Friday, August 12, 2022

, , ,

Balada Anak SMP ; MPLS

 


Tahun ajaran baru dimulai 18 Juli 2022 untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. Yup, Prema mulai memasuki masa putih biru. Sejak beberapa hari sebelumnya udah sibuk berbenah.  Mulai dari pakaian hingga buku-buku di meja belajar. Berganti warna, berganti suasana. Kami juga tak bosan-bosan membekali Prema dengan berbagai nasehat seputar sekolah di tempat yang baru.

Salah satu perubahan yang paling terasa adalah jam masuk kelas yang lebih awal. Waktu SD dulu, bel sekolah berbunyi pukul 7.30 pagi. Pelajaran pertama dimulai pukul 8. Itupun jarak rumah ke Sekolah cukup dekat, bisa ditempuh dalam 15 menit saja dengan kendaraan, jadi ya Prema bangun agak santai. Berbeda dengan sekarang, jam 6.50 harus sudah di kelas untuk mengikuti renungan pagi selama 10 menit. Lalu tepat jam 7, pelajaran pertama dimulai. Waktu tempuh ke Sekolah sekitar 1 jam dari rumah. Artinya, bangun lebih awal, berangkat lebih pagi.

Perubahan selanjutnya adalah transportasi. Untuk berangkat Sekolah, masih dengan pola yang sama dengan waktu SD dulu. Berangkat bareng Ayah, sekalian Ayah ke kantor. Hanya saja beda arah. Ada untungnya sih, Ayah jadi lebih pagi juga ke kantornya. Nah, untuk pulangnya ini menjadi pola baru. Prema harus naik angkot sekali dari depan Sekolah, lanjut naik kereta/commuter line dari Bogor – Cilebut (hanya berjarak 1 Stasiun, sekitar 7 menit). Di Cilebut, saya jemput untuk pulang ke rumah.

Prema senang-senang saja dengan pola baru ini. Bahkan excited sekali dia. Merasa diberi kepercayaan kayaknya dan ingin menunjukkan bahwa dia bisa mandiri. Kami saja orang tuanya yang agak deg-degan. Maka, 3 hari sebelum sekolah dimulai kami “ngebolang” berdua buat training cara naik kereta, angkot dan seterusnya.

“Ini e-money buat Prema. Sudah ibu isi. Nanti pakai itu ya di Stasiun. Jaga baik-baik dari sekarang,” kata saya sembari menyerahkan e-money yang baru saja saya isi di minimarket dekat Stasiun.

“Ini buat naik angkot juga?” Tanya Prema

Ups… tolong jangan diketawain ya Oom Tante online. Harap maklum Prema naik angkot itu hanya beberapa kali. Itupun karena rombongan sekolah waktu SD. Jadi gak pernah berurusan sama pembayaran.

“Ndaklaah. Angkot bayarnya tunai, pakai uang asli!”

“Nanti kalau mau berhenti bilangnya apa. STOP Pak! Begitu ya?” Prema bertanya lagi

“Hush ndak begitu. Bilangnya “KIRI”. Atau pas naik angkotnya, Prema bilang duluan  sama Pak Supir kalau mau turun di Stasiun. Nanti juga angkotnya pasti berhenti di samping JPO yang tinggi itu,” Jelas saya panjang lebar.

Jadilah hari itu kami berdua naik motor ke Stasiun Cilebut, menentukan nantinya tempat janjian saat pulang Sekolah dimana, lanjut naik kereta ke Stasiun Bogor. Dari sini berjalan keluar, melintasi JPO lalu coba menempuh perjalanan ke Sekolah dengan berjalan kaki.

“Bu. Capek! Jauh lho ini. Kalau Prema berangkat naik kereta, nanti Prema naik angkot aja ya dari sini ke Sekolah. Lagian kalau jalan, jadinya keringetan. Sampe sekolah bajunya basah dong,”

Hmm… mulai complain dia.

Okelah  gak apa-apa. Yang penting dia tahu dulu jalur ke Sekolah. Sampai di depan Sekolah, kami langsung balik arah. Mencari angkot menuju Stasiun, sekaligus mengajarkan Prema cara naik angkot. Lalu menyeberang JPO dan kembali masuk area Stasiun Bogor. Ternyata di sini ada pemeriksaan sertifikat vaksin dong. Oke, saya jadi tahu harus melengkapi Prema dengan sertifikat vaksin.  Lanjut naik kereta bareng dan gak bosan-bosan ngingetin semua “SOP” yang udah diajarin.

“Siap! Prema udah bisa bu. Prema berani,” katanya yakin dan percaya diri.

Ok. Kita lihat nanti ya, Nak. Good luck!

Minggu pertama ini agendanya MPLS (Masa pengenalanan Lingkungan Sekolah).


________

Senin, hari pertama

Urusan sekolah relatif aman. Meski paginya agak gedubrakan, harap maklum baru mulai. Tiba di Sekolah juga agak mepet waktunya. Jalan agak macet, mungkin karena sepanjang jalan banyak melintasi Sekolah yang mana barengan semua masuknya hari yang sama. Hari pertama masuk Sekolah, banyak yang diantar dan ditunggui oleh orang tuanya. Jadi hampir semua jalur Sekolah agak macet. Tapi, so far aman. Kecuali urusan bekal. Saya pikir karena baru hari pertama yang pulangnya hanya sampai jam 11 siang saja, Prema tak usah lah bawa bekal. Nanti makan siang di rumah saja.

