“Prema, udah malam. Bobo yuk,”
“Oke. Tapi bacain cerita dulu ya,”
Dialog semacam ini udah seperti
memutar kaset rekaman berkali-kali deh.
Hampir setiap hari, tanpa bosan, Cah bagus saya meminta dibacain cerita
sebelum tidur. Kalau lagi rajin ya kami
pakai buku, kalau lagi pengen cepet ya cerita seadanya. Ngarang bebas. Yang penting bercerita. Yang bercerita bisa siapa saja. Ayah, Ibu atau Prema, atau lebih seru lagi
sambung menyambung cerita sesuai imajinasi masing-masing.
Banyak yang bilang bahwa sel-sel
kelabu otak kita akan menyimpan setiap memori yang dimasukkan kedalamnya. Sel-sel ini bekerja layaknya sebuah wadah
yang menampung segala kiriman, ide, gagasan dan imajinasi. Bila kita memasukkan cerita yang penuh
amarah, dendam, kebencian dan sejenisnya, maka otak akan menyimpannya dan suatu
hari akan menumpahkannya dalam bentuk yang sama. Sebaliknya jika kita memasukkan kisah yang
baik, penuh cinta, persahabatan, perdamaian, kerukunan, maka otak juga akan
memprosesnya lalu menghadirkannya dalam perilaku sehari-hari.
Kebiasaan membaca dan bercerita bisa
jadi menjadi sesuatu yang langka ditengah gempuran teknologi saat ini. Tak bisa dipungkiri, gambar bergerak dalam
gadget menarik perhatian anak-anak lebih banyak daripada gambar statis dalam
buku. Masih ditambah dengan suara dan
warna-warna cerahnya. Menonton dan
memainkan gadget terasa jauh lebih mudah karena otak tak perlu bekerja keras
memprosesnya dan menterjemahkannya.
Tinggal nonton. Gak pakai repot.
Bahkan kadang tak perlu didampingi. Anak
anteng. Emak tenang. Dan ikutan main gadget #ups
Berbeda dengan membaca buku atau
mendengarkan cerita. Ada imajinasi yang
melayang, menembus ruang pikir dan bebas menginterpretasi. Ada mimpi yang mewujud dan menyajikan banyak carita
dalam ruang pikir. Dan semua ini butuh ‘kerja
otak’ dan tentu saja sedikit waktu (plus kerepotan) orang dewasa untuk
mendampinginya.
Jadi ya memang, mencintai buku-buku, melatih daya imajinasi dan menjaga mimpi perlu kebersamaan. Karena itu, mendongeng bukan saja sekedar pengantar tidur tapi juga mempererat hubungan orang tua dan anak. Menguatkan bonding. Dan tentunya mengalirkan cinta
Jadi ya memang, mencintai buku-buku, melatih daya imajinasi dan menjaga mimpi perlu kebersamaan. Karena itu, mendongeng bukan saja sekedar pengantar tidur tapi juga mempererat hubungan orang tua dan anak. Menguatkan bonding. Dan tentunya mengalirkan cinta
Baca juga : Di balik Layar GelaranFDII 2017
1 Menit Untuk Berbagi Cerita Baik
Ayo Dongeng Indonesia (AyoDI) yang
sudah memulai kiprahnya sebagai penjaga mimpi anak-anak sejak sekian tahun yang
lalu mengajak kita semua untuk mengkampanyekan tantangan #berbagiceritabaik
yaitu membawakan dongeng 1 menit via instagram yang berisi pesan-pesan
kebaikan, pesan cinta dan harmoni yang kelak akan menjadi memori indah bagi
anak-anak, tersimpan dalam benak lalu berkembang menjadi pikir, ucap dan laku
yang baik di kemudian hari.
AyoDI percaya bahwa semakin banyak
anak-anak terpapar cerita baik, maka memorinya akan semakin terpenuhi oleh
kebaikan. Tak ada tempat untuk iri,
dengki, marah, dendam, sakit hati dan derivasinya. Karena ide dan pikiran itu menular dan bisa
mempengaruhi orang lain, maka alangkah baiknya jika kebaikanlah yang kita
tularkan.
Anak-anak yang murni perlu
mendengarkan cerita-cerita baik, agar kelak hanya kebaikanlah yang mengisi
hatinya.
