“Anemia adalah suatu kondisi tidak sehat dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal”
Pertengahan Februari lalu saya
mengalami langsung apa yang dikenal sebagai anemia ini. Efek dari kondisi hiperplasia endometrium
yang saya alami, Hb saya drop hingga dibawa normal dan akhirnya harus pasrah
menerima transfusi darah. Beruntung
darah yang saya butuhkan tersedia di bank darah sehingga anemia saya dapat
ditangani segera.
Pernah mengalami anemia membuat saya
bersemangat untuk lebih baik lagi menjaga kondisi tubuh. Pengalaman memang menjadi guru paling
berharga. Saya jadi lebih waspada bila
mulai mengalami gejala anemia yang ternyata timbul karena kurangnya oksigen
dalam tubuh. Oksigen ini sendiri
seharusnya diikat oleh hemoglobin untuk kemudian dihantarkan ke seluruh sel
dalam jaringan tubuh. Gejala anemia itu
sendiri dikenal sebagai 5L yaitu Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai. Efek lanjutannya adalah :
● Pusing (kepala terasa berputar-putar)
● Sakit Kepala
● Mata berkunang-kunang
● Mudah mengantuk dan sulit berkonsentrasi
● Mudah capek dan sering sakit
● Pada keadaan yang lebih berat : muka, bibir, kulit, kuku, telapak tangan pucat
● Pusing (kepala terasa berputar-putar)
● Sakit Kepala
● Mata berkunang-kunang
● Mudah mengantuk dan sulit berkonsentrasi
● Mudah capek dan sering sakit
● Pada keadaan yang lebih berat : muka, bibir, kulit, kuku, telapak tangan pucat
Dalam kasus saya, saya mengalami hampir semua kondisi itu. Beberapa kali mendadak terasa kosong atau hilang konsentrasi saat beraktivitas. Ini berbahaya, terutama karena saya seringkali berkendara sendirian. Duh, cukup sekali deh.
Anemiaction ; Aksi Melawan Anemia
Anemia
dapat berakibat fatal terhadap produktivitas dan kinerja. Faktanya kelompok paling rentan terkena
anemia adalah wanita pada usia produktif, terutama saat menstruasi, hamil dan
menyusui, padahal justru wanita adalah pemeran utama dalam berbagai sendi
kehidupan. Karenanya selain memperbaiki
asupan zat besi dalam tubuh, kita juga perlu secara rutin melakukan olahraga
agar aliran oksigen dalam darah menjadi lancar.
Akhir pekan kemarin, saat matahari masih mengintip malu-malu, saya sudah menembus pagi dari Bogor menuju Taman Mini Indonesia Indah, bergabung bersama ribuan orang lainnya untuk mengikuti senam anemiaction yang diselenggarakan atas kerjadama PDGMI dan Merck Indonesia. Senam ini adalah senam pencegahan gejala anemia, sebagai salah satu bagian dari solusi total Indonesia bebas anemia.
Akhir pekan kemarin, saat matahari masih mengintip malu-malu, saya sudah menembus pagi dari Bogor menuju Taman Mini Indonesia Indah, bergabung bersama ribuan orang lainnya untuk mengikuti senam anemiaction yang diselenggarakan atas kerjadama PDGMI dan Merck Indonesia. Senam ini adalah senam pencegahan gejala anemia, sebagai salah satu bagian dari solusi total Indonesia bebas anemia.
![]() |
Siap seru-seruan bersama Anemiaction |
Lautan merah di lapangan parkir theater Keong Mas menyambut kedatangan kami pagi itu. Iya, sesuai dengan semangatnya, warna merah menjadi pilihan kaos untuk para peserta. Warna merah juga identik dengan darah yang menjadi penyokong utama kehidupan.
Acara
di awali sambutan oleh bapak Holger Guenzel sebagai Director of consumer
Health Division Pt Merck Tbk, menurut
pak Holger tujuan acara ini adalah melakukan edukasi publik, serta melanjutkan
kerjasama dengan PDGMI (Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia) mengenai edukasi
anemia. Pada saat yang sama Wakil ketua
PDGMI ibu DR.Dr. Yustina Anie
Indriastuti Msc, SpGK juga hadir dan menjelaskan beberapa hal yang harus di ketahui
masyarakat tentang anemia dalam sambutannya. Pada kesempatan ini sekaligus dilakukan
pencanangan program harapan Indonesia Bebas Anemia.
Indonesia termasuk negara yang penduduknya rentan terkena anemia. Hal ini disebabkan kurang mengonsumsi makanan kaya sumber zat besi. Bahan makanan sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari nabati, sementara zat besi dari nabati lebih sulit diserap oleh tubuh. Akibatnya, rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung zat gizi besi lebih rendah dari kebutuhan.
