Sunday, September 12, 2021

, ,

Tentang Hujan

 


Orang bilang hujan itu romantis. Orang bilang hujan itu indah. Orang bilang aroma petricor begitu menggoda. Tapi tidak dengan Kay. Dia benci hujan. Dia marah pada hujan. Buat Kay hujan adalah penghancur semua mimpinya.

Saat berumur 8 tahun, Kay begitu menginginkan sepatu pink seperti milik Andara.  Dia ingin memakainya ke pesta ulang tahun Tania yang akan diadakan di kebun belakang rumahnya. Pesta di ruang terbuka yang pastinya akan ditata manis sekali. Meski anak orang kaya, Tania memang bergaul dengan semua temannya, tak peduli latar belakang mereka.  Maka, saat berulang tahun semua teman sekelas diundangnya.

Kay pernah melihat sepatu cantik Andara. Dengan hiasan pita mungil diujungnya. Kay langsung jatuh cinta. Saat pulang, Kay terus merajuk pada Ayah berharap dibelikan sepatu yang sama.

“Nanti kalau Ayah sudah ada uangnya pasti Ayah belikan. Kay berdoa ya supaya dagangan Ayah laris. Jadi uangnya cukup buat beli sepatu,”

Kay mengangguk. Lalu sejak hari itu dia berdoa sepenuh hati. Apa daya, sejak hari itu pula hujan turun terus menerus. Artinya, tak akan ada orang yang membeli es. Siapa yang mau minum es saat hari hujan? Sementara berjualan es keliling adalah usaha yang dilakoni Ayah Kay.

Pupus sudah harapan Kay memakai sepatu pink. Ajaibnya, hujan berhenti tepat di hari ulang tahun Tania. Pesta kebun tetap berlangsung. Dan Kay tetap tak punya sepatu pink.

Saat berumur 15 tahun, Kay baru saja pulang sekolah. Sembari berlari karena hujan sedang turun dengan deras. Seorang ibu sedang marah-marah di rumahnya sambil terus menunjuk dan memaki Ayah Kay. Dia menuntut ganti rugi atas mainan anaknya yang tak sengaja terlindas ban sepeda ayah saat sedang berkeliling berjualan es. Tak tanggung-tanggung, minta ganti ruginya satu juta. Kata ibu itu, mainannya mahal. Belinya di luar negeri.

Sebagai gantinya, dia mengambil sepeda Ayah. Padahal itu satu-satunya milik Ayah dan menjadi alat untuk bekerja. Selain itu, para pengawal suruhan juga membongkar seisi rumah. Celengan ayam Kay ikut diambilnya. Padahal Kay berencana membeli sarung baru untuk hadiah ulang tahun Ayah. Yang sekarang dipakai ayah sudah penuh lubang di sana sini.

Sepeda dan celengan berpindah tangan. Ibu itu berlalu dengan mobil mewah. Ayah dan Kay hanya membisu. Tak mungkin mengejar. Hujan semakin deras, hati Kay kembali patah.

Saat berusia 18 tahun, Kay tersenyum manis di depan kaca. Hari ini pengumuman kelulusan dan acara perpisahan di sekolah. Kemarin Kay dipanggil oleh Kepala Sekolah. Kay mendapat nilai tertinggi, karena itu Ayah Kay diminta untuk hadir dan memberikan kata sambutan mewakili wali siswa. Selain itu Kay juga berhak masuk ke kampus impiannya dengan beasiswa penuh. Kay akan masuk kedokteran. Impiannya, menjadi dokter kandungan yang akan menolong ibu melahirkan agar persalinan lancar dan si bayi tak perlu kehilangan ibunya hanya karena jauh dari rumah sakit atau tak punya biaya untuk ke rumah sakit. Kay tak mau anak lain seperti dirinya, yang sejak lahir ditinggal ibu. Kata Bi Narti, tetangga sebelah rumah, waktu itu hujan deras sekali. Situasinya serba sulit untuk membawa ibu ke rumah sakit.

Bersama Ayah, Kay berangkat ke sekolah. Dengan becak yang dikendarai Ayah. Becak sewaan dari juragan di ujung gang. Meski tak banyak lagi orang yang naik becak, tapi sejauh ini penghasilan dari menarik becak masih cukup untuk berdua.

Lalu hujan turun. Deras sekali.

Tadinya Kay ingin menunda perjalanan, berteduh sejenak. Tapi Ayah bersikeras. “Takut terlambat,” begitu katanya.