AyoDI juga mengajak ayah, bunda,
kakak, adik, Oom, tante dan semuanya untuk mengikuti kampanye ini. Posting
video 1 menitmu di intagram, beri tagar
#berbagiceritabaik dan mention @ayodongeng-ind.
Atau, jika ingin mendengarkan
cerita-cerita baik dari kakak-kakak pendongeng AyoDI, silakan cari di media
sosial dengan tagar yang sama #berbagiceritabaik
Baca juga : Ngulik Dongeng bersamaKDKH
![]() |
Lihatlah binar ceria di mata-mata mungil ini. Begitu menghangatkan hati |
Ngobrol dengan Kakak Pendongeng, Yuk!
Sejak awal kampanye ini berlangsung,
saya hampir tidak melewatkan satu dongengpun.
Setiap ada yang baru langsung deh nonton dan dengar berdua dengan Cah
Bagus. “Bu, udah ada cerita baru belum?” menjadi pertanyaan rutinnya setiap
siang sepulang sekolah. Lalu kami
mendengarkan bersama-sama sebelum Prema tidur siang.
Mengenal AyoDI sejak 2015, Prema punya
beberapa pendongeng favorit. Kalau
emaknya, jangan ditanya deh, semuanya favorit.
Kakak pendongeng di AYoDI ini keren-keren semua. Berkarakter dan masing-masing punya cirri khas
yang unik dan menarik. Saya suka
semuanya.
Sudah lama saya ingin ngobrol-ngobrol
dengan kakak pendongeng AyoDI. Err…
sebenarnya ngobrol sembari belajar dan “mencuri” ilmu dongeng sih. Meski sebenanrnya bercerita juga menjadi
bagian aktivitas di kelas saat mengajar,
tapi tetap saja saya masih harus banyak belajar agar naik kelas. Ada 4 kakak yang saya wawancarai kali
ini. Kenapa empat? Gak ada alasan khusus
sih, tapi lebih karena Prema paling hafal sama 4 kakak kece ini dan semuanya perempuan. Saya sebut mereka Kartini
masa kini. Penjaga mimpi dan pelukis
senyum di wajah anak-anak. Lagian kalau
banyak-banyak nanti jempol saya pegal ngetiknya hahaha.
Saya mengajukan beberapa pertanyaan
yang sama kepada keempatnya. Mereka adalah
kak Rika (KR), Kak Bonchie (KB), Kak Nia
(KN) dan kak Bie (KBi). Kita mulai
saja ya
Sejak Kapan mulai mendongeng?
KR : Aku mulai mendongeng sejak 1997. Waktu itu mengajar matematika ke anak2 SMP. Kok
mereka susah banget ngertinya. Akhirnya aku ubah cara mengajarnya dengan pakai
dongeng. Ternyata mereka jadi jauh lebih
menangkap. Lalu ikut kuliah bacaan anak di jurusan perpustakaan UI.. Sejak ini ga berenti mendongeng sampai sekarang.
Walau sempat ga aktif mendongeng di luar rumah, tapi tiap hari selalu
mendongeng utk anak2.
Sejak 2014 aktif mendongeng bersama
Ayodi dan KDKH.
KB :
Mulai mendongeng sih dr kecil sudah
sering terlibat untuk bercerita. Tapi mulai mendongeng untuk anak² ketika aku
menjadi pengelola taman bacaan masyarakat sekitar tahun 2010
KN : Sejak punya anak. hehehe
Belum lama banget sih, cuma pas punya anak jadi kepikiran kalo banyak menghabiskan waktu sama anak lewat dongeng dan buku sepertinya menyenangkan. Akhirnya mulai deh tertarik untuk mendongeng ke anak sendiri. Tapi kalau berani mendongeng di depan anak-anak banyak ya baru intens hampir 2 tahun belakangan ini.
Belum lama banget sih, cuma pas punya anak jadi kepikiran kalo banyak menghabiskan waktu sama anak lewat dongeng dan buku sepertinya menyenangkan. Akhirnya mulai deh tertarik untuk mendongeng ke anak sendiri. Tapi kalau berani mendongeng di depan anak-anak banyak ya baru intens hampir 2 tahun belakangan ini.