Dr.
Michael Triangto, SpKO yang juga turut hadir pagi itu menyebutkan bahwa
berolahraga secara rutin dapat membantu mencegah anemia. Tidak harus olahraga yang berat. Olahraga
berat hanya untuk atlit. Untuk kita yang ingin sehat, lakukan olahraga
secukupnya. Pilih jenis olahraga yang cocok, misalnya senam. Dr. Michael menciptakan senam Anemiaction
dengan gerakan yang mudah diikuti. Gerakan peregangannya membentuk huruf A, N,
E, M, I, A.
Senam
Anemiaction langsung diperagakan hari itu oleh dr. Michael bersama Mona Ratuliu
(Duta kampanye Indonesia Bebas Anemia) dan instruktur senam professional yang
diikuti dengan penuh semangat oleh semua peserta. Jumlah peserta yang hadir
sekaligus tercatat mencetak Rekor MURI sebagai olahraga dengan peserta
terbanyak. Gerakan pada senam
anemiaction ini telah diuji coba dan diketahui dapat melancarkan aliran darah
dalam tubuh, membuat tubuh lebih sehat dan bugar dan tentunya meningkatkan
konsentrasi dan produktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Diiringi musik riang, memberi semangat lebih
saat melakukan senam. Gerakannya
meliputi stretching, squat, hamstring dan seterusnya yang berlangsung sekitar
10 hingga 15 menit. Tak terlalu lama
bukan? Jadi memang seharusnya tak ada
alasan untuk berolahraga.
![]() |
Yuk Senam Anemiaction |
Yuk, Semangat Sehat dengan Makanan Bergizi
Selain berolahraga secara teratur, pola makan juga sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan kita. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang wajib dilakukan terutama yang mengandung zat besi. Beberapa jenis makanan sumber zat besi antara lain :
1.
Bahan makanan hewani,
contoh : ati, daging (sapi & kambing), unggas (ayam, bebek, burung), dan
ikan.
2.
Bahan makanan nabati
(tumbuh-tumbuhan), tetapi penyerapan rendah. Contoh: sayuran berwarna hijau tua
(bayam, Daun singkong, kangkung). Jeruk
bisa juga menjadi pilihan sumber makanan nabati yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi.
Selain itu perlu diperhatikan
bahwa ada yang kurang tepat dalam kebiasaan kita selama ini dalam pola makan. Sebaiknya TIDAK mengkonsumsi teh, kopi atau susu bersamaan saat makan karena
akan menurunkan penyerapan zat besi dari makanan. Wah ini sepertinya agak berat ya, mengingat
hampir jadi kebiasaan masyarakat kita mengkonsumsi teh setiap kali usai makan,
terutama saat di rumah makan/restoran.
Dalam kondisi khusus dimana kondisi tubuh sedang drop atau mulai terasa
mengalami gejala anemia, dianjurkan mengkonsumsi tablet penambah darah (TTD)
sesuai anjuran. Seperti saya misalnya,
pasca transfusi darah tempo hari, sempat secara rutin mengkonsumsi sangobion
sebutir sehari untuk menjaga kestabilan Hb.
Pada kesempatan itu, hadir juga chef Rudi Choirudin yang siap berbagi aneka tips memasak dan resep sederhana yang bahan-bahannya berasal dari aneka sumber makanan yang mengandung banyak zat besi. Didampingi oleh 3 orang ibu pemenang tantangan resep bebas anemia, chef Rudi beraksi mempraktikkan cara membuat bakso tahu dan puding. Wah saya mendapat banyak tips memasak yang cihuy nih. Semoga setelah ini saya bisa jadi emak yang makin cihuy mengolah makanan untuk keluarga tercinta.
![]() |
Chef Rudi Choirudin. Photo by Panitia |
Pada kesempatan itu, hadir juga chef Rudi Choirudin yang siap berbagi aneka tips memasak dan resep sederhana yang bahan-bahannya berasal dari aneka sumber makanan yang mengandung banyak zat besi. Didampingi oleh 3 orang ibu pemenang tantangan resep bebas anemia, chef Rudi beraksi mempraktikkan cara membuat bakso tahu dan puding. Wah saya mendapat banyak tips memasak yang cihuy nih. Semoga setelah ini saya bisa jadi emak yang makin cihuy mengolah makanan untuk keluarga tercinta.
Donor Darah, Aksi Kemanusiaan Tanpa Batas
Tak lengkap rasanya jika
acara hanya diisi dengan bersenang-senang.
Aksi sosial kemanusiaan juga berlangsung pada saat yang sama. Menempati sisi lain dari area parkir ini,
berdiri tenda besar dengan puluhan tenaga medis yang siap melayani masyarakat
yang ingin mendonorkan darahnya untuk kemanusiaan.
