“Kalau saja tahun 2020 ini adalah aplikasi, rasanya sudah saya uninstall saja. Terlalu banyak sedih dan duka di tahun ini”
Rangkaian kalimat di atas bukanlah sekedar ucapan atau tarian jemari biasa. Saya bersungguh-sungguh. Entahlah, saya merasa tahun ini begitu berat. Bahkan sejak awal tahun. Rasanya kami terus menerus mendapat ujian.
Iya. Saya tahu. Tak pantas untuk mengeluh ditengah sekian banyak berkah. Tak boleh menuntut setelah sekian banyak kebaikan. Saya tak bermaksud kurang bersyukur. Saya tak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, apalagi menyalahkan Tuhan. Tidak. Saya hanya ingin mengeluarkan sesak di dada yang begitu menghimpit.
Rasanya belum kering air mata ketika 22 Februari 2020 pukul 7 pagi, Kabar duka itu datang. Meruntuhkan duniaku. Menggelapkan semua. Rasanya hati saya hancur lebur. Tak mampu bergerak bahkan sekedar mengangkat kaki untuk melangkah. Bapak pergi. Untuk selamanya.