Halo Mak, jumpa lagi dengan emak cihuy disini, dengan sebuah
cerita cihuy tentang kisah kasih di sekolah rumah tangga.
Ibu rumah tangga.
Sebuah tugas sekaligus pilihan yang diambil oleh sebagian perempuan. Ada yang berada di posisi ini karena “terpaksa” dan tak ada pilihan lain,
ada yang memang memilih secara sadar, karena berbagai alasan tentunya. Apapun itu, ibu rumah tangga adalah “profesi”
yang hadir melengkapi keluarga dan bukan untuk dibandingkan dengan profesi
lainnya, seperti dokter, wanita karir dan lain-lain. Masing-masing adalah aktivitas yang memiliki
kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Sekali lagi, tidak untuk dibandingkan.
Kembali ke judul, benarkah menjadi ibu rumah tangga itu tak
ada istirahatnya? Mari coba kita telisik, ibu rumah tangga itu ngapain aja sih
dirumah? Sependek yang saya tahu, selama hampir 5 tahun memutuskan resign dari
rutinitas kantor pagi hingga malam, pekerjaan ibu rumah tangga itu ya beberes
rumah (nyapu, ngepel, ngelap-ngelap, nyuci, nyetrika dst), memasak, mengurus
keuangan rumah tangga, dan seterusnya yang mana semua pekerjaan ini memang tak
ada habisnya.
Memasak misalnya, akan berlanjut dari pagi hingga
malam. Kecuali memang masaknya sekali
saja dopagi hari, untuk dimakan di tiga waktu ; pagi, siang dan malam. Tapi biasanya tak begitu khan. Belum lagi kalau masing-masing anggota
keluarga punya selera berbeda. Ditambah
kalau punya bayi yang harus makan bubur. Gak kelar-kelar deh di dapur ya,
mak. Ini juga masih harus berlanjut
dengan mencuci perabotan bekas masak, membersihkan dapur dan seterusnya. Pun
masih ditambah dengan makan berulang yang artinya akan berulang pula ada piring
kotor dan teman-temannya. Duuuh… baru
urusan makanan saja, saya sudah menghabiskan berapa kata tuh buat ngetiknya
hehehe.
Bagaimana dengan pekerjaan yang lain? Hmm… kalau
dideskripsikan satu persatu bisa panjang ini.
Karena memang serasa tak ada habisnya…..
Jadi kapan dong istirahatnya, Mak?
Mak, bagaimana kalau kita ubah sudut pandangnya. Buat mak sekalian, mandiin anak, main bareng, bacain buku
cerita, ngelonin bobo siang, nemenin nonton TV, nyuapin makan dan seterusnya
yang berhubungan dengan beraktivitas bersama anak , itu pekerjaan rumah tangga
bukan?
Kalau buat saya (ini benar-benar sangat pribadi ya, Mak) itu
semua bukan pekerjaan. Itu adalah
hiburan, rekreasi, refreshing. Lha wong
saat main bareng, saya khan juga main.
Saya tertawa bersama, bahagia bersama.
Saat bacain buku cerita, saya juga dapat bahagianya. Apalagi saat nemenin nonton, lha itu juga
hiburan buat saya, meskipun iya sih, tayangannya gak sesuai selera
emak-emak. Tapi (jujur) saya menikmati
kok nonton Sofia the first, Upin Ipin, Elena of Avalor, Jack and the Neverland
Pirates atau bahkan ikutan menari-nari ala Hi5.
Dan saya bahagia. Jadi itu bukan kerjaan, itu hiburan.
Main bareng cah bagus adalah momen dimana saya beristirahat dari pekerjaan rutin rumah tangga |
Sampai disini, saya kemudian mendapatkan sebuah ide (minimal buat saya) bahwa semua berawal dari sudut pandang. Karena kemudian saya merasakan, saya mendapat
banyak (bonus) kesempatan untuk istirahat lho.
Apalagi saat cah bagus sudah mulai libur sekolah seperti ini, makin
banyak aja istirahat saya.
Sedang masak,
cah bagus bangun tidur, nyamperin emak.
