Tuesday, May 22, 2018

, , , , ,

Berbagi Cerita Baik dalam Kisah 1 Menit



“Prema, udah malam. Bobo yuk,”

“Oke. Tapi bacain cerita dulu ya,”

Dialog semacam ini udah seperti memutar kaset rekaman berkali-kali deh.  Hampir setiap hari, tanpa bosan, Cah bagus saya meminta dibacain cerita sebelum tidur.  Kalau lagi rajin ya kami pakai buku, kalau lagi pengen cepet ya cerita seadanya.  Ngarang bebas.  Yang penting bercerita.  Yang bercerita bisa siapa saja.  Ayah, Ibu atau Prema, atau lebih seru lagi sambung menyambung cerita sesuai imajinasi masing-masing.

Banyak yang bilang bahwa sel-sel kelabu otak kita akan menyimpan setiap memori yang dimasukkan kedalamnya.  Sel-sel ini bekerja layaknya sebuah wadah yang menampung segala kiriman, ide, gagasan dan imajinasi.  Bila kita memasukkan cerita yang penuh amarah, dendam, kebencian dan sejenisnya, maka otak akan menyimpannya dan suatu hari akan menumpahkannya dalam bentuk yang sama.  Sebaliknya jika kita memasukkan kisah yang baik, penuh cinta, persahabatan, perdamaian, kerukunan, maka otak juga akan memprosesnya lalu menghadirkannya dalam perilaku sehari-hari.

Kebiasaan membaca dan bercerita bisa jadi menjadi sesuatu yang langka ditengah gempuran teknologi saat ini.  Tak bisa dipungkiri, gambar bergerak dalam gadget menarik perhatian anak-anak lebih banyak daripada gambar statis dalam buku.  Masih ditambah dengan suara dan warna-warna cerahnya.  Menonton dan memainkan gadget terasa jauh lebih mudah karena otak tak perlu bekerja keras memprosesnya dan menterjemahkannya.  Tinggal nonton.  Gak pakai repot. Bahkan kadang tak perlu didampingi.  Anak anteng.  Emak tenang.  Dan ikutan main gadget #ups

Berbeda dengan membaca buku atau mendengarkan cerita.  Ada imajinasi yang melayang, menembus ruang pikir dan bebas menginterpretasi.  Ada mimpi yang mewujud dan menyajikan banyak carita dalam ruang pikir.  Dan semua ini butuh ‘kerja otak’ dan tentu saja sedikit waktu (plus kerepotan) orang dewasa untuk mendampinginya.

Jadi ya memang, mencintai buku-buku, melatih daya imajinasi dan menjaga mimpi perlu kebersamaan.  Karena itu, mendongeng bukan saja sekedar pengantar tidur tapi juga mempererat hubungan orang tua dan anak.  Menguatkan bonding.  Dan tentunya mengalirkan cinta


1 Menit Untuk Berbagi Cerita Baik


Ayo Dongeng Indonesia (AyoDI) yang sudah memulai kiprahnya sebagai penjaga mimpi anak-anak sejak sekian tahun yang lalu mengajak kita semua untuk mengkampanyekan tantangan #berbagiceritabaik yaitu membawakan dongeng 1 menit via instagram yang berisi pesan-pesan kebaikan, pesan cinta dan harmoni yang kelak akan menjadi memori indah bagi anak-anak, tersimpan dalam benak lalu berkembang menjadi pikir, ucap dan laku yang baik di kemudian hari.

AyoDI percaya bahwa semakin banyak anak-anak terpapar cerita baik, maka memorinya akan semakin terpenuhi oleh kebaikan.  Tak ada tempat untuk iri, dengki, marah, dendam, sakit hati dan derivasinya.  Karena ide dan pikiran itu menular dan bisa mempengaruhi orang lain, maka alangkah baiknya jika kebaikanlah yang kita tularkan.

Anak-anak yang murni perlu mendengarkan cerita-cerita baik, agar kelak hanya kebaikanlah yang mengisi hatinya.

