Sunday, April 29, 2018

, , ,

Bersahabat dengan Demam Anak



Sejak kehadiran Prema 8 tahun lalu, saya jadi banyak belajar dan terus mencari referensi tentang tumbuh kembang anak. Memiliki buah hati memang menjadi  sebuah anugerah sekaligus tanggung jawab besar sebagai orang tua.  Memperhatikan tumbuh kembangnya setiap hari menjadi kebahagiaan tersendiri.  Namun ada kalanya kebahagiaan ini sedikit terganggu kala dia demam, bahkan tak jarang menyebabkan kepanikan.

Berkali-kali terserang demam, terutama di masa balita dulu membuat saya mengerti bahwa tidak semua jenis demam yang menimpa anak harus diobati.  Pada dasarnya demam adalah mekanisme alami tubuh melawan infeksi.  Weits… jangan kaget dulu mendengar kata infeksi, itu hanyalah istilah yang menjadi petunjuk bahwa sedang terjadi sesuatu dalam tubuh, baik itu serangan virus, bakteri, kuman atau infeksi lainnya dan sistem kekebalan tubuh anak sedang melakukan tugasnya untuk melawan infeksi itu.  Dalam kondisi ini, otak memberi perintah untuk meningkatkan suhu tubuh guna mengarahkan sel-sel darah putih untuk melawan gangguan yang datang.

Kondisi demam memang seringkali menimbulkan rasa tak nyaman, apalagi jika panasnya tinggi bahkan seringkali membuat anak dehidrasi.  Kalau sudah begini, biasanya Prema saya geber dengan minum air putih yang banyak.  Tak harus sekaligus tapi rutin minimal per 30 menit agar tak sampai mengalami dehidrasi.  Biasanya saya bantu juga dengan air kelapa.

Ciri-ciri Demam Pada Anak


Secara medis, suhu tubuh anak mencapai 37,5 derajat Celsius biasanya sudah dianggap demam.  Suhu tubuh yang semakin meningkat ini secara alami akan menyebabkan bakteri atau virus sulit bertahan dan akan mati dengan sendirinya.  Meski begitu, sebagai orang tua memang tetap harus waspada.

Beberapa penyebab demam antara lain roseola, flu, rotavirus, infeksi telinga, infeksi saluran penafasan atas  (ISPA), radang amandel dll.  Sedangkan kalau dilihat dari kuman penyebabnya, bisa jaadi anak demam karena hal-hal berikut :

Virus

Sebagian besar demam pada anak disebabkan oleh virus. Infeksi virus ini umumnya ditandai dengan demam yang berlanjut pada batuk, pilek, diare dan beberapa gejala klinis lainnya.  Karena disebabkan oleh virus, dengan sistem imunitas tubuh yang baik umumnya akan sembuh sendiri.  Tak perlu minum obat, kecuali karena indikasi medis tertentu

Bakteri

Dibandingkan virus, demam yang disebabkan oleh bakteri lebih jarang ditemui.  Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain pneumonia, infeksi ginjal, meningitis dan infeksi saluran kemih.  Bila indikasi medis menunjukkan gejala ke  arah penyakit-penyakit tersebut, maka diperlukan penanganan yang cepat, tepat dan intens.

Selain virus dan bakteri, ada juga demam tinggi yang disebabkan oleh faktor lain, namun ini sangat jarang terjadi. 

Jangan Panik, Lakukan 8 Hal Ini Untuk Mengatasi Demam


Namanya orang  tua, apalagi pasangan muda yang belum berpengalaman, anak demam tentu saja bikin was-was.  Saya juga dulu begitu, setiap Prema demam bisa dipastikan saya langsung panik dan bingung.  Lama kelamaan saya mulai mengamati gejala-gejala medis yang menyertai demamnya, hingga saya menjadi sedikit lebih tenang.  Untuk urusan obat, sebisa mungkin saya menerapkan RUM (Rational Use of Medicine) pada Prema.  Saya beruntung, dikelilingi banyak kawan dokter yang juga menerapkan RUM.  Jadi, tak sedikit-sedikit langsung minum obat.   Jadi, ini dia yang saya lakukan kala Prema mulai demam :

Cek Suhu Tubuh Anak Secara Teratur

Punya anak, wajib sedia thermometer deh di rumah.  Memeriksa suhu tubuh gak bisa pakai kira-kira sekedar dengan telapak tangan.  Kita harus mengenali tubuh anak, sampai pada suhu berapa kekuatan imunitasnya bertahan, sampai suhu berapa anak masih tetap riang dan nyaman.  Dengan begitu, kita bisa jadi lebih waspada menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi

Jaga Anak Dari Dehidrasi

Saat demam, suhu tubuh anak meningkat, anak jadi kurang nyaman dan malas minum.  Padahal minum adalah salah satu cara untuk menormalkan kembali suhu tubuhnya dan menjaga agar tak dehidrasi.  Selama ini, Prema cukup kooperatif dengan urusan minum saat demam.  Karena semangat ingin sembuh, jadi dia juga rajin mengkonsumsi air putih.  Meski begitu, sebagai orang tua kita juga wajib mengontrol dan meastikan anak minum air dalam jumlah yang cukup.  Bila anak yang demam masih ASI, rehidrasi tetap bisa dilakukan dengan memberi banyak ASI.  Selain membantu menetralkan suhu tubuh, pemberian ASI dan pelukan ibu memberi rasa nyaman juga pada anak.

