“Sayaaaaa…….!” Seru Prema setiap kali mengikuti
kegiatan dan ada tawaran untuk maju ke depan, bernyanyi, perform atau sekedar
menjawab pertanyaan
Bahkan
kadang-kadang, baru mendengar kata, “Siapa
yang …,” saja Prema sudah angkat tangan duluan. Pertanyaannya apa, disuruh ngapain aja belum
tau. Mungkin dia berprinsip angkat
tangan aja dulu, maju aja dulu, soal jawaban nantilah mikirnya di depan. Haha
Jujur saja,
kadang saya merasa rasa percaya diri Prema agak overdosis. Gak ada takut
atau mindernya sama sekali, meski bertemu orang baru atau berada di tempat
baru. Entah nurun dari siapa deh, padahal mah emaknya pemalu dan kalem gini
#dilemparbakiakseIndonesiaRaya
Sebagai emak
kekinian, saya beberapa kali membagikan (baca : pamer) foto-foto atau video
Prema dalam posisi tampil di depan publik.
Yang joget-jogetlah, yang nyanyi, baca cerita ataupun aksi-aksi
lainnya. Harap maklum pemirsa, saya
hanya emak-emak yang suka pamer dan berusaha waras dengan bersosialisasi lewat
media sosial. Yak, yang mulai mual-mual
silakan minum obat diare dulu #melet
Dari
postingan-postingan itu, seringkali ada yang komen, “Prema hebat ya berani
tampil,” atau “Wow keren, percaya dirinya tinggi,” dan kalimat-kalimat serupa
lainnya. Tapi yang menarik, beberapa
kawan bertanya pada saya, “Apa sih resepnya membuat anak percaya diri?”
Prema 4 tahun, pertamakali tampil di depan publik mewakili TK dalam lomba celoteh anak |
Huft. Saya garuk-garuk kepala deh kalau udah pada
nanya begini. Karena jujur saja, saya
tak punya resep khusus. Bahkan kami tak
pernah dengan sengaja bertekad ataupun memaksa Prema buat tampil, angkat tangan
dan maju ke depan. Err.. paling ya
kadang saya berbisik aja sih, “Prema berani gak maju seperti kakak itu?”
Berhubung
gak punya trik khusus tapi gak enak hati sama yang suka nanya-nanya, baiklah
saya coba berbagi cara sederhana kami aja ya.
Silakan siapkan cemilan, teh atau kopi buat menyimak dongeng berikut ini
*prok prok prok jadi apa*
Yakinkan bahwa dia bisa
Terkadang
rasa takut salah, merasa gak percaya diri, takut ditertawai dan semacamnya
muncul ketika anak harus tampil atau melakukan sesuatu. Peluk dan bisikkan kepadanya, “kakak/adik
pasti bisa. Yakin deh!” atau yang paling
asyik ajak nyanyi bersama, “Jangan katakan tidak bisa, kalau belum mencoba,”
Nadanya gimana? Ya terserah kreasi masing-masing deh
Buatlah agar
anak selalu berafirmasi positif. Jangan
memikirkan gagal, gagal dan gagal. Tapi
ganti jadi bisa, bisa dan bisa. Ulang
terus hingga semesta mendengar dan mendukung.
Beri motivasi dengan kisah-kisah
inspiratif
Banyak
sekali cerita kesuksesan yang awalnya berasal dari kegagalan, diremehkan, tak
dianggap, dan sebagainya. Namun pada
akhirnya mereka sukses karena semangat pantang menyerah dan selalu bangkit
untuk mencoba.
Prema, dalam salah satu kegiatan di RRI Kota Bogor |
“Ini pas
Ibu lagi ngapain?’ Prema menunjuk salah satu foto di album keluarga kami
“Oh itu pas ibu ikut lomba pidato
tingkat nasional,”
“Menang gak?”