AyoDI juga mengajak ayah, bunda, kakak, adik, Oom, tante dan semuanya untuk mengikuti kampanye ini. Posting video 1 menitmu di intagram,  beri tagar #berbagiceritabaik dan mention @ayodongeng-ind.  Atau, jika ingin  mendengarkan cerita-cerita baik dari kakak-kakak pendongeng AyoDI, silakan cari di media sosial dengan tagar yang sama #berbagiceritabaik


Lihatlah binar ceria di mata-mata mungil ini.  Begitu menghangatkan hati

Ngobrol dengan Kakak Pendongeng, Yuk!

Sejak awal kampanye ini berlangsung, saya hampir tidak melewatkan satu dongengpun.  Setiap ada yang baru langsung deh nonton dan dengar berdua dengan Cah Bagus.  Bu, udah ada cerita baru belum?” menjadi pertanyaan rutinnya setiap siang sepulang sekolah.  Lalu kami mendengarkan bersama-sama sebelum Prema tidur siang.

Mengenal AyoDI sejak 2015, Prema punya beberapa pendongeng favorit.  Kalau emaknya, jangan ditanya deh, semuanya favorit.  Kakak pendongeng di AYoDI ini keren-keren semua.  Berkarakter dan masing-masing punya cirri khas yang unik dan menarik.  Saya suka semuanya. 

Sudah lama saya ingin ngobrol-ngobrol dengan kakak pendongeng AyoDI.  Err… sebenarnya ngobrol sembari belajar dan “mencuri” ilmu dongeng sih.  Meski sebenanrnya bercerita juga menjadi bagian aktivitas di kelas  saat mengajar, tapi tetap saja saya masih harus banyak belajar agar naik kelas.  Ada 4 kakak yang saya wawancarai kali ini.  Kenapa empat? Gak ada alasan khusus sih, tapi lebih karena Prema paling hafal sama 4 kakak kece ini dan  semuanya perempuan. Saya sebut mereka Kartini masa kini.  Penjaga mimpi dan pelukis senyum di wajah anak-anak.  Lagian kalau banyak-banyak nanti jempol saya pegal ngetiknya hahaha.

Saya mengajukan beberapa pertanyaan yang sama kepada keempatnya. Mereka adalah kak Rika (KR), Kak Bonchie (KB),  Kak Nia (KN) dan kak Bie (KBi).  Kita mulai saja ya

Sejak Kapan mulai mendongeng?

KR :  Aku mulai mendongeng sejak 1997.  Waktu itu mengajar matematika ke anak2 SMP. Kok mereka susah banget ngertinya. Akhirnya aku ubah cara mengajarnya dengan pakai dongeng.  Ternyata mereka jadi jauh lebih menangkap. Lalu ikut kuliah bacaan anak di jurusan perpustakaan UI..  Sejak ini ga berenti mendongeng sampai sekarang. Walau sempat ga aktif mendongeng di luar rumah, tapi tiap hari selalu mendongeng utk anak2.
Sejak 2014 aktif mendongeng bersama Ayodi dan KDKH.

KB :  Mulai mendongeng sih dr kecil sudah sering terlibat untuk bercerita. Tapi mulai mendongeng untuk anak² ketika aku menjadi pengelola taman bacaan masyarakat sekitar tahun 2010

KN : Sejak punya anak. hehehe
Belum lama banget sih, cuma pas punya anak jadi kepikiran kalo banyak menghabiskan waktu sama anak lewat dongeng dan buku sepertinya menyenangkan. Akhirnya mulai deh tertarik untuk mendongeng ke anak sendiri. Tapi kalau berani mendongeng di depan anak-anak banyak ya baru intens hampir 2 tahun belakangan ini.