KBi : Aku mulai dongeng di depan umum tahun 2016, belajar sama AyoDI. Kalau dongeng di depan keponakan, dari dia lahir hahaha, tahun 2013. Kalau dongeng di depan keluarga, dari kecil. Waktu SD aku pernah belajar dongeng waktu ayahku bikin Pekan Dongeng Nusantara bersama Dancow dan pendongeng bernama Kak Wes. Tetapi terus hilang karena aku beralih ke medium bercerita yang lain, jadi belajar ulang deh. Aku terinspirasi sekali sama Kak Aio, Kak Budi, Kak Rika dan Kak Bonchie, karena mereka mengajarkan mendongeng yang sederhana, manusiawi dan tulus. Karena sebetulnya aku grogi kalau mesti di depan orang banyak. Tapi aku terlalu suka sama cerita, jadi kalau deg-degan, biasanya ingat mereka, terus groginya hilang
![]() |
Kak Rika yang selalu tampil all out |
Kenapa jatuh cinta pada dunia dongeng
KR : Jatuh cinta
pada dongeng karena efek dongeng itu luar biasa. Anak jadi imajinatif, kosa
katanya banyak. Bisa mengajari mereka tanpa menggurui. Pengetahuannya juga jadi
sangat luas. Selain itu mengajarkan
mereka utk terbiasa bercerita dan mengeluarkan pendapat. Jadi mempermudah kerja sebagai ibu.
KB : Ungkapan
kasih sayang yang paling indah adalah ketika kita bisa berbagi. Cara paling mudah untuk berbagi? Bisa dengan
bercerita. Mendongeng. Menanamkan cinta
lewat dunia cerita. Aku hanya ingin
hidupku memberi kebermanfaatan untuk orang lain.
KN : Karena menyenangkan. Karena banyak hal
baik dan positif yang aku dapat dari dongeng. Bagian ini sejujurnya sulit
diungkapkan dengan kata-kata, perasaan yang mungkin hanya bisa dirasakan dalam
hati.
KBi : Karena ayah dan bundoku selalu kasih
aku buku sejak kecil dan ayahku banyak kenal pendongeng dulu. Jadi aku besar
dengan cerita
![]() |
Kak Bonchie yang jago bernyanyi dan selalu ceria |
Darimana ide cerita untuk mendongeng
KR : Idenya dari
mana mana. Aku sendiri sudah banyak bank cerita. Tapi nggak menutup kemungkinan
untuk browsing, ambil ide spontan. Karena memang sekarang jadi profesional
Storyteller, aku harus punya banyak cerita, supaya audience ga bosen. Walaupun audiencenya selalu berubah
KB : Mendengar. Sebagai
pencerita, kita juga harus jadi pendengar. Dengan banyak mendengar, banyak ide
juga yg bs didapat. Cerita² orang bisa jadi ide. Atau melihat. Apa yang dilihat
jg bisa jadi cerita. Juga, membaca.
KN : Ide cerita dari
buku-buku cerita anak. Nah ini berkaitan sekali sih dengan kegemaran aku
ngumpulin buku cerita untu anak, akhirnya jadi bermanfaat buat aku juga. Selain
bisa untuk membacakan ke anak, bisa juga untuk dongeng ke anak lain. Selain
itu, sumber idenya juga bisa dari kehidupan sehari-hari sama anakku.
KBi : Kalau cerita yang aku tulis sendiri,
aku dapat ide dari hal-hal yang aku suka dan melihat sekitarku, biasanya karena
baca berita. Kalau cerita adaptasi, biasanya dari buku.
![]() |
Kak Nia yang lembut dan keibuan |
Pengalaman paling berkesan saat mendongeng
KR : Pengalaman
yang berkesan adalah melihat binar mata dan senyuman audience. Itu bayaran luar biasa.
Apa lagi kalau setelah mendongeng,. Ada yang menghampiri
dan memeluk "terimakasih dongengnya, kak Rika. Saya bahagia sekali hari
ini"
Melting.....
KB : Semuanya sangat berkesan. Karena setiap
bercerita aku seperti mendapat energi lebih ketika melihat binar mata dan tawa
para penikmat dongeng.