Memeluk, cium pipi, ngajak
ngobrol, harus didengerin dan disahutin.
Kadang saya malah sampai matiin kompor sejenak demi dengerin
ocehannya. Istirahat deh masaknya
Lagi nyuci, cah
bagus minta makan. Tinggalin cucian,
ambilin makan, temenin cah bagus maem kadang sambil nyuapin. Istirahat deh nyucinya
Cucian piring
numpuk. Cah bagus minta ditemenin
sepedaan atau nyusun lego. Ya
dadah-dadah manja aja deh sama piring.
Intirahat dulu nyupirnya.
Lagi nyapu
ngepel. Cah bagus ngotot pengen
bantuin. Mbuh hasilnya gimana, tapi khan
emak jadi istirahat sejenak to.
Lagi nyetrika,
cah bagus ke toilet. Meski udah bisa
bersihin sendiri kadang tetap harus diawasi.
Istirahat dulu nyetrikanya.
Lagi nulis
artikel. Cah bagus pengen bobo siang,
minta ditemenin, bacain cerita pengantar tidur.
Matiin laptop, taro HP. Ikutan baring. Kadang-kadang malah ikut ketiduran. Yippie… istirahat lagi deh hahaha.
Lagi
makan. Cah bagus minta ditemenin
nonton. Yuhuuu emak makan sambil nonton,
lumayan dapat hiburan. Makan itu istirahat juga to dari kerjaan rumah tangga.
Daaaaan…. Masih banyak istirahat-istirahat lainnya. Coba deh, mana ada orang kantoran bisa bobo
siang, nonton TV, baca buku cerita, ngemil-ngemil, ngewarung, ngobrol sama
tetangga dan seterusnya. Jadi, kata siapa ibu rumah tangga gak ada
istirahatnya?
Menemaninya belajar juga jadi saat saya "istirahat" |
Ya memang sih, kerjaannya gak kelar-kelar. Namanya kerjaan rumah tangga khan memang gak
ada habisnya. Tapi ya gituuuu…. Emak dapat kok istirahat ya. Mari ubah
sudut pandang kita, Jadikan masa-masa
menemani anak itu sebagai refreshing buat diri.
Karena masa itu tak akan terulang, kelak saat dia beranjak remaja
lalu dewasa, tak aka nada yang merengek dan menggelendot manja, kita akan
merindukan masa-masa itu. Sementara
disisi lain pekerjaan rumah tangga itu akan terus ada dan berulang, lagi dan lagi.
Mau Istirahat lebih, Ini Caranya
“Ruang yang selalu tertata rapi dan bersih namanya ruang
pameran bukan rumah”
Di sudut sana ada lego tergeletak. Disudut lainnya mobil-mobilan atau boneka
tampak menghiasi. Menginjak lantai yang
baru saja dipel, kok yo ngeres dan lengket ya.
Aih ternyata ananda baru saja menumpahkan remah-remah cemilan dan
tetesan susu. Oh tidaaaaak!!!
Saya bukan tipe ibu yang super sabar dan bisa memaklumi
kondisi rumah laksana kayak kapal pecah yang baru saja menabrak karang. Saya sama kok dengan emak-emak lain diluar
sana yang pengen punya rumah rapi, bersih dan kinclong. Anak yang anteng dan wangi plus sopan. Apa daya cah bagus ini tipe anak yang super
pecicilan. Adaaaa aja yang
dilakukannya. Main bola, main sepatu
roda bahkan main sepeda kadang dilakukannya di dalam rumah. Ini juga jadi alasan kuat kami tak membeli
aneka perabotan seperti sofa dan sejenisnya.
Tak ada yang namanya pernak pernik cantik yang kalau jatuh krompyang
jadi butiran dan bikin nyesek emak karena mikirin harganya.
Saya justru termasuk emak galak. Galak dalam arti tegas lho ya. Bukan yang demen mukul atau melakukan kekerasan
fisik lainnya. Sebisa mungkin hindari
itu ya, Mak. Nah, untuk urusan main
(apapun) di dalam rumah saya menerapkan 2 aturan utama :
1 1.
