“Apresiasi setiap kegiatan anak.
Perhatikan prosesnya, jangan hanya berorientasi pada hasil
Saya
mencatat quote ini dari bunda Romi
yang akhir pekan kemarin menjadi pembicara dalam Konferensi Ayah Bunda Generasi
Platinum di IPB International Convention Center, Bogor. Kebetulan saya mendapat kesempatan untuk
turut hadir dalam acara tersebut bersama ratusan orang tua hebat lainnya untuk
belajar dan berbagi cerita seputar pola asuh dan pola didik anak.
Pagi-pagi
sekali, setelah mengantar Prema ke Sekolah untuk mengikuti ekstrakurikuler
karate, dengan diantar suami, saya langsung meluncur menuju Botani Square, pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bogor yang
salah satu bagian gedungnya dijadikan lokasi Konferensi. Aih keren kali ya namanya, konferensi. Udah serasa para pejabat-pejabat itu deh.
Haha.
Saya
kepagian. Diluar prediksi, ternyata
jalanan lumayan lancar sehingga saya tiba sekitar pukul 8.15 WIB sementara
dalam undangan acara baru akan berlangsung mulai pukul 9.00 WIB. “Wah,
pasti masih sepi nih, mallnya juga belum buka.
Enaknya nongkrong dimana dulu ya,” demikian batin saya. Ternyata saya salah euy, turun di lobby
Botani, suasana sudah sangat ramai.
Mall
memang belum buka, tapi pintu masuk yang langsung tersambung ke escalator menuju lokasi konferensi
sudah terbuka, petugasnya juga sudah siap.
Saya langsung dipersilakan masuk dan saya kaget, ternyata di atas sudah
sangat-sangat ramai. Riuh suara
anak-anak yang bermain, antrian di meja registrasi dan pengambilan goodie bag
dari Morinaga, pun bincang-bincang di
aneka booth yang tersedia. Wow. Saya
takjub. Luar biasa semangat para Ayah
Bunda ini.
Ada Booth Apa Saja?
Well, karena
acara memang belum dimulai, sembari menunggu kawan-kawan yang lain, saya
berkeliling memperhatikan keramaian ini.
Selain meja registrasi dan administrasi, saya juga melihat aneka booth yang siap melayani kebutuhan
informasi untuk orang tua. Mulai dari Morinaga
Multiple Intelligence Play Plan, yaitu
edukasi bagi orangtua dalam merancang konsep bermain edukatif untuk anak-anak, booth pengenalan aneka produk Morinaga
termasuk diantaranya adalah susu soya untuk anak-anak yang alergi dan yang
paling rame adalah playground untuk
anak-anak. Jadi nanti Ayah Bundanya
belajar di dalam ruangan, anak-anak bisa bermain dengan nyaman di playground ini.
Saya
selalu menyukai playground di event
seperti ini. Memang sih, jadinya riuh
banget oleh anak-anak yang ingin bermain.
Tapi, positifnya adalah dengan bermain di ruang publik seperti ini
anak-anak belajar bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk bermain. Itu artinya mereka harus belajar antri,
berbagi, bermain bersama, menahan emosi dan tentunya melatih kesabaran. Kelihatan sepele ya, padahal dengan begini
anak-anak kita teruji lho. Kelak, mereka
akan turun ke masyarakat. Bertemu orang
banyak dan teman-teman baru. Saat itulah
empati dan toleransi yang terbentuk sejak dini ini akan benar-benar terlihat
hasilnya.
Adik kecil yang manis ini menarik perhatian saya, dia begitu menikmati mainan api-apian di area playground |
1000 hari Pertama si Kecil Penentu Kecerdasan di Masa Depan
Konferensi
Ayah Ibu Platinum ini merupakan sarana belajar bagi para orang tua, mengenai
sinergi nutrisi dan stimulasi yang tepat untuk si kecil. Hadir
dalam dua sesi materi dengan pembicara handal dan kompeten dibidangnya.
Ada
empat faktor pembentuk anak generasi multitalenta, yang digambarkan berupa
perisai/tameng pelindung dengan setiap sisinya saling terhubung dan mendukung
satu sama lain, yaitu :
1. Perkembangan Otak
Ibarat pabrik, otak ini adalah pusat mesin utamanya. Sangat penting memberi nutrisi terbaik pada
otak karena otak bertanggung jawab mengatur seluruh aktivitas pikiran dan organ
tubuh lainnya. Pertumbuhan sel otak ini
sangat pesat. Bayi yang baru lahir,
pertumbuhan sel otaknya sudah 25%, kemudian dalam 2 tahun pertama berkembang
hingga 80% sampai kemudian saat dewasa mencapai 95%. Bayangkan pertumbuhan yang begitu cepat dari
bayi hingga 2 tahun, jika tak didukung dengan nutrisi yang tepat bisa jadi
pertumbuhannya tak optimal.
