“Ibu harus transfusi
darah dulu, agar efek bleedingnya gak makin parah!” kata dokter kandungan
saat saya konsultasi malam itu
Deg. Jujur aja saya kaget. Gak nyangka sama sekali kalau Hb
saya drop sampai harus mendapat tambahan sejumlah darah. Bukan apa-apa, bleeding seperti ini adalah yang kesekian
kalinya saya alami. Dengan riwayat
kondisi hormon yang memang gak stabil sejak jaman dulu kala, masalah ini
berulang dan terus berulang, entah sampai kapan #nyesek
Sebenarnya ini juga bukan pertamakali saya menerima donor
darah. Pernah sekali saat menjalani
laparoscopy untuk mengangkat kista endometriosis yang membandel dalam ovarium,
tapi itu khan memang sayanya operasi, jadi yo wajar harus siap darah buat jaga-jaga. Nah kali ini kondisinya beda,
saya (merasa) baik-baik saja. Masih bisa
memotoran kesana kemari setiap hari, meski memang kadang agak keliyengan sih,
namanya juga pendarahan gak brenti-brenti selama hampir sebulan ya, tapi tetap
saja “vonis” dokter itu bikin saya shock.
Continue reading Proses Panjang Perjalanan Darah ; Dari Donor Hingga Transfusi