Kacang dan kue kering berhamburan dari kantong kami diiringi cekikikan dari teman-teman. Sambil , menunduk, satu persatu kami menyalami tante Siska yang tersenyum penuh arti melihat kelakuan kami. Iya, tante Siska maklum kok, tapi kami maluuuuu…
Kejadian itu memang sudah berlalu puluhan tahun yang lalu. Tapi tetap saja menjadi kenangan tak terlupakan yang bikin senyam senyum sendiri. Saat bertemu dengan teman lama cerita ini selalu saja terulang menghiasi percakapan kami.
Jadi, begini ceritanya.
Jaman dulu waktu masih di Kendari, setiap hari raya kami biasa berkeliling ke rumah teman-teman. Masiara namanya. Selalu menjadi rutinitas yang paling ditunggu karena itu artinya bertabur kue kering dan aneka kacang plus minuman soda. Yes, dulu itu minum sejenis coca cola, fanta dan teman-temannya adalah kemewahan yang kami dapatkan saat hari raya tiba. Lebaran ke rumah yang muslim, natal ke yang Kristen, Nyepi ya teman-teman main ke rumah saya.
Nah, suatu hari kami berkunjung ke rumah Ribka, teman nasrani yang merayakan natal. Setelah menikmati aneka sajian, saatnya pulang. Nakalnya kami, suka ngantongin kue dan kacang. Ngantonginnya di kantong baju. Iya, yang di depan itu. Tepatnya di dada sebelah kiri dengan lambang OSIS di depannya. Namanya anak sekolah, pasti pakai sepatu dong. Dan terjadilah kejadian memalukan saat mengikat sepatu
Byuuur…
Auto ambyar semua isi kantongnya begitu kami menunduk untuk mengikat tali sepatu. Huaaaa ada pintu doraemon gak sih? Rasanya pengen menghilang ke Kutub Utara deh. Tante Siska, mama Ribka, senyum-senyum simpul. Alih-alih marah, beliau malah ke dalam ngambil toples kue dan kacang trus nyodorin ke kami
“Ini ambil lagi. Sayang itu pada jatuh. Atau mau dibungkusin pakai tissue aja?”
Ya Tuhaaan, sumpah ini memalukan sekali. Tapi sekarang sih kalau diingat-ingat ya lucu sih.
*****
Judul : Bikin Ketawa
Halaman : 111 halaman
Penulis : Penulis IIDN (Dewi “Dedew” Rieka, dkk)
Penyunting : Fitria Rahma
Ilustrator : Freepik, PNGTree
Penerbit : Wonderland Publisher
Tahun Terbit : 2020
Selayang Pandang Bikin Ketawa
Teman-teman, kapan terakhir kali kalian tertawa lepas sampai terbahak-bahak? Selama pandemi ini, apakah hidup terasa makin berat hingga rasanya untuk tertawa lepas saja nyaris tak bisa?
Hmm… kalau itu yang teman-teman alami, sepertinya kita perlu bersama membaca buku “Bikin Ketawa” besutan IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) yang berisi 15 kisah lucu dari para ibu buat sedikit mengendurkan urat saraf yang kebanyakan mikir sampai tegang.
Sebagai pembuka ada cerita yang ditulis oleh Dewi “Dedew” Rieka, salah satu penulis favorit saya sejak membaca seri cerita “Anak Kos Dodol” yang kocak dan sangat menghibur. Dalam antologi “Bikin Ketawa” ini, Dedew menulis tentang pengalaman menjaga kesehatan dan kebugaran di masa pandemi. Seperti biasa, kisahnya disajikan dengan santai tapi kocaknya dapat banget.
Gimana rasanya lagi jalan pagi lalu kesasar sekeluarga dan gak bawa duit sepeserpun? Aduhai pastinya. Aduhai kesel dan capeknya. Saat membaca tulisan yang ini, saya antara pengen ngakak dan kasihan jadinya. Haha.
Lain Dedew lain pula Nitis Sahpeni. Duh cerita tentang kehadiran ular di tengah malam sungguh menghibur saya. Gimana nggak, ada yang terasa merayap dipaha dan kaki saat tidur tengah malam. Kalau ngalamin yang sama, saya juga pasti udah teriak-teriak ketakutan sampai bikin semua orang kebangun. Tapiiii… gimana gak keki kalau ternyata yang terasa merayap itu ternyata pipis sendiri karena ngompol?