2.
Sistem
Ketahanan Tubuh
Sejak didalam kandungan, sistem pertahanan tubuh anak sesungguhnya
sudah terbentuk, dari nutrisi ibunya.
Saat lahir hingga usia 6 bulan antibodi ini masih menyertai secara
lengkap dan didukung tentunya oleh makanan terbaik sepanjang masa yaitu
ASI. “Tak terbantahkan, ASI eksklusif
adalah yang terbaik dan terlengkap hingga usia bayi 6 bulan,” demikian kata
dokter Edi.
Setelah 6 bulan, bayi membutuhkan nutrisi yang lebih kompleks,
sehingga perlua ditambahkan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu). Sesuai namanya, makanan ini adalah pendamping
ASI, bukan pengganti. Sehingga sebaiknya
ASI tetap berlanjut hingga usia 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan si
kecil.
MPASI terbaik tentunya yang bergizi seimbang dan lengkap. Pengenalan aneka sayuran, ikan, dan makanan
lainnya bisa dilakukan secara bertahap pada periode ini.
Faktor penting lainnya dalam pembentukan antibodi adalah
memberikan hak kesehatan anak berupa imunisasi sesuai tahapan umurnya.
3. Tumbuh
Kembang Optimal
Dukungan nutrisi yang baik akan mempengaruhi tumbuh kembang si
kecil. Tahapan perkembangan anak seperti
tengkurap, merangkak, merambat, berjalan, berlari, motorik kasar, motorik halus
dan respon sosialnya harus benar-benar mendapat perhatian apakah sudah sesuai
dengan tahapan umurnya.
Misalnya soal tumbuh gigi si kecil, mungkin Ayah Bunda perlu
mengevaluasi asupan nutrisinya atau melakukan sesuatu untuk merangsang
pertumbuhannya jika pada usia 11 bulan belum ada tanda-tanda kehadiran si gigi
susu, walaupun memang pertumbuhan tiap bayi itu berbeda dan tak bisa
dibandingkan, namun ada indikator tumbuh kembang umum yang bisa dijadikan
rujukan.
4.
Kesehatan
Saluran Cerna
Pondasi utama dari tiga faktor pembentuk generasi multitalenta ini
adalah anak yang memiliki kesehatan saluran cerna yang baik. Mampu memproses makanan dengan sempurna lalu
mengalirkan nutrisi terbaik untuk menopang pertumbuhan organ tubuh secara
optimal dan menjadikannya memiliki daya tahan tubuh yang kuat.
Menurut dokter Edi, anak tak perlu terlalu steril namun jangan
juga abai pada faktor kebersihan dan kesehatan anak. Kita tetap perlu mengenalkan anak dengan
berbagai jenis makanan, karena sesungguhnya salah satu pembentuk antibodi alami
adalah ketika anak bersinggungan dengan virus, kuman dan bakteri. Yang harus dijaga adalah, maksimalkan
kemampuan daya tahan tubuhnya agar bisa bertahan dari virus, kuman atau bakteri
tadi.
Kekuatan Bermain Untuk Kecerdasan Multitalenta si Kecil
Usai jeda
sejenak untuk makan siang, Irfan Hakim, presenter kondang yang hari itu
didaulat menjadi moderator memanggil sebuah nama yang sudah tak asing lagi
yaitu Bunda Romi. Jaman masih sering
nonton TV dulu (soalnya sekarang belum tentu sebulan sekali) saya mengenal
beliau lewat ajang pencarian bakat di salah satu TV swasta. Dan saya dong, baru tahu kalau nama lengkap
beliau adalah Dr. Rose Mini A. Prianto. M.Psi.
Ahay… kemana aja saya ya.
Bunda Romi dan Irfan Hakim |
Memasuki
ruangan, bunda Romi sudah membuat peserta yang mulai ngantuk karena kekenyangan
*ups kayaknya perlu penelitian lebih
lanjut nih hubungan ngantuk dan kenyang* langsung melek dan
bersemangat. Pasalnya bunda Romi
langsung mengajak para orang tua bermain games.
Aturannya begini : Bunda Romi
akan membacakan cerita dimana didalamnya menyebutkan angka-angka. Untuk setiap
angka genap yang disebut, peserta wajib bertepuk tangan sedangkan untuk angka
ganjil wajib berdiri. Nah, silakan
bayangkan betapa ramainya karena memang yang akan terpilih mendapat hadiah
adalah yang responnya paling heboh.
Kehebohan peserta saat games dari Bunda Romi |
Game
sederhana ya. Tapi sesungguhnya untuk
bisa mengikuti butuh konsentrasi tinggi.
Selain kemampuan mendengar yang baik, juga kemampuan mencerna isi cerita
sekaligus mengkategorikan angka-angka yang disebutkan. Dan ini menyenangkan. Tanpa sadar kita sebenarnya sedang
belajar. Belajar yang fun tapi sukses nyantol di benak.