Hanya boleh main 1 permainan dalam satu
waktu. Bila ingin main permainan yang
lain, bereskan dulu yang awal, baru ambil mainan selanjutnya. Misalnya main lego, lantas ingin main sepeda,
ya beresin dulu legonya baru boleh nyentuh sepeda
2 2.
Setiap kali habis bermain, semua mainan harus
kembali ke tempat semula. Sesuai wadah
sebelumnya. Fyi, Setiap mainan Prema
sudah dikelompokkan di wadah-wadah berbeda sesuai jenisnya. Jadi saat akan memainkan kembali, gak ada
acara ngambek atau bingung mencari mainan itu
Berhasil?
Sejauh ini, saya katakan 80% berhasil. Ini juga sekaligus melatih disiplin buat
anak. Bukan hanya untuk mainan, juga
berlaku pada buku-buku bacaan, pakaian kotor dan seterusnya. Dengan begini anak anak lebih teratur dan
belajar bertanggung jawab atas miliknya sendiri. Bonusnya, emak gak perlu nambah panjang
daftar kerjaan rumah tangga dengan membereskan mainan anak. Karena itu jadi bagian tugas ananda, bukan
tugas emaknya. Kita hanya
ngingetin. Dan emak dapat deh istirahat
Pernah gagal?
Pernah dong. Ada kalanya
anak gak mood untuk membereskan mainan, sehingga minta dibantuin emak. Dalam kasus Prema, paling sering terjadi
ketika kami kedatangan tamu yang membawa anak kecil, lantas main bareng bersama
Prema. Nah, kalau sudah begini, biasanya
mainan yang keluar pasti lebih dari satu macam.
Setelahnya, tamu pulang, mainan masih berantakan, Prema ngambek deh karena merasa tak memainkan
semuanya tapi kebagian beresin semuanya.
Iya deh, kali ini emak dan kadang-kadang Ayah ikut turun tangan.
Sejak kapan diterapkan?
Untuk Prema, saya sudah menerapkan ini sejak masih piyik
banget. Mungkin sekitar umur 2 atau 3
tahun deh. Awalnya ya kami lakukan
bersama, bisa dilakukan sambil bermain kok.
Pura-pura bikin perlombaan, lombanya memasukkan mainan dalam wadah. Pemenangnya dapat hadiah, tak harus hadiah
mahal, sekedar peluk cium, sekotak susu, cemilan, tepuk tangan, ucapan
terimakasih, pujian dan seterusnya sudah bikin anak senang. Kedepannya dia akan terbiasa melakukan tanpa
perlu iming-iming hadiah.
Sampai sekarang Prema terbiasa merapikan sendiri tempat tidurnya |
Biarkan juga anak-anak kita membantu pekerjaan rumah
tangga. Ya meskipun memang jadinya agak
ngerecokin, tapi jangan liat berantakannya, lihatlah kelak dia akan tumbuh
sebagai anak yang ringan tangan membantu.
Mencuci piring, mengambilkan air, menyalakan/mematikan lampu,
membuka/menutup gorden, merapikan tempat
tidur, melipat pakaian, membantu membawa
barang belanjaan dan masih banyak pekerjaan lain yang bisa jadi awal
yang baik untuk mengajak si kecil terlibat dalam pekerjaan rumah tangga.
Jadi Mak, balik lagi
ini soal sudut pandang. Nikmati saja
peran kita sebagai ibu rumah tangga.
Lakukan semua dengan cinta dan cintai semua yang kita lakukan #selftalk
#selfreminder.
Semangaaaaat!