“Endi ulo? Endi?”
“Nok terpal!”
“Gak ono ulone, Sri!”
“Ono, Pak! Wong iki
mau ngleser nok awakku. Ko ngisor sampek menduwur,”
“La, kuwi klambimu kok
teles kabeh?”
“Laa, paling kowe
ngompol neh, Sri?”
(Bikin Ketawa, halaman 14)
Aduuuh… asli saya ngakak jaya baca bagian ini. Kebayang malunya. Dan pasti akan jadi kisah lucu yang terus menerus diulang dalam pertemuan keluarga hingga bertahun-tahun kemudian. Kejadiannya sekali, malunya sepanjang masa haha.
Ada lagi cerita tentang adik Rasyid yang belajar menjadi koki cilik. Ditulis oleh Wida Ariesi dan membuat saya terkikik membayangkan betapa gemasnya jika berada dalam situasi itu.
“Resep Mama bilangnya
campur putih telur ke adonan tepung, lalu aduk balik. Rasyid sudah balikin
baskomnya, trus ini Rasyid aduk di lantai.”
(Bikin Ketawa, halaman 23)
OMG! Kalau saya jadi mamanya Rasyid bisa dipastikan kepala langsung berasap. Tapi karena saya di posisi pembaca, saya malah jadi tertawa geregetan. Duh, maaf ya mbak Wida. Hahaha
Teman-teman, cuplikan cerita diatas baru sebagian kecil dari keseluruhan isi antologi ini. Masih banyak cerita lain yang unik, koplak dan pastinya bikin ketawa. Kisah ringan penuh kenangan yang bisa jadi kita juga pernah mengalaminya.
Buku ini bersampul kuning dengan gambar ilustrasi tokoh kartun yang mengingatkan saya pada Smurf. Baru lihat sampulnya saja sudah terbayang isinya pasti kocak dan menghibur. Membacanya membuat ingatan saya melayang pada berbagai kejadian lucu yang pernah saya alami, salah satunya yang menjadi pembuka tulisan ini. Yups, cerita pembuka itu benar-benar saya alami dulu. Saya yakin teman-teman juga pasti punya pengalaman lucu yang tak terlupakan deh, nanti cerita di kolom komentar ya.
Tertawa Yuk…!
Buku ini hadir di penghujung 2020. Widyanti Yuliandari, Ketua Umum IIDN dalam pengantarnya menyampaikan bahwa memang diniatkan untuk menutup 2020 dengan sesuatu yang ringan dan segar. Maka hadirlah si cantik bersampul kuning ini.
Pandemi yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 menjadikan ruang gerak kita terbatas. Sekolah anak-anak, pekerjaan, interaksi keseharian semua berubah. Hampir semua orang merasakan tahun 2020 sangat berat dan kita dipaksa untuk beradaptasi dengan situasi yang berubah sangat cepat serta tak menentu.
Stress tak bisa dihindari. Peran ganda orang tua yang sekaligus menjadi guru. Harus memutar otak terkait ritme pekerjaan, bahkan ada yang benar-benar kehilangan pekerjaan dan harus banting stir untuk dapat terus berpenghasilan. Ya, tahun 2020 memang tidak mudah.
Meski begitu, bukan berarti kita boleh terus meratap. Hidup harus tetap berjalan khan. Stress tak akan hilang dengan mengeluh. Luka tak akan sembuh dengan tangis. Mari sama-sama kita lihat bahwa sesulit-sulitnya hidup, banyak hal yang bisa disyukuri bahkan mungkin ditertawakan. Keseharian yang berubah ini menjadi sesuatu yang baru dan tentunya banyak hal lucu yang terjadi.
Hadirnya buku “Bikin Ketawa” mengajak kita menikmati kelucuan yang terjadi di sekitar kita. Mari tertawa. Lepas. Kendurkan urat saraf yang tegang. Tetap di rumah saja membuat waktu berkumpul bersama keluarga lebih banyak. Dalam kebersamaan ini, pasti banyak hal-hal kocak yang terjadi. Tertawalah. Tak perlu ragu.