Inilah yang
ingin disampaikan oleh bunda Romi. Bahwa
membentuk anak cerdas multitalenta itu bukan dengan memaksanya melahap isi-isi
buku dalam bentuk hapalan yang membosankan.
Berkreasilah, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat
dinikmati oleh anak-anak. Tak perlu
dengan alat peraga yang heboh atau mahal, lakukan dengan cara sederhana saja,
asal anak menikmati pasti akan menjadikannya nyaman untuk belajar.
Setiap anak
adalah istimewa. Unik dan memiliki
talenta yang jika diasah dan mendapat dukungan terbaik, mungkin akan berpotensi
mendulang prestasi yang luar biasa. Tak
harus hebat di semua bidang atau mata pelajaran. Karena, bahkan seorang Profesor sekalipun
hanya benar-benar menguasai bidang yang ditekuninya. Meski begitu, sesungguhnya setiap pribadi
juga memiliki multitalenta yang bisa saling mendukung satu sama lain. Dalam hal ini, talenta utama akan menjadi
lebih moncer jika didukung dengan kemampuan baiknya dibidang lain.
Ada 9 tipe
kecerdasan yang disampaikan dalam konferensi ini, antara lain :
1. Kecerdasan
musikal yaitu kemapuan anak merespon nada, menikmati dan menjadikannya harmoni
yang indah
2. Kecerdasan
kinestetik yaitu kemampuan menggunakan kelenturan tubuh untuk mengatasi masalah
dan menghasilkan produk
3. Kecerdasan
logika matematika yaitu kemampuan memahami kondisi dengan penalaran logika,
analisis dan perhitungan matematis
4. Kecerdasan
visual spasial yaitu kemampuan membayangkan hasil akhir, berimajinasi, berpikir
kreatif dan sebagainya
5. Kecerdasan
linguistik yaitu kemampuan mengekspresikan diri menggunakan bahasa, lewat
membaca, menulis dan berkomunikasi
6. Kecerdasan
interpersonal yaitu kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara efektif,
berempati dan mamahami orang lain
7. Kecerdasan
intrapersonal yaitu kemampuan menganalisa diri sendiri, menggunakan perasaan
untuk membuat perencanaan pencapaian dan tujuannya
8. Kecerdasan
natural yaitu kemampuan mengenali flora dan fauna serta melihat perbedaan dan
persamaan di alam ini
9. Kecerdasan
moral yaitu melatih empati, hati nurani, memahami kebenaran dan bertindak
jujur. Juga melatih anak untuk bersikap
adil dan menempatkan sesuatu sesuai porsinya.
Menarik
menyimak tipe-tipe kecerdasan ini. Saya
melihat banyak orang tua manggut-manggut dan bergumam, ‘Ohh..begitu.” Masing-masing tipe akan menghasilkan anak
yang memiliki keahlian berbeda yang akan optimal jika didukung dengan yang
lainnya.
Mari Wujudkan Indonesia Sehat
Sebagai
wujud kepedulian pada anak bangsa, Morinaga hadir mengisi kebutuhan asupan
nutrisi sehat. Beberapa pilihan
produknya antara lain Chil
Kid Platinum Moricare, Chil School Platinum MoriCare+ Prodiges. Selain itu untuk anak-anak yang mengalami
alergi, juga tersedia Morinaga Soya dan Morinaga P-HP (partially hydrollized protein)
Dari setiap
setiap kaleng Chil Kid kemasan 800 gram yang terjual, Morinaga menyumbangkan Rp. 10.000,- untuk membantu
pembangunan/renovasi sekolah-sekolah dasar di pelosok Indonesia.
Buat emak yang ingin tahu lebih banyak lagi produk dari seri Morinaga Platinum, bisa kunjungi situs resminya di www.morinagaplatinum.com. Juga bisa kepoin akun sosial media mereka di Facebook Morinaga Platinum, Instagram @morinagaplatinum, Twitter @MorinagaID, atau di YouTube Morinaga Platinum.
Nah Mak,
siap melangkah bersama untuk mewujudkan Generasi Platinum Multitalenta?
Semangat ya
Salam cihuy
Wah lengkap reportasenya.
ReplyDeleteIya aku setuju sama quotesnya Bunda Romi sebagai Ibu sebisanya menghargai apapun pencapaian anak ya
Siap cerdasnya bangsa. Gak cuma anak-anaknya, tapi juga orangtuanya. Ini acara yg bergizi banget.
ReplyDeleteOrangtua harus mampu nih menggali potensi anak dan ini enggak semudah yang dibayangkan. Karena tepat banget klo orangtua, ayah dan bunda perlu belajar dari acara seperti ini.
ReplyDeleteAisk ya. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak, Morinaga juga membantu perkembangan sekolah ya mba :)
ReplyDelete