Berikan Pakaian yang Nyaman

Jaman dulu, saya ingat sekali setiap saya demam, Ibu saya langsung memakaikan pakaian yang tertutup rapat dari atas sampai bawah, bahkan dilengkapi kaus kaki lalu masih ditambah dengan selimut tebal.  Katanya agar cepat berkeringat.  Salah? Err… gak juga sih.  Hanya saja mungkin kurang tepat. Pemakaian pakaian tebal dan tertutup rapat  justru menghambat sirkulasi udara dalam tubuh. Belakangan saya membaca dan berkonsultasi dengan dokter anak, rupanya tak perlu sampai seekstrim itu.  Cukup berikan pakaian yang nyaman dan longgar.  Dengan begitu anak juga akan merasa nyaman. Dalam kondisi tertentu misalnya saat anak merasa gigil kedinginan, bolehlah diberi selimut.



Bersihkan Badannya secara Teratur

“Anak demam gak boleh mandi!” Begitu kata orang tua dulu
Padahal saat demam, tubuh rasanya tak nyaman.  Lepek dan lengket. Agar anak merasa nyaman, boleh kok dimandikan atau sekedar di lap basah dengan air hangat seluruh tubuhnya.  Kita tentu lebih mengenal anak masing-masing.  Saya bahkan seringkali memandikan Prema dari ujung kepala, dengan air hangat.  Setelah itu saya biarkan dia berendam dalam air hangat sembari menyiram-nyramkan air dari kepalanya.  Terapi air, begitu cara ini dikenal.  Dan berdasarkan pengalaman, cara ini cukup efektif membuat demamnya berkurang.  Karena suhu tubuh lebih cepat normal, menyesuaikan dengan suhu air dan lingkungan.  Selain itu Prema juga terlihat menikmati “bermain” air seperti ini.  Secara psikologis, saat hatinya bahagia, imun tubuh bekerja lebih baik melawan kuman penyebab demam.  Ditambah lagi hadirnya rasanyaman karena tubuh menjadi lebih wangi dan bersih.

Berikan Makanan Bergizi

Anak demam biasanya susah makan, mulut terasa pahit.  Meski begitu, usahakan tetap memberi asupan makanan yang bergizi.  Sup ayam cukup efektif untuk ini.  Sajikan sup hangat-hangat dengan aneka sayuran segar berwarna warni.  Kalau Prema, si pecinta brokoli garis keras, tak lupa saya tambahkan potongan brokoli dalam sayurannya.  Wah lahap deh. 

Kompres Dengan Air Hangat

Bila anak cukup tenang dan bersedia istirahat/berbaring, kompres dengan air hangat bisa membantu menurunkan panasnya.  Akan lebih efektif bila kompres dilakukan pada ketiak, leher atau daerah lipatan-lipatan.

Pelukan hangat dan Kasih Sayang

Perhatian, curahan kasih sayang dan kesabaran merawat anak yang sakit adalah obat paling mujarab.  Ketika orang tua tenang dan memberi perhatian, anak akan lebih nyaman dan tidak rewel.  Namanya anak sakit, pastinya dia merasa kurang nyaman ya.  Apalagi jika masih balita, bakalan minta gendong terus menerus deh.  Mau gak mau, orang tua memang harus sabar.



Jangan biarkan Anak beraktivitas fisik yang berat

Selain sebagai penanda adanya “serangan” virus/bakteri atau benda asing lainnya, panas demam juga menjadi isyarat bahwa tubuh perlu istirahat yang cukup.  Dengan begitu sistem imunitas tubuhnya dapat bekerja lebih maksimal sehingga kondisi anak lekas pulih.

Berikan Obat Penurun Panas

Berdasarkan pengalaman pribadi dari mengamati pola demam Prema, biasanya pemberian obat sebisa mungkin saya hindari.  Saya biarkan imunitas tubuhnya bekerja terlebih dahulu menghadapi serangan kuman.  Sembari mengamatai gejala lanjutan panas demam ini, ada batuk pilek atau tidak.  Bila batuk pilek, saya akan jauh lebih tenang karena 90 % penyebabnya virus, yang artinya akan sembuh sendiri, tak perlu obat apalagi antibiotic.  Namun, ada kalanya saya juga memberi obat panas bila panasnya mencapai suhu tinggi, patokan saya sih 39 dercel, Prema mulai tak nyaman istirahat, mengigau atau gejala-gejala lainnya.

Acuan suhu tubuh untuk pemberian obat panas setiap anak berbeda-beda dan pastinya tiap orang tua hafal daya tahan tubuh anak masing-masing.  Silakan konsultasi dengan dokter langganan  termasuk dalam hal mengkonsumsi obat agar takarannya sesuai dengan umur anak.

Pun demikian dalam kondisi tertentu seperti mual, muntah, kejang, ruam dan gejala medis yang mengarah ke situasi emergency lainnya, secepatnya ajak anak ke dokter agar langsung mendapat penanganan yang tepat.

Well, itu dia 8 langkah yang biasanya saya terapkan kalaanak demam.  Intinya jangan panik.  Semakin kita panik, semakin tak bisa berpikir jernih dan rasional.  Secara psikologis ini juga akan berpengaruh pada kondisi anak kita.  Tapi jangan juga terlalu tenang atau cuek.  Tetap perhatikan gejala-gejala medis yang menyertai demam agar kita bisa mengambil keputusan dan  langkah yang tepat.

Selamat menikmati masa-masa menyenangkan mempunya buah hati J


Salam

Arni


Tulisan ini merupakan bagian dari #KEBloggingCollab dari Grup Butet Manurung sebagai respon terhadap post trigger dari kelompok Khofifah Indar Parawansa tulisan Mak Harie Khairiah Emak Blogger dari Aceh di Blog KEB.  Mak Harie sehari-hari menulis di blog http://www.khairiah.com/.



0 comments:

Post a Comment