Menurut teori psikologis, tertawa adalah salah satu cara untuk meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh. Tertawa dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi stress dan meningkatkan fleksibelitas otot. Selain itu, tertawa yang berujung bahagia menjadikan kita rileks dan fresh.
Meski begitu, mau tak mau, suka tak suka harus diakui bahwa setiap orang memiliki emosi negatif. Nah ini semua bisa direduksi dengan tertawa (terapi humor). Membaca buku yang berisi humor-humor ringan sangat baik dilakukan mengingat manfaatnya pada psikis kita. Membaca buku “Bikin Ketawa” membuat saya terus menerus menyunggingkan senyum dan penasaran ada kelucuan apa di ujung cerita. Ya, para penulisnya meramu aneka masalah pahit, memalukan, koplak, bahkan muram menjadi sesuatu yang asyik untuk dibaca karena disajikan dengan menarik. Humornya ringan dan mudah diterima.
Blog Tour IIDN ; Ceritakan Kisahmu, Dapatkan Hadiahnya
Dalam rangka ulang tahun ke-11 pada 24 Mei 2021, komunitas IIDN menggelar Festival Perempuan ditandai dengan serangkaian event antara lain parade buku, talkshow, beauty class hingga kompetisi instgaram dan blog. Melalui berbagai event tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan pada perempuan-perempuan untuk terus berkarya, berdaya dan bahagia sesuai dengan tema peringatan ulang tahun kali ini.
IIDN menyediakan 2 (dua) buah buku dan pulsa @25 ribu rupiah untuk dua orang pemenang yang berpartisipasi dalam blog tour ini. Aturannya sebagai berikut:
· 👉Menceritakan kisah lucu yang pernah teman-teman alami di kolom komen
· 👉Membagikan tulisan ini di salah satu media sosial teman-teman (Facebook, Instagram atau Twitter) dengan tag dan follow akun saya (FB @putusukartini, IG @galeriarni, Twitter@ceritaarni) dan @ibuibudoyannulis dengan menyertakan hastag #happybirthdayIIDN #blogtourIIDN
· 👉Periode blog tour 15 – 29 Juni 2021
Mudah ya teman-teman. Ayo ceritakan kisahmu dan dapatkan hadiahnya. Dan jangan lupa bahagia.
Salam
Arni
Yuhuuuuuu
ReplyDeleteBuku siapaaa sih iniiii
Hayukkkk serbuuuu, pada ikutan. Siapa tahu dapat Bikin Ketawa
Wah, kayaknya udah lama juga aku ga tertawa lepas terutama saat pandemi corona hahaha :) Apalagi banyak urusan jadi tertekan deh wkwkwk :D Ada kuis berhadiah buku juga nih asik ya. Btw pengennya sih letawa lepas di pantai atau hutan biar hati tenang.
ReplyDeleteNah bener ki idene mak2 IIDN, mbangane ming stress mikirin pandemi mending moco buku humor ngene ae
ReplyDeleteyang bahasa jawa aku ga ngerti wkwkw tapi itu yang putih telor wkwkwwk ngakak, diaduk di lantai ya ampun
ReplyDeleteAduh kayaknya saya butuh buku ini, suka banget cerita yang lucu" 🤣 haha
ReplyDeleteYa ampun lucu banget itu, gak kebayang malunya waktu ketahuan Tante Siska. Btw, berapa kali dalam setahun tuh acara hari rayanya? Hahahah
ReplyDeleteSelalu ada cerita seru yang sayang banget kalau ngga diceritakan ke orang lain. Pengalaman pribadi yang terkadang memalukan namun jadi hiburan yang menyenangkan
ReplyDeleteSejak pandemi, saya jadi lebih selfish, Mbak. Huhuhu
ReplyDeleteDan, paling malas baca hal yang nggak realiti. Fiksi misalnya.
Baca review ini, kayaknya bisa sedikit meringankan urat setres. Hahahaha. Ngakak yang pas adik Rasyid. Ekekekekeke
Jd penasaran sm bukunya. SlKisah lucu yang pernah saya alami dua kali masuk undangan resepsi pernikahan yg salah karena 2 gedung bersebelahan ada acara nikahan dengan pede masuk gedung masukin amplop di meja tamu begitu salaman kok ga kenal ...ternyata teman pak suami nikahnya di gedung sebelahnya. Terpaksa ngamplop lagi...