Donor darah, tidak hanya
memberi manfaat pada penerima darah, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi
pendonor darah antara lain menjaga tubuh tetap fit dan membantu diet,
regenerasi sel darah merah dalam tubuh, menurunkan resiko penyakit jantung dan
stroke dan masih banyak manfaat lainnya.
Karena baru saja menerima transfusi
darah, saya tak lolos uji untuk menjadi pendonor. Kebetulan saya hadir bersama anak dan suami,
akhirnya suami saya saja yang hari itu mendonorkan darahnya, bersama puluhan
orang lainnya termasuk beberapa kawan blogger yang hadir hari itu. Ada rasa haru saat melihat aksi ini
berlangsung. Bagaimanapun saya pernah
menjadi salah satu penerima donor, kalau tak ada mereka yang rela menyumbangkan
darahnya seperti ini, bagaimana kabar para pasien di rumah sakit yang tergolek
lemah membutuhkan bantuan darah.
![]() |
Aksi Donor Darah |
Untuk menjadi pendonor,
mula-mula dilakukan cek berat badan, golongan darah, lalu tensi dan kemudian cek
HB dan kemungkinan adanya virus dalam darah. Jika sudah lolos semua tes, pendonor siap menunggu
giliran untuk diambil darahnya, banyaknya darah yang diambil biasanya tergantung berat badan, darah kita bisa diambil
sekitar 250 ml atau 300 ml. Tak perlu khawatir
karena volume darah kita akan pulih dalam waktu 24 jam dengan syarat cukup
istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat.
Nikmati Hari Ceria Bersama Nidji
Minggu ceria pagi
itu terasa makin lengkap dengan kehadiran grup band Nidji di penghujung
acara. Wah, bonus banget ini. Acaranya lengkap banget. Ilmunya dapat, sehatnya dapat lewat senam
anemiaction, aksi sosialnya juga ada, masih diberi keseruan bersama Nidji pula
yang membawakan lagu-lagu andalannya.
Interaksi dengan para peserta juga berlangsung meriah. Hari yang produktif dan menyenangkan.
Diiringi lagu
penuh semangat dari Nidji, semoga menjadikan kita semua lebih semangat menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuh untuuk mewujudkan masa depan Indonesia Bebas
Anemia.
Salam
EmakCihuy
Kalau dilihat dari ciri2nya, kayaknya akupun kurang drah nih mbak.
ReplyDeletePlus mataku jadi buram gitu lihat sesuatu.
Wuih acaranya seru banget mbak, sarat ilmu dn hiburan yak
Coba minum suplemen aja Von
DeleteKalau udah sampai anemia/Hb drop bisa fatal soalnya
Aku udah kapok huhuhu
Penting bangt buat wanita nih...
ReplyDeleteSoalnya tiap bulan mens n kudu nambah asupan fe nya👍
Iya betul. Aku kalau mens banjir-banjir karena memang ada hiperplasia
DeleteMakanya butuh asupan Fe yang cukup
Anemia emang bahaya ya mbak? AKu pernah ngalamin juga, trus akhirnya Maxy lahir BBLR :(
ReplyDeleteSemenjak itu aku jd aware sama anemia ini. Banyakin makan ati ayam dan daging2an.
Btw TFS infonya yaa
Kalau lagi pendarahan atau akan ada tindakan operasi dan sejenisnya, kondisi anemia bisa bahaya Pril. Karena bisa jadi pendarahannya makin hebat dan susah dihentikan
DeleteMerasa banget anemia itu nggak enak dan jangan lama-lama dibiarin. Makanya aku sekarang rutin konsumsi zat besi, anak-anakku juga. Tapi kadang bolong hiks. Makasih remindernya, Mba Arni.
ReplyDeleteIya Ges, akupun begitu. Kapok banget deh pokoknya opname gara-gara anemia. Transfusi darah itu gak enak
DeleteAnemia itu emang nggak bisa dianggap remeh, apalagi buat wanita yang emang banyak sekali pekerjaannya di rumah. Udah ngerasain sih jadi bapak rumah tangga kalo pas libur, meskipun berada di rumah aja namun kerjaan kayak ga ada habisnya :D
ReplyDeletehaha ini nih bapak rumah tangga teladan
DeleteTau banget rempongnya kerja dirumah
Anemia itu emang nggak bisa dianggap remeh, apalagi buat wanita yang emang banyak sekali pekerjaannya di rumah. Udah ngerasain sih jadi bapak rumah tangga kalo pas libur, meskipun berada di rumah aja namun kerjaan kayak ga ada habisnya :D
ReplyDeleteserba merah gitu yaa :D
ReplyDelete