Tak terasa kita sudah sampai di bulan Oktober. Sebentar lagi akhir tahun yang identik dengan liburan. Ou ada yang galau liburan karena masih punya baby ya, jangan kelamaan galaunya, Ma. Udah banyak kok yang traveling bawa bayi, bahkan sampai ke luar negeri dengan waktu tempuh yang gak singkat.
Prema, putra saya, dulu pertama kali naik pesawat di usia 8 bulan. Menempuh penerbangan 3,5 jam Jakarta – Kendari untuk menghadiri pernikahan adik saya. Iya sih sempet was- was juga, tapi ternyata aman kok, yang penting kitanya prepare segala kebutuhan bayi selama dalam perjalanan.
Ma, tak ada yang terlalu istimewa kok dengan terbang bersama si kecil. Semuanya biasa saja, tak perlu terlalu heboh, tak perlu panik meskipun jangan juga terlalu santai.
Baca juga : Layanan Kursi Roda Saat Penerbangan
Jadi gini, berdasarkan pengalaman pribadi berikut beberapa tips cihuy yang bisa saya bagi saat terbang bersama bayi :
- Surat Keterangan Dokter
Beberapa maskapai mensyaratkan adanya surat keterangan dokter ini, sebaiknya siapkan saja, Ma. Jadi, Sebelum membawa bayi terbang, konsultasikan dulu kondisinya dengan dokter. Biasanya dokter akan memberikan surat keterangan sehat untuk kebutuhan penerbangan.
- Perlengkapan bayi
Bawa perlengkapan bayi secukupnya untuk diperjalanan, dalam satu tas khusus yang masuk cabin. Baju ganti, washlap, tissue basah, diapers, baju hangat, topi, dll. Pengalaman saya sih, hampir semua perlengkapan itu terpakai. Pastikan menata semua perlengkapan itu dengan baik dan mudah diambil, meski bukan oleh kita, ibunya. Khan biasa tuuh, ibu yang packing, pas mau ngambil isinya, bisa jadi nenek, ayah atau mbak yang nyari dalam tas. Jangan sampai heboh dan rame hanya gara-gara nyari diaper yang ternyata berada ditumpukan paling bawah hingga harus mengeluarkan semua isi tas. Lebih baik kalau membawa tas dengan banyak kantong, sehingga perlengkapan itu bisa dikelompokkan. Sekarang ini banyak pilihan tas bayi yang cakep-cakep. Bukan sekedar fungsinya, modelnya juga kekinian. Coba deh intip pilihan tas bayi di parentsquads.com dijamin bakalan mupeng berat pastinya.
Sebaiknya gantilah diapersnya sesaat sebelum naik pesawat, agar bayi merasa lebih nyaman.
- Bekal Makanan
Bila anak sudah mulai makan makanan tambahan, maka siapkan pula bekal makanan. Prema, yang saat berangkat di usia 8 bulan itu udah mulai makan bubur, jadi bekalnya adalah adalah bubur, biskuit bayi, air putih. Dan sebaiknya bawa bekal yang agak lebih, untuk mengantisipasi penerbangan yang terkadang delay.
- Susu
Bekal selanjutnya yang tak kalah penting adalah susu plus air hangat tentunya. Bawa saja dalam termos kecil. Perhatikan batas maksimum cairan yang boleh masuk cabin, jangan sampai air panas untuk nyeduh susu ditahan dan berujung ”drama”.
Kalau anak minum ASI mah lebih gampang, lha pabriknya udah bareng-bareng berangkat jadi ndak repot bawa-bawa botol lagi hehehe. Nah, untuk yang minum Sufor, bawalah beberapa buah dot (botol susu), sesuaikan dengan jauhnya perjalanan yang akan ditempuh. Tentu saja susu sudah harus ditakar dan siap seduh saat dibutuhkan.
- Mainan Bayi
Bawa juga beberapa mainan kesukaan si bayi. Ini untuk mencegah kejenuhan sepanjang perjalanan. Pilihlah yang tidak menimbulkan suara terlalu berisik, agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang lain. Bisa juga berupa buku kain dengan gambar-gambar menarik.
