Sunday, February 27, 2022

,

Menuju Bahagia dengan Self Love

 


Halo semua…

Bagaimana konsep kebahagiaan yang teman-teman impikan? Bergelimang harta, sukses dalam karir, berpendidikan tinggi, atau seperti apa?

Bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tentram, bebas segala sesuatu yang menyusahkan. Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketentraman hidup lahir dan batin yang meliputi keberuntungan dan kemujuran yang bersifat lahir dan batin.

Kita semua pasti ingin bahagia. Seberapapun sempurna dan beruntungnya hidup yang kita miliki, tanpa rasa bahagia dalam hati semua itu gak akan ada gunanya. Masalahnya, kita terkadang salah dalam mendefinisikan bahagia itu sendiri. Alhasil, kita pun gagal merasa bahagia seutuhnya.

Padahal katanya sebenarnya bahagia itu sederhana. Bahagia itu kita yang mencipta.  Lihat saja anak-anak yang bisa dengan mudahnya merasa bahagia hanya karena diberi sebuah permen. Itu artinya, semakin sederhana kita mengartikan sebuah kebahagiaan, semakin mudah pula kita merasa bahagia. Lalu bagaimana menjalani kehidupan agar merasakan kebahagiaan? Selain faktor eksternal, kunci bahagia yang palin penting adalah dari dalam diri sendiri, yaitu self love.  Ini yang saya pelajari dari sesi bincang malam bersama mbak Artha Julie Nava dalam “Selflove Online Class” yang diselenggarakan oleh komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) pada hari Rabu, 23 Februari 2022.

Tentang Self Love

Self Love atau mencintai diri sendiri adalah sikap memahami diri dan menerima apa adanya lalu mensyukuri setiap bagian diri kita. Baik kelebihan maupun kekurangan mendapatkan porsi sama dalam hati dan pikiran. Memiliki kelebihan bukan untuk menjadikan sombong, pun memiliki kekurangan tak menjadikan kita minder. Pada prinsipnya, Self Love dapat terwujud jika kita :

1.   Mengerti tentang diri sendiriSetiap kita terlahir dengan minat, bakat, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ketika kita bisa mengenali dan menerimanya, maka kita juga bisa mencintai diri apa adanya

2. Memperlakukan diri sendiri seperti kita memperlakukan orang lain Semua orang pasti bahagia jika diperlakukan dengan baik oleh orang lain. Ada kalanya kita merasa terus menerus dituntut untuk membahagiakan orang lain lantas menempatkan diri kita di posisi tertekan, terpaksa hingga lupa bahwa kita juga berhak bahagia. Karena itu, selayaknya kita memberi kesempatan bahagia untuk diri sendiri seperti kita membahagiakan orang lain.



3. Menerima seluruh pengalaman hidup (baik dan buruk) tanpa syarat. Sepanjang hidup kita menghadapi banyak peristiwa baik yang menyenangkan maupun mengecewakan. Baik suka maupun duka. Melapangkan hati menerima setiap peristiwa tanpa reaksi berlebihan akan membuat kita lebih lega dan tak terbebani.

 

4. Proaktif

Bersikap proaktif juga menjadi salah satu indikator self love. Dengan proaktif, kita menjadi lebih percaya dan memiliki keyakinan pada kemampuan diri sendiri.


5. Mindset positif

Positif thinking adalah kalimat yang cukup sering kita dengar. Mudah diucapkan, tapi tak mudah diterapkan. Meski begitu, sikap ini bisa dilatih dan jika dilakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan dan mengawali diri kita untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

 

Demi Bahagia, Self Love Itu Penting


Banyak orang yang menjadi tak bahagia yang tanpa sadar sebenarnya disebabkan oleh diri sendiri. Selalu memandang diri penuh kekurangan dan tak bisa sejajar dengan orang lain, selalu memandang rendah dan menempatkan diri di balik kesuksesan orang lain dan segala derivasinya yang berujung pada sikap minder, tak percaya diri, cemas dan takut. Mengapa ini terjadi? Menurut mbak Julie, fenomena ini umum terjadi karena adanya :

Tuntutan Sosial

Hidup di tengah masyarakat yang majemuk dengan segala sudut pandang, pendapat dan karakternya terkadang membuat kita ikut terbawa harus. Ketika ukuran cantik adalah tinggi, langsing, dan putih, membuat banya perempuan menjadi tergoda pada macam-macam kosmetik, krim wajah hingga operasi demi menjadi cantik sebagaimana pandangan umum di sekitarnya.  Ini tak sehat tentunya. Kita terlahir dengan gen, DNA hingga ras yang berbeda yang masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Memaksanya menjadi seragam adalah tindakan yang kurang bersyukur dan membuat kita menjadi tertekan.

 

Ketidakseimbangan Hidup

Dulu pernah ada istilah ABS (Asal Bos Senang). Mungkin teman-teman masih ingat istilah ini. Karena ini, banyak orang yang matia-matian melakukan sesuatu demi menyenangkan orang lain meski dengan cara-cara yang tidak wajar dan di luar kemampuan. Belum lagi ditambah rasa bersalah jika tak mampu melakukannya. Akibatnya, menjadi lupa bahwa diri sendiri juga perlu dibuat senang dan bahagia. Bahwa kita juga perlu mengurus diri sendiri. Mengucapkan terimakasih atas pencapaian kita, pun meminta maaf pada diri sendiri ketika kita membuat diri bekerja terlalu keras hingga lupa memberi ruang pada diri untuk beristirahat atau berekreasi.