ReplyDeleteWh bener banget nih, saat hidup udah mulai kerasa berat berarti sudah saatnya untuk sedikit tertawa. Melepas lelah dan beban dengan tertawa lepas
ReplyDeleteStres emang gak bisa dihindari ya mas, tapi bisa dihadapi, salah satunya dengan ketawa. Apalagi pas pandemi begini, katanya ketawa bisa meningkatkan imunitas tubuh, sebab tubuh memproduksi hormon bahagia.
DeleteKayaknya semua wilayah di Indonesia punya tradisi yang sama ya, keliling saat Hari Raya Lebaran itu wajib, sekalian silaturahmi, sekalian icip-icip makanannya, hehehe....
ReplyDeleteHarusnya bawa plastik kresek dari rumah, biar makanannya nggak berhamburan saat menunduk mengikat sepatu, hahaha..
Wow, kreatif sekali nih, penasaran dengan bukunya. Ikutan nggak ya? Lupa cerita lucu saya yang mana aja ya, hahaha..
Ikut cerita lucu dan semoga lucu. Anakku yg gede klo udah tidur di mobil susah banget di bangunin. Pernah sekali pas dibangunin ngelindur. Jadi kayak tidur sambil jalan gitu. Turun dari mobil dia jalan dan masuk ke rumah tapi bukan masuk ke rumah sendiri malahan kerumah tetangga. Tetangga sampe ketawa liat nya.
ReplyDeleteWah buku bikin ketawa itu karya kak Widyanti Yuliandari ketua IIDN ya? wah keren tuh beliau bisa mengkoordinir emak-emak se-Nasional hehe..
ReplyDeleteSetuju kak ketawa aja kalo ada yang lucu, jangan dipendem2 ya?
Ketawa betul bisa bikin urat saraf lebih ringan dan meningkatkan daya imunitas tubuh, biar awet muda juga katanya. Intinya hidup jangan cemberut aja ya :D
baru baca bocoranya disini aja udah cukup bikin ketawa kebahak-bahak, boleh dong infoi utk cara dapetin bukunya. he
ReplyDeleteSilaturahmi ke rumah sodara atau teman di Kendari namanya masiara ya mba. Nambah lagi nih saya khasanah budaya bangsa. Hehehe.
ReplyDeleteTerakhir ketawa kapan ya? Alhamdulillah masih ingat ketawa, meski intensitasnya jarang karena sibuk ngurusin anak yg lagi aktif-aktifnya. Tiga lagi. Kekeke. Mungkin buku 'Bikin Ketawa' besutan ibu-ibu di IIDN ini bisa menjadi penghibur di saat saya lupa bahwa senyum dan tertawa itu bisa meringankan setengah beban hidup.
Jujur dah lama gak ketawa ngakak
ReplyDeleteBeda sih masa SMU tuh ktawak bisa lepas... Skrg ini ketawa pun gak sampe ngakak..
Paling hiburan ya nonton yutup atu baca cerita lucu hehe
ini sih buku yang wajib dibaca nih di masa pandemi ini, kita butuh rileks dan hiburan dengan banyak ketawa ditengah banyak hal yang stressful
ReplyDeleteCerita humornya alami ya, berdasarkan pengalaman sehari-hari. Jadi humornya lebih membumi dan bisa mengajak pembacanya buat ikut membayangkan kejadian lucu yang pernah dialami. Ini bukunya bagus, mampu mengajak orang untuk tertawa.
ReplyDeleteWah iya...kapan ya terakhir tertawa terbahak-bahak? Sampai lupa...Apa jarang yah?
ReplyDeleteSeringnya saling ngetawain aja sih sama suami. Haha...maklum udah mulai umur...wkwkwk...
Taaanteee....Masiaraaaa... baca pembukaannya Auto terngiang2 teriakan fenomenal dengan lantunan unik ini. Hehehe
ReplyDeleteKayaknya cuma ada di Sulawesi di kak kata masiara ini?
Bersyukur saat pandemi ini justru bisa sering ketawa lepas krna sodara2 yang merantau pulang semua. Jadinya rumah heboh sekali.
Ketawa memang bikin hidup jadi lebih relax.
