Thursday, January 27, 2022

Belajar Bersyukur dan Tak Meratapi Beban

 


Suatu hari seorang pekerja sibuk mengeluh karena sesaat menjelang pulang, tiba-tiba diberi tambahan tugas oleh atasannya sehingga dia harus menambah jam kerjanya hingga malam hari. Kondisi ini menyebabkan dia batal ikut acara kumpul-kumpul bareng temannya yang akan diadakan di sebuah vila dimana mereka akan berangkat bersama-sama. Sepanjang mengerjakan tugasnya, dia terus menerus merengut dan mengomel.

Tengah sibuk melakukan pekerjaan, dari televisi kantor terdengar berita kecelakaan beruntun yang memakan cukup banyak korban. Yang membuatnya terkejut, daftar nama korban yang dibacakan oleh pewarta berita adalah teman-temannya yang sedang dalam perjalanan menuju vila.

Setelah kejadian itu, tak henti-henti dia mengucap syukur dan berterimakasih pada atasannya. Karena tugas dan beban yang diberikan padanya malam itu, maka dia bisa terhindar dari kecelakaan maut yang bisa saja merenggut nyawanya.

*****

Sebuah kisah lain saya alami sendiri.

Suatu hari saat menjemput Prema di sekolah. Tepat di tengah halaman sekolah, ada pohon jambu yang cukup rindang. Biasanya, di bawah pohon jambu ini digunakan untuk parkir kendaraan para orang tua yang menjemput anaknya. Saya juga biasanya begitu. Tapi karena space yang terbatas, jadi tidak semua kendaraan bisa parkir di sana sehingga harus parkir di area lain yang cukup panas.

Siang itu saat tiba di sekolah, saya ternyata agak terlambat. Area tersebut sudah penuh. Bahkan ada sebuah mobil yang ikut ngadem di sana. Banyak orang tua yang mengendarai motor jadi misuh-misuh melihat mobil yang parkir. Terlihat egois! Mobil khan bisa di tempat panas, bisa nyalain AC. Mbok yo gak usah ngambil lahan parkirnya motor dong ah! Intinya pada ngomel deh. Err... saya juga salah satu yang ikutan ngomel. Dikiiiit kok hehe.

Selagi menunggu, tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Tahukah apa yang terjadi?

Salah satu dahan pohon jambu itu patah. Jatuh. Tepat di atas mobil yang parkir itu. 

Huaaaa.... saat itu kami semua kaget. Sejujurnya, pengendara motor pasti diam-diam bersyukur gak parkir di sana. Karena kalau parkir, pastinya tetap duduk manis di atas motor sembari ngobrol dengan orang tua murid lainnya.  Saat dahan itu jatuh, kami semua pasti tertimpa.

Fyuuuuuh

*****

Kita seringkali terperangkap dalam pikiran negatif terhadap hal-hal yang tidak kita sukai atau kita anggap menghalangi kesenangan kita. Lalu merutuk dan akhirnya mengerjakan sesuatu dengan terpaksa. Kejadian di atas hanyalah salah satu contoh bahwa beban yang di awalnya terasa membuat kecewa justru menjadi penyelamat. Terlepas soal takdir, bahwa Tuhan memang selalu punya rencana indah pada umatnya yang tak bisa kita duga sebelumnya.

Sebuah kata bijak mengungkapkan, “Tuhan sesuai prasangka hamba-Nya”. Demikianlah selayaknya kita menempatkan Tuhan sebagai maha pengasih, penyayang dengan segala skenario kehidupan yang sudah disiapkan-Nya untuk kita. Bahwa apa yang kita alami adalah cara Tuhan menunjukkan kuasanya dalam mengatur Rta/hukum alam ini.

Melakukan setiap tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan akan menjadikan kita sebagai pribadi yang bersyukur tak terus menerus mengeluh. Setiap tugas adalah proses pendewasaan dan perbaikan kualitas diri. Saat dikerjakan dengan ikhlas, pekerjaan dan beban makin terasa ringan sehingga selesai lebih cepat karena ketenangan pikiran saat mengerjakannya.

