Monday, January 2, 2017

Hastag #SendiriDiRumah Rawan Undang Tindak Kriminal



Siang tadi saya membuka instagram keponakan yang memposting foto terbarunya.  Fotonya sebenarnya biasa saja, memperlihatkan  kegiatan dia selama liburan.  Yang gak biasa adalah hastag yang dipilihnya.  Jenis medsos yang satu ini memang biasanya banjir hastag, dari yang serius hingga lucu dan seru.  Salah satu hastag itu adalah #SendiriDiRumah.   Saya terkejut melihatnya,  bagaimana bisa hastag seperti ini dipakai oleh keponakan saya yang masih duduk di bangku SMP? Dia mengabarkan pada dunia bahwa dia dirumah sendirian.  Waduh!


Karena penasaran, saya coba meng-klik hastag itu.  Dan lagi-lagi saya terkejut, hastag ini cukup popular.  Saat saya beralih ke Twitter dan Facebook, ternyata sama saja, pengguna hastag #sendiridirumah cukup banyak.  Mirisnya lagi, rata-rata penggunanya adalah perempuan.  Buru-buru saya menegur keponakan, minta dia menghapus hastag itu sembari mengingatkan akan bahaya yang mengancam.  Untungnya dia nurut.


Oke. Mungkin awalnya ini sekedar lucu-lucuan.  Tapi jadi gak lucu kalau kemudian memancing kejahatan.  Bukan rahasia lagi bahwa banyak kejahatan terjadi yang informasinya bersumber dari dunia maya.  Ketika para pengguna medsos “melaporkan” setiap detik kehidupannya ke media social tanpa filter.  Hidupnya ibarat buku yang terbuka dan transparan, tanpa sampul sehingga semua orang bebas membacanya.  Semua ditampilkan, foto rumah dari tampak depan hingga ke area pribadi, sekolah anak, jumlah kendaraan, update lokasi, liburan ke kota A dan seterusnya.  


Bijak ber-media sosial


Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku
Tapi karena ada kesempatan


Itu kata bang napi di sebuah acara televisi beberapa waktu lalu. Pernyataan ini benar.  Bayangkan saja, orang yang tadinya gak ada niat untuk mencuri/merampok/tindakan criminal lainnya, kemudian menjadi terinspirasi karena melihat peluang kelancaran aksi dari status-status si empunya rumah.  Ah…. Semoga kita semua dihindarkan dari kejahatan demikian.

Berikut beberapa tips ala emak cihuy :




Jangan gunakan hastag #sendiridirumah


Percayalah, ini berbahaya sekali.  Oke, anggap saja semua lingkaran pertemanan kita bisa dipercaya, mereka orang-orang baik.  Tapi lewat hastag, yang membaca status atau kabar terbaru kita bukan hanya teman dan follower.  Semua bisa melihatnya.  Termasuk mereka yang memang sedang mencari “mangsa”. 

Mungkin kita bisa aja bilang, “Temenku baik-baik semua kok.”

Iya, lingkaran pertemanan kita baik-baik semua.  Tapi Pasang hastag artinya kita membuka peluang semua orang untuk melihat.  Jadi bukan hanya temen, tapi temennya temen yang bisa jadi bukan temen kita. Halagh mbulet bahasanya.  Pokoknya itulah maksudnya. 


Kurangi update lokasi tiap kali menclok di suatu tempat


Di facebook, saya sering melihat kawan-kawan melakukan ini.  Untuk kawan dekat, biasanya saya ingatkan baik-baik.  Tapi yang tak terlalu akrab, ya terpaksa saya diamkan sembari berdoa semoga semua diberi keselamatan.  Saya pribadi karena terkait “pekerjaan” yang kadang mengharuskan untuk live sosmed, mau gak mau beberapa kali posting foto-foto acara/produk/diri langsung pada saat yang sama.  Ini untuk urusan profesional tentu saja dan biasanya gak full sekeluarga. Di luar itu, saya hindari banget memposting posisi check in location.

Seperti halnya hastag #SendiriDiRumah, check ini location ini sama peluangnya untuk mengundang kejahatan.  Orang jadi tahu kita dimana, mau kemana, ngapain aja, dengan siapa dst.  Orang juga jadi tahu rumah kita kosong atau tidak.  Apalagi kalau jelas-jelas statusnya menunjukkan itu.  Wah, benar-benar membuka peluang ini namanya.


Kurangi Pamer Foto di Medsos Saat Sedang Bepergian


Well, meski maksudnya berbagi kabar bahagia, tapi memberi tahu dunia bahwa kita sedang bepergian juga bukan hal yang bijak.  Saya biasanya baru posting foto-foto setelah tiba dirumah atau setelah liburan usai.  Gpp deh telat infonya, tapi rasanya lebih nyaman aja.  Apalagi kalau bepergiannya full tim sekeluarga.  Kalaupun tetap ada yang diposting biasanya saya post yang hanya sendiri atau berdua, pokoknya gak yang lengkap.  Jadi orang  gak tau kalau kami pergi semuanya.

Tapi memang sih, saya bukan yang suka bikin album dengan foto bejibun dari satu lokasi/acara yang sama.  Sekali post, fotonya satu, narasinya panjang #naluringoceh.  Posting yang fotonya agak banyak, saya milih di blog aja deh.

Meski demikian, balik lagi masalah kenyamanan setiap orang berbeda ukurannya ya.   Ada yang memang merasa fine-fine aja membanjiri timeline dengan banyak foto sekaligus, sekalian nge-save katanya.  Kalau saya, jujur aja, bukan tipe yang seperti ini.

