Hai mams...
Tak terasa kita sudah sampai di penghujung tahun. Bulan terakhir yang identik dengan
liburan. Ou ada yang galau liburan
karena masih punya baby ya, jangan kelamaan galaunya ma, udah banyak kok yang
traveling bawa bayi, bahkan sampai ke luar negeri dengan waktu tempuh yang gak
singkat.
Prema, putra saya, dulu pertama kali naik pesawat di usia 8 bulan. Menempuh penerbangan 3,5 jam Jakarta –
Kendari untuk menghadiri pernikahan adik saya.
Iya sih sempet was- was juga, tapi ternyata aman kok, yang penting
kitanya prepare segala kebutuhan bayi selama dalam perjalanan.
Ma, tak ada yang istimewa kok dengan terbang bersama sikecil. Semuanya
biasa saja, tak perlu terlalu heboh, tak perlu panik meskipun jangan juga
terlalu santai.
Jadi gini, berdasarkan pengalaman pribadi berikut beberapa tips cihuy yang
bisa saya bagi saat terbang bersama bayi :
- Surat Keterangan Dokter
Bebepa maskapai mensyaratkan adanya surat
keterangan dokter ini, sebaiknya siapkan saja, Ma. Jadi, Sebelum membawa bayi terbang,
konsultasikan dulu kondisinya dengan dokter.
Biasanya dokter akan memberikan surat keterangan sehat untuk kebutuhan penerbangan.
- Perlengkapan bayi
Bawa perlengkapan bayi secukupnya untuk
diperjalanan, dalam satu tas khusus yang masuk cabin. Baju ganti, washlap, tissue basah, diapers,
baju hangat, topi, dll. Pengalaman saya
sih, hampir semua perlengkapan itu terpakai.
Pastikan menata semua perlengkapan itu dengan baik dan mudah diambil,
meski bukan oleh kita, ibunya. Khan
biasa tuuh, emak yang packing, pas mau ngambil isinya, bisa jadi nenek, ayah
atau mbak yang nyari dalam tas. Jangan
sampai heboh dan rame hanya gara-gara nyari diaper yang ternyata berada
ditumpukan paling bawah hingga harus mengeluarkan semua isi tas. Lebih baik
kalau membawa tas dengan banyak kantong, sehingga perlengkapan itu bisa
dikelompokkan.
Sebaiknya gantilah diapersnya sesaat
sebelum naik pesawat, agar bayi merasa lebih nyaman.
- Bekal Makanan
Bila anak sudah mulai makan makanan
tambahan, maka siapkan pula bekal makanan. Prema, yang saat berangkat kemarin udah mulai
makan bubur, jadi bekalnya adalah adalah bubur, biskuit bayi, air putih. Dan sebaiknya bawa bekal yang agak lebih,
untuk mengantisipasi penerbangan yang terkadang delay.
- Susu
Bekal selanjutnya yang tak kalah penting
adalah susu plus air hangat tentunya. Bawa
saja dalam termos kecil. Perhatikan
batas maksimum cairan yang boleh masuk cabin, jangan sampai air panas untuk
nyeduh susu ditahan dan berujung ”drama”. Kalau anak minum ASI mah gampang, lha
pabriknya udah bareng-bareng berangkat jadi ndak repot bawa2 botol hehehe. Nah, untuk yang minum Sufor, bawalah beberapa
buah dot (botol susu), sesuaikan dengan jauhnya perjalanan
yang akan ditempuh. Tentu saja susu
sudah harus ditakar dan siap seduh saat dibutuhkan.
- Mainan Bayi
Bawa juga beberapa mainan kesukaan si
bayi. Ini untuk mencegah kejenuhan
sepanjang perjalanan. Pilihlah yang
tidak menimbulkan suara terlalu berisik, agar tidak mengganggu kenyamanan
penumpang lain. Bisa juga berupa buku kain dengan gambar-gambar menarik.
- Amankan Bayi saat take off dan Landing
Nah ini yang penting,
saat pesawat lepas landas dan mendarat, beri sesuatu pada mulutnya agar
terbuka untuk menyeimbangkan tekanan, sehingga dapat mencegah timbulnya
gangguan pada gendang telinganya.
Sebaiknya Susui saat take-off dan landing. Umumnya, bayi
akan merasa tidak nyaman saat pesawat lepas landas dan mendarat, karena adanya
perubahan tekanan udara dalam kabin. Ketidaknyamanan tersebut tidak begitu
dirasakan apabila dia sedang menangis atau menyusu.
Sebagian orang menganjurkan untuk memakai ear plug/kapas, katanya untuk mengurangi
kebisingan pada gendang telinga bayi.
Belum tau sih kebenaran dari teori ini, tapi saat perjalanan
kemaren saya terapkan juga ke Prema, ya
walaupun setiap dipasang, langsung ditarik lagi oleh Prema. Mungkin dia ndak
nyaman hehehe
- Tetap jaga kebersihan
Untuk ibu menyusui : Bawalah breastpad dalam jumlah cukup,
agar baju tidak ternoda oleh ASI yang
bocor atau mengalir tanpa disadari. Selain itu, bawalah bantal kecil atau
selimut bayi untuk alas kepalanya saat menyusui.
Untuk bayi : Usai menyusui atau minum susu dari botol
langsung bersihkan bayi dengan washlap/tissue basah biar gak
belepotan/cemong. Pun demikian, pastikan
kita juga tak membuang sampah tissue/diaper sembarangan. Bungkus diaper dengan baik agar tak
menimbulkan bau yang mengganggu kenyamanan orang lain.
- Tetap tenang dalam segala situasi
Bayi akan menangkap semua sinyal dari
ibu. Jika ibu tenang dan bahagia maka
bayi juga akan seperti itu. Maka ketika
bayi menangis atau rewel, pastikan kita tetap tenang dan tidak panik. Yakinkan diri kita bahwa semua baik-baik
saja. Biasanya bayi akan lebih mudah
ditenangkan jika kita juga nyaman.
Tak perlu sungkan untuk minta maaf atau
sekedar melempar senyum permakluman pada penumpang disekitar kita agar mereka
tak complain jika bayi kita rewel.
- Jangan bepergian seorang diri jika Mama mauk udara
Untuk situasi seperti ini, sebaiknya ada
orang dewasa lain yang menemani. Saya pernah melakukan penerbangan dimana ada
seorang ibu yang membawa bayi. Baru
terbang kurang dari 15 menit, ibu ini mulai terlihat pusing dan pucat. Rupanya dia mabuk. Kasihan sekali, dia hanya
berdua dengan bayinya. Beruntung,
penumpang sebelahnya sigap dan siap membantu.
- Batasan Umur
Tidak ada batasan tertentu, beberapa
literatur dan hasil konsul ke dokter anak menyatakan Bayi usia tiga bulan atau lebih sudah bisa
melakukan penerbangan. Bahkan bayi yang lahir cukup bulan dan tidak memiliki
gangguan jantung dan pernafasan, dapat melakukan penerbangan sejak usia tujuh
hari.
Nah Ma, gimana?
Siap terbang bersama si buah hati?
Happy Traveling yaaaaaa
Semoga liburannya cihuy
0 comments:
Post a Comment