Ayah mengenakan jas hujan. Kay menurunkan tirai depan agar tak terkena hujan. Kay bahagia sekali. Kali ini dia membuat Ayah bangga.

***

Kay membuka mata. Sekelilingnya terlihat putih. Kepala sekolah bersama dokter berdiri di sampingnya. Saat itulah Kay diberi tahu, saat akan menyeberang masuk gerbang sekolah, becak mereka tertabrak mobil. Karena hujan yang sangat deras, jarak pandang menjadi pendek. Mereka menjadi korban tabrak lari.

Ayah meninggal. Kali ini Kay benar-benar benci hujan.

***

“Sayang ayo masuk. Di sini dingin,” lembut suara Ge berbisik di telinga Kay. Pelukan hangat melingkari tubuhnya dari belakang.

“Sebentar ya, hujannya lagi syahdu. Dari tadi hujan ini seperti ingin bercerita banyak kepadaku. Ada pesan cinta di tiap titiknya,”

“Mau kutemani? Bersama secangkir kopi mungkin…,”

“Tawaran menarik. Asal bersamamu, hujan dan kopi menjadi kombinasi indah untuk menghadirkan kenangan,” Kay tersenyum, sembari menatap hujan dan menghirup aroma petricor dalam-dalam.

Sudah hampir 4 tahun, dokter Kayra tak lagi membenci hujan. Kala itu, Ge hadir menawarkan ketenangan. Saat Kay berdiri gemetar di teras toko buku, tak berani menerjang hujan yang turun begitu deras. Mereka bertukar kisah, terus terhubung dan semakin dekat. Hingga 6 bulan lalu, Ge memberi kejutan manis dengan melingkarkan cincin di jari manis Kay. Dan di sinilah mereka sekarang, suami istri yang penuh cinta.

Yang Kay tak pernah tahu, Ge adalah pengendara mobil yang menabrak becak mereka 8 tahun yang lalu. 

💕💕💕


Salam

Arni

41 comments:

  1. Wuah.. Merinding endingnya mba.

    Juara!

    Tadinya mau komentar kalo Ge adalah penawar dikala kenangan sedih hujan selalu datang. Ternyataaa..

    Tp terlepas dr cerita fiksi, kejadian demikian mmg nyata ada n bisa terjadi walau berbeda cerita. Hikmahnya, kadang kala yg paling menyakiti kita bisa menjadi penyembuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm... bisa jadi sih
      Penyembuh ketika kita mau membuka hati ya

      Delete
  2. sukaakkk sama ceritanya, nggak nyangka kalau endingnya ternyata.. dibikin kayak ftv bagus juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah klo dibikin FTV gak tega lihat Kay nangis terus nanti

      Delete
  3. Kalau Ge, tahu enggak? Apakah pendekatannya berawal dari rasa bersalah? Menarik deh, penutupnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba nanti saya tanyakan ke Ge dulu ya
      Mungkin saja dia tahu, makanya dia menebus kesalahan dengan memberikan cinta dan membantu Kay bangkit

      Delete
  4. Duh kalau disinetronkan ini bakal jadi panjang episodenya. Kay bisa memiliki sifat tokoh yang diluar dugaan kita, apalagi kalau tahu rahasia itu...

    Ditunggu cerita lainnya ya
    Suka....

    ReplyDelete
  5. Wah, plot twist endingnya bikin wow. Jadi penasaran kelanjutan ceritanya, bagaimana kalau Kayu tahu suaminya yang menabrak ayahnya. Mmm, menarik

    ReplyDelete
  6. Aduh ini kalau dijadiin drama atau film seruu banget pasti, cerita sederhana tapi harus dengan power karakter pemain yang kuat banget. Lanjut mba ceritanya gimana kalau Kay tahu Ge yang menabrak becak, aku suka "cerita hujan" ini.

    ReplyDelete
  7. sambungannya ada gak mbak? plot twist banget nih, jadi penasaran gimana kalau Kay tahu bahwa Ge yang menabrak becak yang membuat ayahnya meninggal. Diayang membuat luka tapi dia juga yang menyembuhkan lukanya Kay.

    ReplyDelete
  8. Endingnya ngeselin nih. Hehe..Awas ya kalo ada sambungannya. Haha..

    Tapi cerita ini mirip dengan FTV yang kutonton bbrp wkt lalu. Namun yg kena tabrak ibunya. Beruntung sang ibu hanya pincang.

    Endingnya ya bisa ditebak sih. Si ibu meminta sang anak utk memanfaatkan si penabrak itu. Akhirnya si penabrak itu melamar anak itu. Cerita berakhir bahagia.