Paling berkesan tentunya pengalaman di taman topi. Karena
sudah 5 tahun lebih aku rutin mendongeng disana. Aku punya keluarga baru, adik²
yang setia menemuiku setiap bulannya. (Dan kalau taman topi benar² tutup, itu
akan jadi kenangan)
KN : Banyak banget
pengalaman berkesan yang aku alami saat mendongeng. Tapi ada satu hal yang
membuatku selalu terkenang, saat dongeng di Yayasan Elsafan untuk anak-anak
tunanetra. Respon mereka luar biasa, bener-bener membuat aku jadi makin
semangat dan termotivasi untuk selalu mendongeng. Apalagi saat itu aku ajak mereka
nyanyi sebuah lagu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Eh sekali dengar
mereka langsung bisa terus malah ada satu anak yang ngiringin pake keyboard
KBi : Pengalaman paling berkesan saat
mendongeng Setiap dongeng sama Nia, aku suka sekali. Karena kami klik cepat
sekali dan sama-sama responsif terhadap satu sama lain dan setiap waktu, mulai
dari persiapan sampai dongeng selesai, kami sangat menikmatinya
![]() |
Kak Bie yang sangat ekspresif |
Pendapat tentang berbagi cerita baik
KR : Berbagi cerita baik adalah
kampanye agar orang tua, guru dan kakak kakak relawan selalu bercerita yang
baik, mengajarkan toleransi, berempati. Cerita2 seperti ini harus lebih banyak
dipaparkan ke anak daripada berita2 ttg permusuhan, amarah,
teror dll. Sehingga anak akan
terbiasa untuk berbuat baik, bukan
sebaliknya
KB :
Hal baik walau sekecil apapun jika dilakukan bersama-sama, tentu bisa menjadi
sesuatu yang besar. Walaupun hanya dongeng 1 menit, tapi kalau banyak orang
yang melakukan tentunya akan sangat menyenangkan.
Semakin banyak cerita baik yang
dibagi, semakin banyak cinta yang kita beri. Dan semakin banyak cinta serta
kebaikan yang akan tertanam.
KN : Pertama tau ada
kampanye #BerbagiCeritaBaik langsung semangat pingin ikutan. Rasanya hatiku
hangat sekali, aku girang sendiri, aku bikin videonya dengan senang hati. Yang
pasti kampanye ini baik sekali, mengajak semua pihak untuk berperan langsung
berbagi cerita baik kepada anak-anak di tengah banyaknya kondisi dan berita
negatif saat ini. Membantu beberapa orang tua juga yang kebingungan mau
bercerita apa kepada anak-anaknya. Harapannya, semoga kampanye
#BerbagiCeritaBaik ini terus berlanjut dan semakin banuak yang mau ikut.
KBi : Ini kampanye penting buatku. Karena sedih
sekali melihat dunia saat ini. Aku semangat sekali ikutan dan semoga bisa
membantu untuk membuat setidaknya sedikit orang tersenyum.
******
Luar biasa ya. Betapa mulianya semangat kakak-kakak ini
untuk menciptakan rekah senyum dan gelak tawa kebahagiaan buat adik-adik. Buat saya pribadi, kampanye
#berbagiceritabaik via media sosial ini sangat menarik. Media sosial memang seperti pedang bermata
dua. Bila salah digunakan, maka arahnya
akan negatif. Tapi bila dimanfaatkan
dengan baik dan bijak, maka akan memberi inspirasi dan mendatangkan kebaikan. Ayo jaga selalu mimpi dan imajinasi anak-anak
kita. Luangkan waktu 1 menit saja, lakukan
rutin, dan lihatlah keajaiban yang terjadi kelak.
Karena itu, sekecil apapun langkah
yang bisa kita ambil, lakukan saja.
Selama diniatkan untuk kebaikan, jalan akan terbuka dan hati akan
terketuk. Manfaatkan media sosial ke arah positif. Semoga semesta mendukung
langkah kecil ini. Laksana sapu, jika
hanya berdiri sendiri tak akan kuat, tapi jika berkumpul dan bersatu, maka dia
mampu membersihkan segala sampah.
Karena saya percaya,
kebaikan bisa datang dari mana saja. Agama boleh berbeda,
bahasa boleh tak sama, latar belakang budaya boleh beragam, pandangan politik
boleh bersebrangan. Tapi kita bisa
berjalan di atas jembatan yang sama yaitu jembatan kemanusiaan dan cinta. Agar tercipta harmoni, yang membawa
perdamaian.
Jadi,
sudahkah kamu berbagi cerita baik hari ini?
Salam
Arni
Arni
Note : Semua foto diambil dari instagram @ayodongeng_ind
0 comments:
Post a Comment