Wah mantap jiwa ini. Beneran di rumah sendirian Mak cuma sama anak-anak? Kalau dari sudut pandang saya, yang berat itu adalah nggak ada teman ngobrol nya. Suami plg malam, ortu mertua beda kota, sodara jauh, kalo tetangga menggosip mending ga dong ya. Buat perempuan yg harus mengeluarkan 15ribu kata perhari lmyn berat misal hanya ngomong sama bocah, hehe. Bawaannya jadi senewen malahan. Ya tiap orang beda2 sih ya tipenya, tapi mmg enaknya bisa boci (kalo anak juga boci), bisa masak bareng anak, bikin kue bareng, berenang bareng di hari krja (sepi deh) dan sebagainya
ReplyDeleteAk berdua doang sama Prema mbak. Suami juga pulang malam. Mertua di Bali, Orang tua di Kendari. Jadi ya memang hari2 hanya berdua. Tapi Prema ini tipe yang demen ngobrol jadi kami seru-seru aja saat berduaan hehehe
DeleteBagus banget mbak aturannya,memang kalo habis main harus dikembalikan ke tempatnya biar emaknya nggak rempong beresin lagi.
ReplyDeleteIya. Dan ini sebaiknya dibiasakan sejak kecil
DeleteJadi anak juga belajar bertanggung jawab sama miliknya
Sesekali boleh kok bolong atau dibantu, sembari dibilangin bahwa ini gak sering-sering :)
Aku juga menerapkan ini ke anakku. :D
ReplyDeleteToss
DeleteJadinya anak-anak bertanggung jawab sama miliknya
aku kok susah ya nerapin ix i permainan. si bungsu senngnya masih main ini itu jadinya berantakan banget. paling aku ngatasinnya dengan ngebiarin dia main sampe selesai, sesudah itu saat aku mau beresin aku minta dia bantuin..
ReplyDeletePelan-pelan mak Zata
DeleteSembari dibantuin sembari diingetin aja
Nanti lama-lama juga biasa
Pelajaran buat aku kalo udah berumah tangga nanti <3
ReplyDeleteAseeeeek.
DeletePAs jadi emak itu pejarannya banyak banget dah
Salut aku sama Mbak Arni yang bisa lihat dari sudut pandang yang berbeda sehingga pekerjaan RT yang ga ada habisnya itu terasa sebagai hiburan.
ReplyDeleteAku kalo libur itu juga jadi BRT dan tau banget capeknya kayak gimana he4
Iya Wan. kalau gak mindsetnya yang diubah bisa stress aku liat kerjaan gak kelar2. Tapi memang khan aku resign demi anak, jadi tetap dia prioritas, bukan bagian dari kerjaan RT apalagi sampai jadi beban
DeleteNah, itu kalau Maxy udah bisa diperintah balikin mainan ke wadahnya. Dema yg msh ogah diperintah.
ReplyDeleteTapi ada kalanya Maxy juga ikut2an Dema, jd ahire emake turun tangan beresin maina sambil menggerutu hahaha :P
Hahaha makin sering melihat contoh dari Maxy, pasti nanti Dema juga bisa deh. Semangaaaat
DeleteNgantor ggbisa tidur siang, benerr bangetttt
ReplyDeleteHahahaha bener mak
DeleteKalau dirumah pas ngelonin bocah kadang emaknya ketiduran duluan
sama mba aku juga terapin aturan klo mau main ambil yang mau dimainin tdk semua diberantakin klo sudah selesai simpan lagi krn akunmikir ininjuga melatih rasa tanggungjawab anak smg anak2 kita sehat n tumbuh berkembang dg habit yg baik y mba
ReplyDeleteIya mbak
DeleteSelain jadi lebih teratur dan disiplin, anak2 jadi lebih bertanggung jawab pada miliknya sendiri
Anakku juga mulai kubiasakan membereskan mainan sendiri. :) Soalnya biar si anak tanggung jawab dan nggak manja. Dan dia jadi lebih disiplin
ReplyDeleteBener mbak
DeleteAnak yang dibiasakan membantu sejak kecil, kelak akan lebih mandiri dan gak tergantung pada orang lain
Huum, mb
ReplyDeleteNerapin soal aturan bermain ini aq jg masih srg gagal2
Jatuh bangun kalau mau dikasi lagu wkwkwk
Ahahaha sambil nyanyi aja jadi makin berasa penghayatannya
DeleteRumahku cuma bisa rapi 10 menit. Anak2ku gak bisa liat rumah rapi. Wkwkwk..
ReplyDeleteLumayanlah mbak 10 menit
DeleteSetidaknya pernah terlihat rapi hahahaha