    Tapi cerita kakak ini lbh seru sih hehe..

    ReplyDelete
  9. Sepertinya Ge tahu siapa si Kay, eh.. hehe.

    Walaupun ending bahagia dengan hal yang dramatis, tapi memungkinkan terjadi hal itu, karena datangnya jodoh tak ada yang tahu

    ReplyDelete
  10. huaaaa, ternyataaa...
    duuh, kalau Kay tahu kenyataan si Penabrak adalah suaminya itu apa jadinya ya Kak?
    semoga saja Kay sudah bisa menerima kenyataan ya.

    ReplyDelete
  11. Huaaaa! Aku suka hujan, banget banget banget.. Selain bisa membangkitkan kenangan bersama Dia, adem aja gitu. Tapi, kalau udah banjir ya ampun banget sih..

    Pen banget bisa buat cerpen fiksi begini.
    "Tawaran menarik. Asal bersamamu, hujan dan Aqua menjadi kombinasi indah untuk menghadirkan kenangan" versi Aku, wkwkwkwk

    ReplyDelete
  12. Plot twist sekali endingnya Mba Arni. Keren sekali alur ceritanya. Bikin haru. Bikin penasaran hingga endingnya nggak bisa ditebak. Very nice story .....

    ReplyDelete
  13. Tolong kak, dibikin babak/episode selanjutnya, karena endingnya sudah bisa bikin kaget saya yang sudah membaca tuntas. Menarik nih kalo dibikin novel dengan menambah pemeran tambahan.

    ReplyDelete
  14. Oh no! Mengezutkan. Kira-kira gimana perasaan Kay kalau tahu yang sebenarnya ya? Tapi cerita kayak gini beneran ada loh. Untungnya mereka bisa saling memaafkan.

    ReplyDelete
  15. Sebagai pecinta hujan aku nebak mau kemana ini akhir cerita. Maklum aku senang hujan ya syahdu aja romantis gitu, beda kayak Kay ha ha ha. Duh akhirnya ...

    ReplyDelete
  16. yaaampunn akhirnya mengejutkan sekali kak, ini jadi belum tau ya Ge ini tulus atau hanya merasa berasalah.. duh pikiranku kemana-mana hahaa

    ReplyDelete
  17. Wahhh bakal ada kelanjutan yang makin seru nih. Ponakan ku kalo sama hujan takut mba hahhaa tadi pagi nangis hujan makin deres

    ReplyDelete
  18. Endingnya sungguh plot twist..
    Tapi apakah si penabrak tau kalo istrinya itu adalah salah satu korban kecerobohannya dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh iya juga ya bang, kalau ternyata si suami tahu pasti akan ada perasaan bersalah pada sang istri ya.

      Delete
  19. Huhu.. Sedihnya hidup Kay.. 😭😭😭

    Sebab itulah, Kay menjadi orang yang kuat dan tegar ya. Pengalaman menerpa hidupnya seperti itu. Tapi macam sinetron aja kalau Ge adalah penabrak becaknya 😂😂

    Luar biasa Mbak Arni

    ReplyDelete
  20. Endingnya mak jleb, andai Kay tahu yg nabrak dia dan ayahnya 8th lalu adalah GE. Apa yg terjadi? Lalu jika GE hanya merasa bersalah saja dan menebus rasa salahnya saja, kemudian Kay sudah cinta mendalam sama GE. Ya Allah kasihan Kay. Loh aku kok malahan nebak2 ya, hehe gimana kelanjutannya kak? Pengen baca lagi

    ReplyDelete
  21. Sedih banget part naik becak bersama ayah lalu akhirnya ditabrak :(( kebayang patah hatinya Kay lgsg mellow bayanginnya...dan endingnya sesek juga ya ternyata suaminya adalah pembunuh bapaknya mmm...

    ReplyDelete
  22. Syukurlah akhirnya kay tidak benci hujan lagi dan harapanya menjadi dokter tercapai juga.
    Kadang ada beberapa hal remeh yang kita benci (atau takuti) sampai dewasa. Akhirnya memang pupus jua tapi dengan rentang waktu yang lama.
    Btw, ini cermin yang bagus.

    ReplyDelete
  23. Sangat menarik sekali tulisan dan cerita tentang Kay.

    Dan saya sangat apresiasi sekali. Beberapa komentar di atas banyak yang memention cerita FTV/sinetron, tapi memang beginilah cerita seharusnya dibuat.