KBi : Aku mulai dongeng di depan umum tahun 2016, belajar sama AyoDI. Kalau dongeng di depan keponakan, dari dia lahir hahaha, tahun 2013. Kalau dongeng di depan keluarga, dari kecil. Waktu SD aku pernah belajar dongeng waktu ayahku bikin Pekan Dongeng Nusantara bersama Dancow dan pendongeng bernama Kak Wes. Tetapi terus hilang karena aku beralih ke medium bercerita yang lain, jadi belajar ulang deh. Aku terinspirasi sekali sama Kak Aio, Kak Budi, Kak Rika dan Kak Bonchie, karena mereka mengajarkan mendongeng yang sederhana, manusiawi dan tulus. Karena sebetulnya aku grogi kalau mesti di depan orang banyak. Tapi aku terlalu suka sama cerita, jadi kalau deg-degan, biasanya ingat mereka, terus groginya hilang

Kak Rika yang selalu tampil all out

Kenapa jatuh cinta pada dunia dongeng

KR : Jatuh cinta pada dongeng karena efek dongeng itu luar biasa. Anak jadi imajinatif, kosa katanya banyak. Bisa mengajari mereka tanpa menggurui. Pengetahuannya juga jadi sangat luas.  Selain itu mengajarkan mereka utk terbiasa bercerita dan mengeluarkan pendapat.  Jadi mempermudah kerja sebagai ibu.

KB : Ungkapan kasih sayang yang paling indah adalah ketika kita bisa berbagi.  Cara paling mudah untuk berbagi? Bisa dengan bercerita. Mendongeng.  Menanamkan cinta lewat dunia cerita.  Aku hanya ingin hidupku memberi kebermanfaatan untuk orang lain.

KN :  Karena menyenangkan. Karena banyak hal baik dan positif yang aku dapat dari dongeng. Bagian ini sejujurnya sulit diungkapkan dengan kata-kata, perasaan yang mungkin hanya bisa dirasakan dalam hati.

KBi : Karena ayah dan bundoku selalu kasih aku buku sejak kecil dan ayahku banyak kenal pendongeng dulu. Jadi aku besar dengan cerita

Kak Bonchie yang jago bernyanyi dan selalu ceria

Darimana ide cerita untuk mendongeng

KR : Idenya dari mana mana. Aku sendiri sudah banyak bank cerita. Tapi nggak menutup kemungkinan untuk browsing, ambil ide spontan. Karena memang sekarang jadi profesional Storyteller,  aku  harus punya banyak cerita,  supaya audience ga bosen.  Walaupun audiencenya selalu berubah

KB : Mendengar. Sebagai pencerita, kita juga harus jadi pendengar. Dengan banyak mendengar, banyak ide juga yg bs didapat. Cerita² orang bisa jadi ide. Atau melihat. Apa yang dilihat jg bisa jadi cerita.  Juga, membaca.

KN : Ide cerita dari buku-buku cerita anak. Nah ini berkaitan sekali sih dengan kegemaran aku ngumpulin buku cerita untu anak, akhirnya jadi bermanfaat buat aku juga. Selain bisa untuk membacakan ke anak, bisa juga untuk dongeng ke anak lain. Selain itu, sumber idenya juga bisa dari kehidupan sehari-hari sama anakku.

KBi : Kalau cerita yang aku tulis sendiri, aku dapat ide dari hal-hal yang aku suka dan melihat sekitarku, biasanya karena baca berita. Kalau cerita adaptasi, biasanya dari buku.

Kak Nia yang lembut dan keibuan

Pengalaman paling berkesan saat mendongeng

KR : Pengalaman yang berkesan adalah melihat binar mata dan senyuman audience.  Itu bayaran luar biasa.
Apa lagi kalau setelah mendongeng,. Ada yang menghampiri dan memeluk "terimakasih dongengnya, kak Rika. Saya bahagia sekali hari ini"
Melting.....

KB :  Semuanya sangat berkesan. Karena setiap bercerita aku seperti mendapat energi lebih ketika melihat binar mata dan tawa para penikmat dongeng.
Paling berkesan tentunya pengalaman di taman topi. Karena sudah 5 tahun lebih aku rutin mendongeng disana. Aku punya keluarga baru, adik² yang setia menemuiku setiap bulannya. (Dan kalau taman topi benar² tutup, itu akan jadi kenangan)

