Tuesday, June 20, 2017

Kepada Bapak, Pemberi Cinta Tanpa Kata Cinta


Hari ini, setahun yang lalu, saya dan beberapa kawan-kawan hebat meluncurkan sebuah persembahan atas nama cinta untuk sosok paling kokoh dalam keluarga.  Bapak, Ayah, Papa atau apapun sebutannya.  Saya bahagia sekali saat melontarkan ide ini lantas disambut dengan semangat oleh kawan-kawan hebat di grup WA.  Grup dimana kami bertukar pikiran, yang bahkan banyak diantara kami belum pernah bertemu muka sekalipun.  Tapi sudah menjadikan kami begitu dekat selayaknya sahabat.

Bulan Juni, selalu terasa istimewa buat saya.  Di sana, di sebuah kota kecil bernama Kendari, seorang Bapak, pensiunan PNS yang sangat sederhana, berulang tahun.  Syukur tiada henti saya panjatkan pada Sang Maha Pencipta, karena Bapak masih diberi umur panjang berbonus kesehatan yang menjadikan Bapak masih kuat beraktifitas fisik di usia yang tak lagi muda. Jelang 70 tahun.

Awal Juni lalu, saya mendapat paket dari Uni Dian Onasis, penulis cerita anak dan kisah-kisah inspiratif sebagai hadiah Give Away yang diadakan uni Dian beberapa bulan sebelumnya.  Salah satu isinya adalah buku manis bertajuk “Berdamai Dengan Ayah”.  Sungguh, saya merasa ini bukanlah kebetulan.  Semesta mengatur agar buku ini saya baca di bulan Juni, seolah ingin mengingatkan saya bahwa pada bulan ini Bapak berulang tahun.  Adalah saat yang tepat untuk melangitkan doa-doa terbaik.  Meskipun sebenarnya untuk berdoa dan mendoakan bisa kapan saja, setiap saat, setiap waktu.  Tapi saat mendapat bonus pertambahan usia dan kesehatan, rasanya tak pantas jika kita lupa mengucap syukur pada Yang Kuasa.


Saat membuka sampulnya, yang pertama saya lirik adalah waktu terbitnya.  Dan saya tertegun.  Juni 2016.  Bulan yang sama saat launching buku bertema serupa yang saya sebutkan di atas, antologi saya berkolaborasi dengan kawan-kawan hebat, bertajuk “Bapak Prasasti Cinta Sepanjang Usia”
Tentunya bukan sebuah kebetulan, pada saat yang sama, ide yang sama dari beberapa kepala, dari para penulis beken (kecuali saya yang masih tertatih mencari peluang di bidang ini) melahirkan goresan bertema sama.  Tentang cinta.  Tentang kenangan.  Di lokasi berbeda kami menulis sekaligus mengenang sebagian kisah bersama Bapak.  Dua buku ini lahir di bulan Juni.  Mengingatkan saya pada Bapak, sosok yang selalu memberi cinta tanpa banyak berkata cinta.


Bapak memang tak pernah mengungkapkan cinta lewat kata-kata.  Jangan berharap akan ada kalimat, “Bapak sayang kamu,” atau “Bapak cinta kamu,” keluar dari mulutnya.  Tak ada.  Tapi tatapan matanya mengisyaratkan itu.  Saat kami sakit, raut sedih tak dapat disembunyikan dari wajahnya.  Saat kami pulang dengan prestasi, aura bahagia dan bangga juga terpancar indah diwajahnya, meski responnya hanya berupa senyum, itupun disembunyikan dibalik wajah kerasnya.

Ada satu buku lagi yang membuat saya banyak berpikir tentang relasi Ayah dan Anak.  Sebuah buku fiksi karya mbak Carolina Ratri, bertajuk “Pulang”.  Rasanya tetap bukan kebetulan karena saya baru sempat membacanya di bulan Juni, setelah sebelumnya menghiasi rak buku sejak akhir April.  Dan kok yo pas banget, kisahnya tentang pertentangan batin seorang anak untuk mengais cinta untuk sang ayah di dalam hatinya.  Cerita yang mengharu biru dan membuat saya tertegun di beberapa halaman.  


Bapak sosok yang keras buat saya (dan adik).  Beliau memang bukan contoh sempurna Bapak yang penuh perhatian dan lembut hati.  Bentakan, hardikan bahkan kadang disertai “sentuhan fisik” turut mewarnai masa kecil saya.  Meski begitu, kami semua sadar betul, ini adalah tempaan.  Ketika kami tak nyaman dengannya, disana sebuah janji terbersit, kelak saat menjadi orang tua, kami (saya dan adik) tak boleh melakukan hal yang sama. 

Kini, Bapak telah menginjak usia senja.  Tapi secara fisik Bapak masih terlihat gagah dan kuat.  Jauh lebih gagah dibanding kawan-kawan seangkatannya.  Mungkin ini terbentuk dari kebiasaan Bapak yang memang rutin berkebun, kegiatan yang tentunya membentuk badan menjadi lebih sehat secara jasmani. Mencangkul, menanam, memanen sayur dan buah-buahan di kebun kami, semua dilakukan sendiri oleh Bapak. Ou,  khusus memanen mah, ibu dan kami semua sering terlibat hahaha.  Ini membuat kami semua melangitkan syukur yang luar biasa. 

Ah Bapak, menuliskan ini membuat hatiku gerimis.  Sudah sekian tahun, tak pernah bisa mencium tangan atau memeluk secara langsung untuk mengucapkan selamat ulang tahun.  Sudah sekian tahun, tak turut serta dalam doa bersama dalam keluarga yang jadi ritual wajib setiap ada anggota keluarga yang berulang tahun.  Sukah sekian tahun, hanya bisa mengucap selamat dan menyampaikan maaf via telefon.  Sedih, tapi apa daya.  Nasib anak rantau.  Maaf ya, Pak.