“Menang dong. Waktu itu Ibu juara 3 lho,”
“Prema juga bisa!” katanya penuh
semangat
Ajak
anak-anak menonton atau mendengar cerita tentang kisah-kisah sukses seperti
ini. Lakukan secara rutin. Selain menambah rasa percaya diri dan
keyakinan si kecil, kegiatan ini juga akan mengakrabkan dan menciptakan bonding
yang baik antar sesama anggota keluarga.
Beri semangat saat dia gagal
“Memangnya Ibu pernah jatuh waktu
belajar naik sepeda?”
tanya Prema sembari meringis kesakitan karena jatuh saat mencoba berlatih
sepeda roda dua di umur 5 tahun
“Pernah. Berkali-kali malah. Tapi Ibu gak menyerah. Ibu coba terus sampai akhirnya berhasil,” jawab saya meyakinkan dia
Dan
begitulah. Karena semangatnya tinggi dan
merasa tak sendiri, Prema bangkit lagi, melupakan perihnya kulit dan siap
menggowes pedal sepedanya.
Ayah Bunda
tentunya pernah mengalami kegagalan.
Saya pernah. Rasanya kita semua
pernah, sekecil apapun itu. Tak perlu
malu mengakui kegagalan. Jadikan kisah
kita sebagai contoh kebangkitan setelah gagal.
Anak adalah peniru ulung. Tak
perlu jauh-jauh mencari contoh, melihat kesuksesan Ayah Bundanya saja,
anak-anak pasti akan berbinar.
Mendengar
cerita bahwa orang tuanya juga pernah gagal lalu bangkit lagi, si kecil pasti
akan merasa senasib, lalu termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Beri Apresiasi pada setiap proses dan
hasilnya
Sekedar
pelukan hangat, kalimat pujian, senyuman manis adalah apresiasi terbaik yang
diperoleh si kecil dari orang tuanya. Apapun
hasil yang diperoleh si kecil, tetap berikan apresiasi. Memarahinya atau menunjukkan kekecewaan hanya
akan membuat rasa percaya dirinya down dan bisa berbuntut panjang tak
bersemangat di kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Melatih percaya diri saat les renang |
Memberi kritik dengan cara yang tepat
Oh
sebenarnya saya malu menuliskan ini.
Karena kalau lagi kesel kadang saya juga lepas control hingga mengkritik
dengan pedas atau bahkan memakai nada tinggi melengking. Berubah jadi mak lampir dah pokoknya.
Tapi kalau
lagi bener, kritiknya pakai cara halus kok. Dan biasanya ini lebih mudah
diterima oleh anak-anak. Saat jatuh
misalnya, alih-alih bilang, “matanya kemana sih, batu segede itu aja gak
keliatan!” rasanya lebih enak kalau bilang, “lain kali lebih hati-hati ya,”
Dan satu
lagi, sebaiknya jangan mengkritik anak di depan umum yang akan membuat dia
malu. Boro-boro menerima kritik,
bisa-bisa si kecil malah makin ngambek.
Beri pujian dan pengakuan saat mereka
melakukan kebaikan atau saat mereka benar
Yes.
Kadang gengsi mengalahkan segalanya.
Sering lho kita lupa memuji atau sekedar mengucap terimakasih saat si
kecil melakukan kebaikan, padahal dengan mengucap terimakasih, si kecil akan
merasa dihargai dan menjadi lebih percaya diri untuk berbuat baik lagi.
Pun demikian
saat mereka berargumen. Kadang orang tua
gengsi lho mengakui kalau si kecil benar dan kita yang salah. Kita sering menuntut anak untuk minta maaf
saat salah, tapi lupa mengakui saat mereka benar, bahkan malu mengucap
maaf. Ini akan mengecilkan rasa percaya
dirinya karena merasa sia-sia atau tak dihargai.
Kenali Potensi Anak Kita
Ada anak
yang senang berenang, bernyanyi, melukis, menari, olahrga, bercerita dan lain
sebagainya. Anak tentunya bukan miniatur kita, orang tuanya. Anak adalah pribadi independent yang bebas
menentukan keinginan sesuai minat dan bakatnya.