Btw, Penasaran euuy sama buku Bikin Ketawa, apalagi ini karya emak2 keren dari pengalaman sehari-hari. Pasti seru sekali.
Ketawa itu salah satu cara mengendurkan syaraf2 yang tegang. Kita semua butuh tertawa biar hidup makin asyik
ReplyDeleteBahas cerita lucu aku jadi ingat dulu pernah berkunjung ke rumah teman. Maksud hati mau mainlah gitu. Nah, jaman dulu kita khan biasa ya ledek2an sama teman pakai manggil nama bapaknya. Eh, pas aku ke sana mau ketemu dia, yang bukai pintu malah bapaknya, lalu aku keceplosan,"Oom Hasannya ada?"
Si bapak langsung melotot. "Ada perlu apa? Saya Hasan!"
Astagaaaaa
Rasanya pengen langsung kabur dari sana hahahaha
Banyak hal yang perlu ditertawakan dalam hidup ini. Baca buku ini bisa bikin kita tertawa lebih banyak, karena punya referensi bagaimana menertawakan peristiwa yang awalnya menakutkan.
ReplyDeleteKalau saya memang selalu mengingat kisah sedih masa lalu dengan cara berbeda setelah berusia 35+
semua jadi bisa dilucukan
Duh, ini bisa buat hiburan pas pikiran lagi ruwet. Dulu suka sekali baca buku komedi yang ringan tapi sensasinya ngena. Semenjak ada anak jadi repot dan jarang banget angkat buku, huhuhu.
ReplyDeleteDi masa pandemi ini, buku dengan genre komedi cocok. Bisa membantu healing, agar tetap waras.
ReplyDeleteSetuju ka Arni, selama pandemi aku juga suka koleksi buku dan komik humor. Biar nggak stress. Jika ada masalah, mentok, tertawa dulu saja biar stressnya hilang dulu. Salam hangat ka Arni.
ReplyDeleteAq setuju banget, ketawa lepas adalah obat hati dan bisa bikin energi positif kembali lagi ke diri kita. Btw aq jadi pengen order buku ini juga
ReplyDeleteBaca reviewnya udah menarik gini kak Arni,apalagi kalau beneran punya bukunya ya. Eh kerennya pula para penulisnya adalah IIDN, yang pada produktif menurut daku. Menginspirasi 👍👍
ReplyDeleteWkwkwk, memang banyak kadang kejadian memalukan yang kalau diingat lagi malah jadi lucu dan seru ya?
ReplyDelete2020 berat, 2021 ternyata makin berat ya Mbak. Udah mulai lelah fisik mental ngadepin pandemi, suami juga sempat kena, Alhamdulillah sembuh & udah bisa beraktivitas normal kembali. Kalo gak pandai nyari penghiburan, tahun-tahun yang berat ini bakal makin berat. Duh gak mauuu.. pengen nyari hiburan dengan baca si cantik bersampul kuning dari IIDN ini.
ReplyDeleteAku mau ceritain pengalaman zaman SMA nih mba.
Aku tuh males banget masuk dapur, mending beberes rumah aja deh daripada masak. Tapi suatu hari, ibu masih ada kerjaan di kantor, minta tolong aku masak gulai ayam kampung. Katanya ayam, bumbu sama santan udah disiapin, tinggal cemplung-cemplung aja beres.
Dengan rasa ikhlas gak ikhlas, masuk dapur juga deh akhirnya, cemplung cemplung sembarangan, gak pake icip. Sotoy bener hahaha. Pas makan malam, pada syok serumah, gulai ayamnya rasa susu. Ternyata yang aku cemplungin pas masak tuh bukan santan, tapi susu hahahahha. Diceramahin panjang lebar sama ibu. Dulu sebel, tapi kalo diingat-ingat sekarang, konyol juga. xD
Btw, info giveawaynya aku share di twitter @inokari_ ya Mbak ^^
Hahaha pasti rasanya jadi unik ya mbak
DeleteMungkin klo takarannya pas bisa jadi malah lebih enak deh daripada pakai santan
Bukunya keren banget, apalagai penulisnya Ibu Ibu Doyan Nulis yang pastinya kece kece tulisannya... Pass dibaca saat hati kusutt biar cerah lagi hihi..