    Ada unsur drama tiga babak berupa intro, konflik, dan resolution. Intronya adalah tentang peristiwa kecelakaan, konfliknya adalah tentang kebencian terhadap hujan, dan resolutionnya adalah berdamai.

    Ketiga struktur dramatik ini, harus memenuhi unsur kausalitas (hubungan sebab akibat). Oleh karena ketika cerita memberitahu siapa karakter Ge, sesungguhnya bukanlah plot twist. Tapi menandakan kalau penulis cerita sangat paham betul bagaimana menulis alur dan karakterisasi.

    ReplyDelete
  24. Trenyuh aku membaca ceritanya. Apalagi dengan sosok Bapak, yang mengingatkan aku sama Alm Bapakku sendiri 😭 Terakhir, menggambarkan tokoh Ge dengan singkat, padat, dan bikin kaget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi usia Kay dan Ge ini terpaut berapa tahun, kak Arni?
      Suka banget sama endingnya... Semoga Ge juga sadar dan mencintai Kay dengan setulus hati, bukan karena perasaan kasihan.

      Delete
  25. Jadi usia Kay dan Ge ini terpaut berapa tahun, kak Arni?
    Suka banget sama endingnya... Semoga Ge juga sadar dan mencintai Kay dengan setulus hati, bukan karena perasaan kasihan.

    ReplyDelete
  26. Jadi usia Kay dan Ge ini terpaut berapa tahun, kak Arni?
    Suka banget sama endingnya... Semoga Ge juga sadar dan mencintai Kay dengan setulus hati, bukan karena perasaan kasihan.

    ReplyDelete
  27. Jadi usia Kay dan Ge ini terpaut berapa tahun, kak Arni?
    Suka banget sama endingnya... Semoga Ge juga sadar dan mencintai Kay dengan setulus hati, bukan karena perasaan kasihan.

    ReplyDelete
  28. Jadi usia Kay dan Ge ini terpaut berapa tahun, kak Arni?
    Suka banget sama endingnya... Semoga Ge juga sadar dan mencintai Kay dengan setulus hati, bukan karena perasaan kasihan.

    ReplyDelete
  29. Wow plot twistnya keren, tapi pertanyaannya sampai kapan Ge akan menyimpan rahasia itu, apakah dia menikahi Kay karena rasa bersalahnya. Karena pasti seumur hidupnya akan selalu dihantui oleh peristiwa tabrak lari yang merenggut nyawa ayahnya Kay dan membuat Kay trauma selama ini sama hujan. Keren mba, nice one ceritanya bikin dredeg di hati, nyesssss bgt.

    ReplyDelete
  30. wah plot twist-nya mantap, mbak. jadi pengen tahu cerita dari sisi Ge biar lebih seru. hehe

    ReplyDelete
  31. Cerita nya daleeem. Konfliknya tajam. Keren nih.

    ReplyDelete
  32. Wahh gimana tuh perasaan kay yaa kalau seseorang yang bersanding bersamanya saat ini adalah orang yang menabrak becak ayahnya.. Duh pasti teriris banget, udah kek drama sinetron di ikan terbang nih.. Semoga baik-baik aja, lanjut part selanjutnyaaa

    ReplyDelete
  33. Aku suka banget aroma Petrikor yang muncul setiap air hujan membasahi tanah kering mba. Aduh, rasanya semua nostalgia yang indah-indah, plus yang sedih-sedih bermunculan bergantian.

    Hiks. Aku tersedu pas part sepeda ayah Kai diambil untuk mengganti mainan yang kelindas itu. Mba Arniii, jago amat nulis cerpennya. Satu paragraf terakhir plot twist bangetttttt. Saya minta lanjutannyaaaaa. Hahahaha

    ReplyDelete
  34. Cerita pendek dengan plot twist yang menarik. Bisa jadi Ge juga tak tahu korban tabrak larinya punya anak perempuan, namun takdir mendekatkan keduanya. Sal hangat kak Arni. @dewipuspa

    ReplyDelete
  35. Cerita pendek dengan plot twist yang menarik. Bisa jadi Ge juga tak tahu korban tabrak larinya punya anak perempuan, namun takdir mendekatkan keduanya. Salam hangat kak Arni. @dewipuspa

    ReplyDelete
  36. seorang dari anak saya lahirnya diwaktu hujan. hatinya pun aduhh sejuk sangat seperti hujan. sekarang sudah masuk umur 17 tahun.. salam perkenalan sahabat

    ReplyDelete