Tugas kita adalah mengenali potensinya lalu mengarahkannya di jalan yang
tepat.
Tak perlu
memaksa anak les ini itu demi ambisi orang tuanya. Rasa terpaksa menjalani semua itu hanya akan
melunturkan rasa percaya dirinya.
Jadilah orang tua bijak yang menghargai keinginan anak.
Biarkan dia
mengikuti kegiatan yang menyenangkan.
Prema, suka sekali kegiatan outdoor.
Pokoknya semua yang berbau alam dan petualangan pasti membuatnya
bahagia. Jadi, tak ada alasan takut kotor, panas atau lelah yang dapat
menghambat pengembangan potensinya.
Prema dalam salah satu kegiatan alam |
****
Huft gak
terasa panjang juga dongengnya.
Menuliskan ini sekaligus sebagai pengingat diri sendiri. Saya bukan ibu sempurna. Saya juga bukan Ibu yang selalu tersenyum
manis sepanjang hari dengan stock sabar yang berlipat ganda. Saya sering keluar tanduk juga. Saya sering melengking nyaring juga. Dan saya sering bersikap keras pada Prema.
Menuliskan
ini, menjadi pengingat agar saya tak sekedar berteori. Karena menjadi orang tua, menjadi ibu adalah
belajar sepanjang masa, di sekolah kehidupan bernama anak, bernama keluarga.
Terimakasih
kepada yang sudah bertanya di beberapa postingan lalu ya. Semoga bermanfaat.
Salam
Arni
Tulisan ini merupakan post respon dari Grup #KEBloggingCollab Butet Manurung terhadap tulisan Mak Merry Meirida di website KEB tentang melatih dan menyikapi anak kidal. Mak Merry merupakan pemilik Blog http://www.meirida.my.id Ibu satu anak yang menyukai K-Drama.
wah terimakasih mba, aku sedang belajar melatih rasa PD pada anak. karena anakku memiliki tanda lahir besar di wajahnya. sebagai orang tua ada ketakutan nanti anak menjadi korban bully, jadi mumpung masih balita ingin melatih sejak dini. hehe
ReplyDeleteSama-sama mbak semoga bermanfaat
DeleteOu sepertinya saya harus menambah satu lagi ya point di tulisan ini, tentang kondisi fisik yang membuat gak PD
Yang penting buktikan dengan prestasi, kebaikan hati, sikap dan laku :)
Kaaak, thanks sharingnya.
ReplyDeletenoted semua.
huaaa moga anak-anakku jg bisa PD kayak Kakak Prema :)
Sama-sama say
DeleteSemoga bermanfaat ya
Saya (dan Prema) juga masih harus banyak belajar
Noted Mbk... Bisa aku praktekin ke Juna
ReplyDeleteSip. Semangat ya Juna
DeleteSemua anak pasti bisa percaya diri kok
Punya anak jd belajar lebih banyak ya mbak hehe
ReplyDeleteKarena merekalah guru kehidupan yang sesungguhnya
DeleteYooo niru emake lhaaaaaaa =))
ReplyDeleteIni aku PR buat Maxy soal rasa PD, kalau Dema kyke lbh PD buat maju.
Btw Prema itu les renang dimana mbak?
Apa loooo?
DeleteEmaknya mah kalem hahahaha
Les renang di deket sini kok. Maxy mau ikutan?
Wah mba... Tips yang sangat berharga. Modal buat orang tua macam saya yang anaknya baru akan masuk YK ini
ReplyDeleteSemangat bang
DeletePercaya diri itu bisa dilatih kok
Anakku ga pedean. Tapi bapaknya dan aku dulu pas kecil juga begitu.potensinya lebih di belakang layar benernya, tapi aku gemes PGN dia berani di depan umum. Gimana ya baiknya?
ReplyDeleteTerus saja dilatih, diberi kesempatan
DeletePaling enak sih kalau dia melihat contoh. Bisa dari orang tuanya atau dari teman-teman yang dia sukai/idolakan