ReplyDeleteMasa pandemi gini, butuh penyegaran dan lebih banyak tawa. Buku ini menawarkan hal yang dicari oleh banyak orang, nih. Yuk, tertawakan fragmen-fragmen hidup kita yang memang bisa ditertawakan
ReplyDeleteHadeuh.. cerita kocak. Mudah-mudahan bisa mengatasi kepenatan Bu ibu di tengah kesibukannya. Hehe... pastinya jadi seger habis baca buku ini
ReplyDeleteCerita-cerita lucu dalam buku ini, pas kejadian pasti berasa ngenes banget. Tapi setelah menjadi kenangan akan terasa lucu. Kadang memang hidup seperti itu... Yang susah hari ini bisa jadi akan dikenang secara bahagia.
ReplyDeleteMari tertawa, biar hidup gak makin tertekan. Heheh
Sepertinya saya butuh buku ini deh, biar hidup tak melulu cemberut dan ngeluh. Perlu banget refresing dengan melonggarkan syaraf-syaraf di sekitar mulut dengan ngakak, hahaha.
ReplyDeleteBukunya recomended banget ini, Bawa Tawa aja ya, jangan terlalu banyak mengeluh ya kalau lagi banyak masalah. Baca cerita-cerita lucu yang dialami orang lain, bikin kita ketawa tersu jadi inget cerita lucu dalam hidup kita juga
ReplyDeleteBukunya berwarna kuning secercah senyum pembacanya, semoga saya salah satunya ya. Ho ho.
ReplyDeleteWaktu itu saya hamil anak pertama. Ngidam ndak ketulungan untuk makan burger di McD. Sekali dua kali, permintaan selalu ditolak suami. Maklumlah, penghasilan kami tak seberapa untuk “makanan semewah itu”.
“Biasane mangan nang angkringan, kok gayamen, Bu,” ujar suami. (Biasanya makan di angkringan, kok gaya, Bu.)
Saya pun hanya tertunduk, bagaimanapun apa yang dikatakan suami benar. Kebutuhan yang lain masih banyak. Ah, saya kok jadi manja seperti ini.
Beberapa hari berlalu, nafsu makan justru semakin surut. Sekali suapan, sudah terkuras beberapa menit kemudian. Saya pun lemas dan kehilangan banyak tenaga. Mungkin kaena inilah, suami luluh. Selepas mendapat tambahan dari kerja lembur, selepas Asar kami menuju McD.
Nyatanya, sampai magrib berlalu kami belum sampai tujuan. Kami lupa kalau hari itu weekend. Selain itu, jalan yang harus dilalui searah, sekali kebablasan kami harus putar ulang dan lumayan jauh.
Setelah berdebat cukup lama, kami behenti di depan McD. Ada keraguan karena mobil mendominasi parkiran. Mau masuk malu, tak masuk sudah kepalang tanggung. Kami pun akhirnya memutuskan untuk drive thru dengan motor supra 125 yang sudah buluk.
Sesampainya dekat papan menu, kami berhenti. Cukup lama, tetapi kami belum memesan. Saya pun turun, mencoba membaca jenis burger yang ada. Kok banyak ya. Tiba-tiba suara klakson membuat saya terlonjak. Pun dengan suami yang akhirnya menyingkir agak jauh untuk parkir motor.
Sudah dua mobil berlalu, saya hanya bisa melihat cara mereka memesan. Setelahnya, saya meniru apa yang mereka lakukan.
“Pesan burger yang deluxe pakai keju.” Tak ada jawaban. Dua hingga lima kali, saya tak mendapat jawaban seperti pengemudi mobil tadi.
Saya pun bingung, masih berdiam diri sampai mobil lainnya datang. Setelahnya, saya masih mencoba memesan dengan cara yang sama, tetapi terhenti ketika jendela yang menghadap papan pemesanan terbuka.
“Maaf, Bu. Kalau pesan di sini, sebaiknya motor dinaiki. Ada sensor kendaraan soalnya.”
Sudah share di fb dengan akun @Sokoomah.
Teimakasih.
Ya ampun mbaaak
DeleteIni klo dikenang-kenang pasti jadinya senyumsenyum sendiri ya
Tapi jadi pengalaman seru
Kata orang kalau punya masalah seberat apapun tapi masih bisa ketawa berarti masih bisa dilewati. Nah buku ini perlu banget deh buat yang hidupnya lagi dirundung duka dan masalah.