Setiap orang terlahir dengan membawa buah karmanya masing-masing. Sudah ada jatah dan takarannya. Sesekali dapat bonus tergantung seberapa pantas kita menerimanya yang ditunjukkan dengan kerja keras, sikap yang baik dan jujur, berjalan di jalan kebenaran atau sebaliknya. Kembali lagi pada pilihan yang kita buat. Tapi di atas semua itu, yang paling penting tentunya adalah bersyukur atas semua anugerah yang kita terima, sekecil apapun itu.

Masih membuka mata dengan sehat di pagi hari. Bisa sarapan dalam keadaan sehat bersama keluarga tercinta, beraktivitas dengan normal, menghirup udara segar dst adalah beberapa contoh kecil hal yang layak disyukuri setiap saat. Pikiran-pikiran yang baik ini selayaknya menjadi pengantar bagi kita dalam menjalankan kewajiban sehingga prasangka kita pada Tuhan juga menjadi lebih baik.

Duh.. ini gak jelas jadinya mau ngoceh apa deh. Tadinya mau cerita tentang keluarga yang sakit beruntun di awal tahun. Terakhir saya juga minggu lalu harus pasrah di ruang IGD. Tapi kok malah jadi ngelantur gini. Cerita sakitnya nanti aja deh. Sekarang mau banyak-banyak bersyukur dulu udah diberi sehat dan kesempatan berkumpul kembali di rumah bersama keluarga. Meskipun ya, blog jadi agak terbengkalai dan berdebu.

Semangaaaat!


Salam

Arni


8 comments:

  1. Agree mbak, kadang bad thing versi kita adalah cara Tuhan menyayangi dan menjauhkan kita dari keburukan. Sama seperti si temennya leonardo dicaprio yang gagal naik Titanic.

    Pasti muangkel dan nggondok until...sang Rabb reveal His glorius plan. Ya kan.

    ReplyDelete
  2. Haha, sering banget kayak gini. Sering dongkol sama sesuatu, eh ternyata ada hal lain yang manis menunggu. Ujung-ujungnya banyak bersyukur

    ReplyDelete
  3. Iyaap benar bangett ya mba… Aku pun pernah waktu itu mau pergi jalan2 karena udah direncanakan jauh2 hari, tapi pas hari h itu hujan badai… Ternyata benar kejadian gagal pergi itu bikin aku bersyukur sebab jalanan menuju tempat itu longsor. Nah, Terkadang kita diberikan sprti itu biar lebih banyak bersyukur atas nikmat buat kita yaa mba, bukan mengeluh…

    ReplyDelete
  4. Benar Kak, kadang hal yang kita pandang buruk ternyata malah jadi yang terbaik. Saya beberapa kali mengalami hal seperti ini

    ReplyDelete
  5. Jadi keinget saudara yang juga mengalami hal serupa seperti diatas, mau pulang kampung dari jogja ke jakarta naik kereta aman, tapi pas mau berangkat ke kampung halaman menggunakan pesawat ia gak bisa pergi karena rapid testnya udah kadaluarsa pada saat itu. Eh temen-temennya yang pergi itu kecelakaan pesawat dong, yang dulu itu.. Duh bersyukur banget lah, dan tetap tabah untuk orang yang ditinggalkan

    ReplyDelete
  6. Benar banget, mbak. Kadang kita suka berprasangka buruk ya setiap mengalami hal negatif padahal siapa tahu ada kebaikan yang akan diberikan Tuhan lewat hal negatif tersebut. Pada intinya memang Tuhanlah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita

    ReplyDelete
  7. Aku jadi punya perspektif berbeda setelah mengetahui banyak kejadian yang gak semestinya. Seringkali aku bilang ini yang namanya takdir yaa..
    Seperti teman ibuku juga pernah begini, kak.

    Beliau ketinggalan penerbangan, lalu marah-marah sama maskapainya.
    Beberapa menit kemudian dapat kabar kalau pesawat yang akan ditumpanginya tadi hilang sinyal dan ditemukan setelahnya, kecelakaan.

    MashaAllah~
    Beginilah Allah Tuhan jika berencana.

    ReplyDelete
  8. Syukurlah Kak, semua sudah sehat kan ya sekarang?
    Iyah, kadang kita denial dengan keadaan, padahal itulah yang terbaik untuk kita, bisa jadi kalau kita tetap maksa ya hasilnya jadi fatal, huhuh.
    memang kuncinya harus selalu berprasangka baik dan be positif ya :)

    ReplyDelete