Ou, ada lagi lho keuntungan lainnya lho.  Buat kamu yang suka males dituntut oleh-oleh sama teman, dengan posting fotonya belakangan setelah tiba dirumah, paling asyik tuh jawabnya, “itu foto lama.” Atau “aku udah dirumah” dan seterusnya.  Ehk… oke, ini tips emak pelit ya hahaha.


Update Info Terbaik Adalah Kepada Keluarga atau Teman Terdekat


Nah kalau yang satu ini, wajib hukumnya.  Jangan pernah jadi anak hilang.  Keluarga berhak tahu kita sedang dimana dan ngapain.  Pamer foto yang menunjukkan bahwa kita baik-baik saja di tempat liburan, selain memberi kabar baik juga membuat keluarga menjadi lega.

Selain keluarga, biasanya kita khan tergabung tuh di grup WA bersama kawan-kawan terdekat.  Meski mati-matian nahan diri, biasanya hasrat narsis dan pamer agak susah terbendung ya.  Bolehlah ya pamer ke grup, tapi yo jangan banyak-banyak juga biar gak pada eneg.  Bisa-bisa didepak keluar grup kita.

Wew udah jauh melebar ya pembahasannya.  Intinya emak cuma mau bilang, jaga diri sendiri, keluarga dan orang terdekat adalah hal yang utama.  Jangan mengumbar semua aktivitas keseharian ke media social, apalagi yang jelas-jelas menunjukkan identitas pribadi.  Hindari posting alamat rumh, sekolah anak dan lain-lain yang membuat orang tau segalanya. 

Semoga kita semua dilindungi dan diberi keselamatan


Selamat Tahun Baru 2017

Tahun baru,

Semangat baru,

Semangat Indonesia


16 comments:

  1. "Bolehlah ya pamer ke grup, tapi yo jangan banyak-banyak juga biar gak pada eneg."

    Ini kayaknya curhat colongan nih...wkwkwkw. Hayo siapa temen segrupnya yg bikin eneg?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuahahaha ampun mbaaaaak
      Gak ada kok temen grup WA yang bikin eneg. Aku seneng kok liat share2an foto man teman. Ini khan hanya ngingetin aja hahahaha

      Delete
  2. Nggak hanya hastags mbak, check in lokasi juga. Jaman dulu kan bisa keren nih misal jam segini kita check in dimana...nah itu juga berbahaya katanya, karena orang laen jadi tau kita ada dimana saat itu juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul mbak
      Di atas juga saya nyinggung soal itu
      Rasanya agak2 gimana ya kalau ngeliat ada yang posting check in lokasi, seolah seluruh dunia harus tau dia lagi dimana, ngapain, sama siapa dan seterusnya yang tanpa sadar justru mengumbar informasi pribadi

      Delete
  3. Betul banget tuh. Tapi kak susah sekarang kalo gak fomo cihuy begitu.. Apa2 harus serba dikasih tahu....


    Kak aku lagi sendirian nih di rumah *kode

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aha fomo cihuy, kapan2 nulis ah soal ini hahahaha
      Suasah sih ya kalau seleb mau eksis, apa2 kudu dilaporin ke medsos hihi

      Aish kodenyaaaaaaaaaaa keras kali kakaaak

      Delete
  4. Aku kasih lokasi kalau ingat aja hehehe
    Atau pasang lokasi pas mau pergi dr situ

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, aku juga kadang posting foto lokasi sesaat sebelum meninggalkan lokasi itu

      Delete
  5. Bener...aku seringnya posting setelah kembali dari liburan sih..takut kalau ada maling

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak
      Karena setiap info yang kita unggah ke media sosial sejatinya membuka jati diri kita

      Delete
  6. Tanpa sadar kita membuka privasi diri yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Itu salah satu alasan kenapa saya sangat jarang mempublish foto berdua bersama anak. Hhhmmm...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mas.
      Eh tapi kalau soal mengunggah foto anak sih, jujur aja saya masih sering melakukan, dengan beberapa "pengamanan" tentu saja antara lain :
      Tidak menampilkan identitas khusus secara jelas seperti alamat rumah, alamat sekolah, seragam sekolah dan seterusnya
      Tidak dalam pose yang membuat orang berpikiran "nakal"
      Lebih banyak posting foto bersama kami, orang tuanya, baik salah satu atau keduanya dibanding pose dia sendirian
      Memberi watermark di setiap postingan

      Biasanya sih saya unggah di blog, sebagai pelengkap narasi liburan dan sejenisnya

      Delete
  7. Heheheheh hehehee hehehehehe
    Ketawa aja deh.
    Soalnya saya salah satu pengguna sosmed yang di maksud, dan malah lagi ikutan @30haribercerita yang isinya keseharian

    ya semoga.. semoga aja semuanya di kasih keselamatan yaaah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ceritanya gak secara detail nyebutin alamat, telp atau identitas lainnya mah, sah-sah aja sih ya. Masalahnya khan terkadang ada yang nampilin info pribadi secara terang2an :)

      Semangat mbak
      Saya mau ikutan yg 30 hari bercerita itu, mundur teratur deh, takut gak bisa konsisten hehe

      Delete
  8. Aku juarang pol makai gps buat tag location, kecuali bener2 lg liburan dan lagi pengen bikin dunia tau (pamer ya? wkwk) karena bikin batere hp cepet habis. #ngek 😄

    Seperti keponakannya, pas masi kelas satu SMA, berasa gawl gitu nulis "laper bingit, dirumah nggak ada makanan, sendirian pula" lol. Eh, Endingnya pas kakak2 dan mama pulang kerja, aku jadi tema rapat malam itu :'D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehehe jadi tema rapat
      Tapi itu artinya semua masih peduli dan sayang :)

      Delete