ReplyDeleteYa Ampun Rasyid, baskomnya di balik, terus ngaduknya di lantai.
ReplyDeleteKalau saya jadi mamanya auto tepok jidat deh pasti, antara jengkel dan pengen ketawa.
Asyik ya ada buku berisi kisah-kisah lucu yang ditulis oleh banyak penulis gini, sarana hiburan di tengah pandemi
Saat santai di pagi hari bersama nak Andra. Kami melakukan kegiatan sederhana dengan membaca. Waktu itu kami sedang mengeksplore salah satu buku yang membuat nak Andra antusias untuk mengikuti alurku.
ReplyDeleteKami senang saat itu, merasa lega juga karena nak Andra begitu menikmati sumber bacaan itu.
Dibalik keseruan bersama buku, sampai-sampai tak kuhiraukan ada suara kelontongan yang menandakan di depan rumah ada seorang yang beraktivitas. Pagar rumah saya tutup, namun sedikit ada space sih.
Sambil menemani nak Andra, ada rasa tanya dalam diri. Siapa ya yang ada didepan rumah kami. Kayaknya ada suara orang deh. Kisaran hampir 5 menit kalau tidak salah
Suasana dikamar depan bersama nak Andra tiba-tiba jadi ambyar. Saat seekor anjing milik tetangga masuk dalam rumah. Dengan rasa panik, saya tutul pintu depan karena anjing itu hendak masuk ruangan.
Dia malah berpindah ke kamar satunya. Sambil teriak-teriak, saya memanggil nama mbak Siska kala itu. Yang juga tidak dihiraukan. Bahkan ada tetangga yang mencoba menolong kami saja tidak ada.
Bingung, apalagi yang harus saya perbuat. Nak Andra pun pasang muka ketakutan mengikuti gerak langkahku yang semakin panik.
Sontak, saya ambil handphone dan telfon pemiliknya. Tanpa lama, diambil deh anjingnya.
Tak cukup sampai disini, rasa khawatir akan liur anjing yang menetes dilantai. Akan menjadi beban buat kami sebagai seorang muslim. Sudah jelas najis berat dari liur anjing menjadikan tidak sahnya sholat kami.
Pasrah, mengintip sana me gintio sini seluruh lantai yang dilewati anjing menjadi tugas tambahan pagi itu.
Niat mau sambil rebahan menikmati pagi bersama anak, seketika menjadi pengalaman menghebohkan yang setelahnya membuat saya tersenyum sendiri mengingat polahku.
Hhhhha
Wah bener banget nih, saat hidup udah mulai kerasa berat berarti sudah saatnya untuk sedikit tertawa.
ReplyDeleteMembeli dan menyimpan buku ini seperti wajib nih mbak untuk hiburan di kala penat melanda. Bisa untuk hiburan juga ya baca buku ini
ReplyDeleteAduuuh itu pasti bikin malu banget ya. Ngantongin kacang di saku dan berhamburan. Eh malah ditambahi lagi hihi.
ReplyDeleteBtw ini bukunya Mbak Dewi Rieka ya. Menarik juga sih. Sudah lama ngeblog tapi belum pernah bikin buku.
Ibu Ibu Doyan Nulis semakin giat dan produktif nih, keren banget dibaca pas waktu senggang di rumah sekaligus nemenin yang isoman dan di rumah aja
ReplyDeleteSuka sekali baca buku genre komedi begini. Bikin rutinitas yang melelahkan jadi terasa lebih gampang. Ada hiburan yang ringan tapi tetap terasa menyenangkan.
ReplyDeleteLucu bukunya jadi kepo nih mau ikutan baca menghibur hehehe
ReplyDeleteWkwk
ReplyDeleteRasyid koplak
Kok bisa mangkuknya dibalik. Ya tumpah dong adonannnya. Kenapa gak sekalian aja dilempar 😂
Wkwkwk, emang beneran bikin ketawa ya kak seperti judul bukunya.
ReplyDeleteApalagi dibaca pas PKMM kayak gini, menghibur banget nih pastinya. Langsung ambyar terpingkal-pingkal wkwkk