yaitu kemampuan mengenali flora dan fauna serta melihat perbedaan dan persamaan di alam ini
9.       Kecerdasan moral yaitu melatih empati, hati nurani, memahami kebenaran dan bertindak jujur.  Juga melatih anak untuk bersikap adil dan menempatkan sesuatu sesuai porsinya.

Menarik menyimak tipe-tipe kecerdasan ini.  Saya melihat banyak orang tua manggut-manggut dan bergumam, ‘Ohh..begitu.”  Masing-masing tipe akan menghasilkan anak yang memiliki keahlian berbeda yang akan optimal jika didukung dengan yang lainnya.

Untuk menjadi Presenter misalnya, tentunya kecerdasan utama adalah linguistik.  Namun demikian, jika tak memiliki kecerdasan interpersonal untuk bekerjasama dengan orang lain, ya tentunya tak bisa berjalan baik juga.  Pun demikian dengan profesi-profesi lainnya.  Untuk itu, setiap orang tua wajib memahami karakter anak dan memberi stimulasi yang tepat agar menjadi generasi platinum yang multitalenta tanpa harus membebaninya dengan target-target yang terkadang hanya dilihat dari tolok ukur orang tua saja

Mari Wujudkan Indonesia Sehat 

 


Sebagai wujud kepedulian pada anak bangsa, Morinaga hadir mengisi kebutuhan asupan nutrisi sehat.  Beberapa pilihan produknya antara lain Chil Kid Platinum Moricare, Chil School Platinum MoriCare+ Prodiges.  Selain itu untuk anak-anak yang mengalami alergi, juga tersedia Morinaga Soya dan Morinaga P-HP (partially hydrollized protein)

Dari setiap setiap kaleng Chil Kid kemasan 800 gram yang terjual, Morinaga menyumbangkan       Rp. 10.000,- untuk membantu pembangunan/renovasi sekolah-sekolah dasar di pelosok Indonesia.


Buat emak yang ingin tahu lebih banyak lagi produk dari seri Morinaga Platinum, bisa kunjungi situs resminya di www.morinagaplatinum.com. Juga bisa kepoin akun sosial media mereka di Facebook Morinaga Platinum, Instagram @morinagaplatinum, Twitter @MorinagaID, atau di YouTube Morinaga Platinum.


Nah Mak, siap melangkah bersama untuk mewujudkan Generasi Platinum Multitalenta?
Semangat ya

Salam cihuy







4 comments:

  1. Wah lengkap reportasenya.
    Iya aku setuju sama quotesnya Bunda Romi sebagai Ibu sebisanya menghargai apapun pencapaian anak ya

    ReplyDelete
  2. Siap cerdasnya bangsa. Gak cuma anak-anaknya, tapi juga orangtuanya. Ini acara yg bergizi banget.

    ReplyDelete
  3. Orangtua harus mampu nih menggali potensi anak dan ini enggak semudah yang dibayangkan. Karena tepat banget klo orangtua, ayah dan bunda perlu belajar dari acara seperti ini.

    ReplyDelete
  4. Aisk ya. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak, Morinaga juga membantu perkembangan sekolah ya mba :)

    ReplyDelete