KN : Banyak banget pengalaman berkesan yang aku alami saat mendongeng. Tapi ada satu hal yang membuatku selalu terkenang, saat dongeng di Yayasan Elsafan untuk anak-anak tunanetra. Respon mereka luar biasa, bener-bener membuat aku jadi makin semangat dan termotivasi untuk selalu mendongeng. Apalagi saat itu aku ajak mereka nyanyi sebuah lagu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Eh sekali dengar mereka langsung bisa terus malah ada satu anak yang ngiringin pake keyboard

KBi : Pengalaman paling berkesan saat mendongeng Setiap dongeng sama Nia, aku suka sekali. Karena kami klik cepat sekali dan sama-sama responsif terhadap satu sama lain dan setiap waktu, mulai dari persiapan sampai dongeng selesai, kami sangat menikmatinya

Kak Bie yang sangat ekspresif

Pendapat tentang berbagi cerita baik

KR : Berbagi cerita baik adalah kampanye agar orang tua, guru dan kakak kakak relawan selalu bercerita yang baik, mengajarkan toleransi, berempati. Cerita2 seperti ini harus lebih banyak dipaparkan ke anak daripada berita2 ttg permusuhan,  amarah,  teror dll.  Sehingga anak akan terbiasa untuk berbuat baik,  bukan sebaliknya

KB : Hal baik walau sekecil apapun jika dilakukan bersama-sama, tentu bisa menjadi sesuatu yang besar. Walaupun hanya dongeng 1 menit, tapi kalau banyak orang yang melakukan tentunya akan sangat menyenangkan.
Semakin banyak cerita baik yang dibagi, semakin banyak cinta yang kita beri. Dan semakin banyak cinta serta kebaikan yang akan tertanam.

KN : Pertama tau ada kampanye #BerbagiCeritaBaik langsung semangat pingin ikutan. Rasanya hatiku hangat sekali, aku girang sendiri, aku bikin videonya dengan senang hati. Yang pasti kampanye ini baik sekali, mengajak semua pihak untuk berperan langsung berbagi cerita baik kepada anak-anak di tengah banyaknya kondisi dan berita negatif saat ini. Membantu beberapa orang tua juga yang kebingungan mau bercerita apa kepada anak-anaknya. Harapannya, semoga kampanye #BerbagiCeritaBaik ini terus berlanjut dan semakin banuak yang mau ikut.

KBi : Ini kampanye penting buatku. Karena sedih sekali melihat dunia saat ini. Aku semangat sekali ikutan dan semoga bisa membantu untuk membuat setidaknya sedikit orang tersenyum.

******

Luar biasa ya.  Betapa mulianya semangat kakak-kakak ini untuk menciptakan rekah senyum dan gelak tawa kebahagiaan buat adik-adik.  Buat saya pribadi, kampanye #berbagiceritabaik via media sosial ini sangat menarik.  Media sosial memang seperti pedang bermata dua.  Bila salah digunakan, maka arahnya akan negatif.  Tapi bila dimanfaatkan dengan baik dan bijak, maka akan memberi inspirasi dan mendatangkan kebaikan.  Ayo jaga selalu mimpi dan imajinasi anak-anak kita.  Luangkan waktu 1 menit saja, lakukan rutin, dan lihatlah keajaiban yang terjadi kelak.

Karena itu, sekecil apapun langkah yang bisa kita ambil, lakukan saja.  Selama diniatkan untuk kebaikan, jalan akan terbuka dan hati akan terketuk. Manfaatkan media sosial ke arah positif. Semoga semesta mendukung langkah kecil ini.  Laksana sapu, jika hanya berdiri sendiri tak akan kuat, tapi jika berkumpul dan bersatu, maka dia mampu membersihkan segala sampah.



Karena saya percaya, kebaikan bisa datang dari mana saja.  Agama boleh berbeda, bahasa boleh tak sama, latar belakang budaya boleh beragam, pandangan politik boleh bersebrangan.  Tapi kita bisa berjalan di atas jembatan yang sama yaitu jembatan kemanusiaan dan cinta.  Agar tercipta harmoni, yang membawa perdamaian.

Jadi, sudahkah kamu berbagi cerita baik hari ini?

Salam 

Arni


Note : Semua foto diambil dari instagram @ayodongeng_ind



0 comments:

Post a Comment