Bisa mendengar suara bapak, tawa renyah khas yang selalu kami rindukan, ledekan-ledakan unik yang selalu Bapak lontarkan untuk Prema, cukup membalut luka di hati karena tak bisa bersama di sana.  Meski tak menyembuhkan tapi setidaknya mengurangi rasa sakit.  Terimakasih Pak, untuk 38 tahun kehidupanku yang didalamnya mengalir doa penuh cinta dari Bapak.  Terimakasih Pak, untuk semua waktu dan kasih sayang yang menyelimuti kami.

Selamat Ulang Tahun
Peluk Cium dari Bogor


38 comments:

  1. Selamat ulang tahun untuk bapaknya Mbak Arni :)
    Semoga selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dan kebahagiaan di sisa usia..

    ReplyDelete
  2. Romantis banget sih mbak :) aku gak bisa seromantis itu sama orang tua. Jika dirunut sejarahnya panjang kayaknya hehehe.

    Sama ortu itu kaku, ya biasa aja sih. But I know they loves us.

    omnduut.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha romantis di tulisan aja deh Yan. Aslinua sih ya biasa aja. Tapi kalau soal peluk cium, kami memang udah biasa sih.
      Bapakku itu galak, tapi klo lagi "adem" suka ngelucu dan asik banget buat seru2an :)

      Delete
  3. Bapak, selamat ulang tahun njih. Sehat dan panjang usia. Aamiinn. Mba Arni sayang banget ya sama Bapak. *_*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi ya Mandaaaa
      Sayang banget? Sama aja kok sama anak-anak lainnya, pasti sayang juga sama bapaknya :)

      Delete
  4. sama..bapak saya juga pendiam..perhatiannya juga diam-diam.. cintanya dalam diam..duh jadi ingat bapak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bapak itu tak pernah mengungkapkan cintanya. Tapi sinar matanya mengisyaratkan cinta

      Delete
  5. Wah bisa pas gitu mbak.. Kejutan di bulan Juni :) Sampein ucapan selamat ulang tahun buat bapaknya ya, mbak. Semoga sehat dan bahagia selalu. Aamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Makanya aku merasa ini bukan kebetulan. Semuanya pas. Semesta benar2 mengatur semuanya agar aku gak lupa ultah bapak

      Delete
  6. bapak adalah cinta pertama dan terakhirku :)

    ReplyDelete
  7. semoga bapak selalu sehat y mba meski diusia 70tahunnya, setuju bapak emang ga pernah bilang romantis i love you tp dr sikapnya kita bisa tau dy sayang. namun bagi saya hal itu sdh berbeda sejak ibu meninggal hehehe *malah curhat 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi doanya ya mbak
      Turut berduka untuk kepergian ibunya. Mungkin bapak merasa kehilangan dan goyah jadi agak berbeda. Yang penting tetap sayang keluarga :)

      Delete
  8. Senangnya masih bisa memeluk Bapak.
    Semoga Bapak selalu sehat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi Kang Ali
      Iya, mumpunh bapak masih sehat dan bisa kemana-mana, saya puas2in deh meluk dan menghabiskan waktu bersama

      Delete
  9. Selamat ulang tahun untuk Ayahanda tercinta mba Arni. Semoga diberikan segala kebaikan untuk beliau. Ternyata rutinitas berkebun bisa bikin awet sehat ya. Mungkin someday bisa aku tiru. Hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Ges
      Iya Ges, makanya coba lihat oara petani2 kita, udah tua tapi masih strong. Karena fisiknua terlatih. Juga itu bisa jadi terapi agar tak mudah pikun lho

      Delete
  10. Semoga bapak diberi umur panjang dan kesehatan ya mbak...

    Hiks jadi melow inget ayah dan bapak mertua...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi ya mbak Vety
      Doa yang sama buat bapaknya

      Delete
  11. Selamat Ulang tahun Bapaknya mbak Arni,
    Semoga selalu diberi kesehatan yaa.. dan semoga kita sebagai anak selalu bisa memberikan kebahagiaan untuk orangtua selagi bisa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Fani, terimakasih ucapan dan doanya

      Delete
  12. Jadi ingat dan rindu alm. Abah. :')

    ReplyDelete
  13. Bapak, cinta pertamaku. :') Aku kangen Bapak.

    ReplyDelete
  14. Semoga di usia senjanya bapak sehat-sehat selalu ya, Mbak.. biar bisa main sama Prema kalo ketemu :)

    ReplyDelete
  15. Selamat ulang tahun untuk bapaknya mba Arni ya.
    Aku jadi ingat bapakku

    ReplyDelete
  16. Senangnya tetap kompak dengan bapak. Sehat sehat selalu ya bapaknya, mba Putu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejujurnya kami pernah renggang juga kok, tapi mungkin karena kami berjauhan kangennya makin berasa, jadi otomatis pas ketemu jadi lebih kompak
      Makasi ya mbak

      Delete
  17. Selamat ultah buat Bapak semoga sehat dan panjang umur ya mba, aamiin..

    ReplyDelete
  18. Sehat terus ya bapaknya mba Putu. Aku jg tinggal punya bapak nih karena ibu sudah meninggal.

    ReplyDelete
  19. uwaaaaaaa ayok pulang ketemu bapak
    mumpung libur lebarannya panjaaaaaang

    ReplyDelete
  20. Selamat ulang tahun buat Bapak ya mbak. Bapakku juga suka banget berkebun setelah pensiun. Alhamdulillah aku turut seneng juga lihat beliau punya hobbi baru. Jadi ngga ngelangut aja di rumah :)

    ReplyDelete