- Amankan Bayi saat take off dan Landing
Nah ini yang penting, saat pesawat lepas landas dan mendarat, beri sesuatu pada mulutnya agar terbuka untuk menyeimbangkan tekanan, sehingga dapat mencegah timbulnya gangguan pada gendang telinganya. Sebaiknya Susui saat take-off dan landing. Umumnya, bayi akan merasa tidak nyaman saat pesawat lepas landas dan mendarat, karena adanya perubahan tekanan udara dalam kabin. Ketidaknyamanan tersebut tidak begitu dirasakan apabila dia sedang menangis atau menyusu.
Sebagian orang menganjurkan untuk memakai ear plug/kapas, katanya untuk mengurangi kebisingan pada gendang telinga bayi. Belum tau sih kebenaran dari teori ini, tapi saat perjalanan dulu saya terapkan juga ke Prema, ya walaupun setiap dipasang, langsung ditarik lagi oleh Prema. Mungkin dia ndak nyaman hehehe
- Tetap jaga kebersihan
Untuk ibu menyusui : Bawalah breastpad dalam jumlah cukup, agar baju tidak ternoda oleh ASI yang bocor atau mengalir tanpa disadari. Selain itu, bawalah bantal kecil atau selimut bayi untuk alas kepalanya saat menyusui.
Untuk bayi : Usai menyusui atau minum susu dari botol langsung bersihkan bayi dengan washlap/tissue basah biar gak belepotan/cemong. Pun demikian, pastikan kita juga tak membuang sampah tissue/diaper sembarangan. Bungkus diaper dengan baik agar tak menimbulkan bau yang mengganggu kenyamanan orang lain.
- Tetap tenang dalam segala situasi
Bayi akan menangkap semua sinyal dari ibu. Jika ibu tenang dan bahagia maka bayi juga akan seperti itu. Maka ketika bayi menangis atau rewel, pastikan kita tetap tenang dan tidak panik. Yakinkan diri kita bahwa semua baik-baik saja. Biasanya bayi akan lebih mudah ditenangkan jika kita juga nyaman.
Tak perlu sungkan untuk minta maaf atau sekedar melempar senyum permakluman pada penumpang disekitar kita agar mereka tak complain jika bayi kita rewel.
- Jangan bepergian seorang diri jika Mama mabuk udara
Untuk situasi seperti ini, sebaiknya ada orang dewasa lain yang menemani. Saya pernah melakukan penerbangan dimana ada seorang ibu yang membawa bayi. Baru terbang kurang dari 15 menit, ibu ini mulai terlihat pusing dan pucat. Rupanya dia mabuk. Kasihan sekali, dia hanya berdua dengan bayinya. Beruntung, penumpang sebelahnya sigap dan siap membantu.
- Batasan Umur
Tidak ada batasan tertentu, beberapa literatur dan hasil konsul ke dokter anak menyatakan Bayi usia tiga bulan atau lebih sudah bisa melakukan penerbangan. Bahkan bayi yang lahir cukup bulan dan tidak memiliki gangguan jantung dan pernafasan, dapat melakukan penerbangan sejak usia tujuh hari. Tentunya tetap harus dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter anaknya ya, Ma.
Nah Ma, gimana?
Siap terbang bersama si buah hati?
Happy Traveling yaaaaaa
Semoga liburannya seru dan menyenangkan
Salam
Arni
ketenangan itu sangat penting banget loh :D semoga bisa sabar membawa anak saat berpergian dan pastikan juga mood kita bagus ya Bun
ReplyDeleteKalau Maxy dulu lupa kapan haha pokoknya ya pas masih menyusui. Tapi yang menantang pas kami berdua terbang sendirian tanpa bapake dari Sby ke Jkt pas dia masih bayi. Alhamdulillah org di pesawat baik2 ada aja yang bantuin. Walau sempat setres jg krn anaknya sempet nangis. Namun dengan kekuatan nenen everything kembali terkontrol hahaha :P
ReplyDelete