 

Penolakan Pada Diri Sendiri

Dalam beberapa kasus, beberapa orang terjebak pada sikap menghakimi diri sendiri ketika terjadi peristiwa yang mengecewakan. Tak jarang juga muncul rasa yang kurang sempurna, membandingkan diri dengan orang lain, terjebak pada peristiwa masa lalu yang menyakitkan sehingga membatasi diri untuk maju dan menjadi lebih baik.




Karena ketiga hal inilah, maka self love sangat penting untuk dilakukan. Dalam sesi malam itu, mbak Julie membagikan worksheet pada seluruh peserta yang dapat diisi sesuai dengan kondisi yang kita alami. Beberapa pertanyaan penting dalam workshhet antara lain :

Apa yang Kusukai dari Diriku?

Apa yang Membuatku Bahagia, Gembira, atau Tertawa?

Apa yang Membuatku Berduka, Kuatir, atau Marah?

Apa Pencapaian /Prestasi yang Kuanggap Paling Berkesan Buatku?

Seperti Apa Tantangan yang Kuhadapi Saat Itu?

Bagaimana Caraku Menghadapi Tantangan Tersebut Hingga Sukses Mengatasinya?

Apa SATU HAL /KEBIASAAN yang Ingin Aku Perbaiki?

Apa Hambatan yang Mungkin Muncul, dan Bagaimana Caraku Mengatasinya?

Apa Hadiah yang Akan Kuberikan pada Diriku Sendiri Jika Sukses Menerapkan Kebiasaan Baru Minimal Seminggu?

Pertanyaan-pertanyaan itu tampak sederhana. Tapi percayalah, tak mudah saat mengisinya. Saya bahkan bertanya-tanya pada diri sendiri dan berpikir keras setiap kali mencoba menjawab satu pertanyaan. Lalu menjadi ragu, sepertinya saya tak cukup mengenal diri sendiri. Menuliskan apa yang benar-benar saya sukai saja bingung. Apalagi pertanyaan lainnya. Duuuuh… Ini benar-benar PR besar buat saya agar lebih kenal diri sendiri sehingga bisa menerapkan self love.

Bagaimana menerapkan self love?

Ada tiga cara agar kita bisa menerapakn self love yaitu mengerti, menerima dan melakukan. Dengan tiga tahapan ini, kita bisa semakin mengenal diri sendiri. Mungkin bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas terlebih dahulu. Bisa jadi, jika kita sudah sampai pada titik menjawab dengan mudah dan tanpa keraguan, berarti tahap mengerti dan menerima diri apa adanya dapat tercapai yang artinya bibit-bibit self love mulai tumbuh. Selanjutnya adalah menjadikannya kebiasaan.



Penerapannyapun tak bisa dilakukan dan berhasil secara instan. Mie instan yang katanya praktis itupun untuk sampai terhidang di piring tak bisa benar-benar instan khan? Semua harus dilakukan secara bertahap dan perlahan. Bisa dimulai dari hal-hal kecil. Misalnya memberi hadiah pada diri sendiri untuk pencapaian yang paling sederhana. Bisa bangun lebih pagi misalnya. Atau berhasil menahan diri untuk tak belanja online. Tak tergoda melihat panggilan discount yang melambai-lambai dan berbagai pencapaian sederhana lainnya. Awali dengan konsisten melakukannya seminggu terlebih dahulu, lalu tambahkan 2 hari, 90 hari dst yang lama kelamaan menjadi kebiasaan dan otomatis kita lakukan.

Self Love, Bagian dari Sikap Semeleh

Teman-teman yang baik, mari kembali pada pertanyaan pembuka dalam tulisan ini. Seberapa menerimakah kita akan hidup yang kita jalani? Sudah bahagiakah kita?

Ada sebuah sikap yang menjadi teladan dari para tetua kita sejak dulu yaitu sareh, sumeh, semeleh. Jika diartikan kata per kata sareh berarti  tenang, sumeh itu artinya tersenyum dan semeleh berarti pasrah. Dengan kata lain, maknanya secara lengkap menjadi “Dalam menghadapi segala sesuatu tetaplah sabar, tenang, tersenyum dan pasrah serta percaya kepada rencana Tuhan dalam setiap kehidupan”.

Foto dari IG IIDN

Komunitas IIDN menghadirkan semeleh dalam buku cantik bertajuk sama dengan menghadirkan banyak kisah luar biasa dari para penulis yang tergabung dalam IIDN.  Dalam Semeleh ini, self love menjadi salah satu pilihan hidup yang dianjurkan untuk bahagia.

Nah teman-teman, jika kalian merasa kurang bahagia, beban hidup teramat berat, masalah terus menghimpit, bisa jadi teman-teman perlu bersikap semelah agar bisa mengerti dan menerima diri sendiri. Ikuti sesi diskusi dan curhat online yang diselenggarakan IIDN ini yuk! Setiap bulan akan dilakukan dengan tema berbeda, sesuai isi buku Semeleh.

Karena bahagia itu tak melulu soal harta dan prestasi luar biasa. Bahagia bisa kita ciptakan dari diri sendiri. Mari berbahagia.

 

Salam

Arni

 

0 comments:

Post a Comment