Ndilalah rupanya jam 9 dia udah lapar. Untungnya saya bawain pegangan uang jajan. Jadilah dia jajan makan berat di kantin sekolah (nasi + ayam). Ujung-ujungnya complain dia sampai di rumah.

“Bu, mulai besok bawa bekal ya. Gak mau kelaparan lagi Prema,”

“Lah khan di rumah udah sarapan,”

“Khan sarapannya lebih pagi. Jam setengah 6. Ya jelaslah jam 9 lapar jadinya. Pokoknya besok bawain bekal buat makan,” pintanya lagi.

“Iya deh iya. Mulai besok bawa bekal,” janji saya

Untuk urusan transportasi aman. 



Selasa, hari kedua

Bawa bekal  : Check (√)

Transportasi aman : Check (√)

Pulang penuh cerita tentang keseruan di Sekolah dan pertemuan dengan teman-teman baru yang katanya baik-baik. Wali kelasnya juga baik. Semuanya memberi kesan yang nyaman untuk Prema.

Rabu, hari ketiga

Hari ini Ayah WFH. Pagi nganter Prema, siang rencananya gantiin saya jemput ke Stasiun. Jam 11 siang Ayah otw jemput. Tiba-tiba Prema menelpon

"Ibu maaf ya..," suaranya di ujung telepon sedih, terdengar merasa bersalah

Saya kaget dong!

"Prema kenapa?"

"Ibu tolong jemput ke Stasiun Bogor ya. E-moneynya Prema ketinggalan. Prema ndak bisa naik kereta,"

Fyuuh. Emak tarik nafas dulu. Gak boleh ngomel. Yang paling penting tenangin Prema dulu.

"Coba Prema beli tiket aja di loket. Ada uang khan?"

"Iya bu," katanya sambil nutup telepon

3 menit kemudian telp saya kembali berdering.

"Bu, gak bisa beli tiket. Katanya minimal 30 ribu. Uangnya Prema gak cukup,”

Oalaaaah baeklah. Artinya memang harus dijemput.

"Oke. Prema tenang dulu. Tunggu aja di sana, nanti dijemput. Cari tempat duduk di depan loket ya. Tapi harus sabar, karena nunggu kereta tujuan Bogor dulu. Jadi agak lama ya,"

"Iya bu. Maafin Prema ya. Jadi ribet. Prema yang salah, lupa masukin e-money ke tas,"

"Iya gak apa-apa. Jadi pelajaran aja. Sekarang tenang di sana. Tunggu sampai dijemput. Jangan jauh-jauh dari petugas ya!"

Segera saya menghubungi Ayah  untuk jemput Prema ke Bogor. Karena Ayahnya udah di perjalanan menuju Stasiun penjemputan. Jadilah Ayahnya naik kereta. Singkat cerita Prema bertemu Ayah dan berhasil naik kereta berdua.

Udah kelar?

Belum ternyataaa....

Drama berikutnya di penitipan motor. Ayah menelpon

"Bu, plat motornya ibu berapa ya? Parkirnya dipindahin nih sama petugs. Ayah gak hafal motornya Ibu!"

Astagaa bapaaak!

Ya ya. Selalu ada yang seru dan baru. Namanya juga belajar dari Sekolah Kehidupan. Gara-gara kejadian itu, akhirnya Prema buat check list perlengkapan yang harus dibawa. Sebenarnya udah disuruh buat sejak kemaren-kemaren. Tapi anaknya males. Katanya udah hafal. Kejadian deh ada yang ketinggalan.

Semangat Cah Bagus

Hari selanjutnya harus lebih baik ya!

Note :

Peraturan di Sekolah Prema, siswa dilarang membawa/menggunakan smartphone. Ada pengecualian dengan ijin khusus, surat permohonan dan pernyataan dari orang tua. Dengan catatan, selama di Sekolah siswa tetap tidak memegang HP. Pagi setor ke wali Kelas, siang setelah pulang sekolah diambil kembali. Jadi HP hanya benar2 digunakan di luar kegiatan dan jam sekolah.  Dalam kasus Prema, hanya untuk komunikasi dengan kami, orang tuanya terutama saat-saat penjemputan.

Kamis, hari keempat

Hari ini aman. Prema pergi dan pulang dengan selamat. Urusan perbekalan juga aman. Syukurlah, dia banyak belajar dari kejadian sebelumnya. Yang agak dia complain, karena harus menunggu saya di titik penjemputan.  Saya memang agak telat, karena harus mampir isi bensin dulu. Udah setengah perjalanan baru sadar kalau bensin motor tiris banget. Dan ternyata agak ngantri. Jadi ya, Prema tiba lebih dulu dan sedikit menunggu.


Jumat, hari kelima

Saat menjemput Prema, dia datang dengan wajah berseri. Senyum-senyum sendiri. Saat ditanya ada apa, katanya akan cerita nanti setibanya di rumah saja. Oke deh. Yang penting aman semua.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Prema lalu memanggil saya

“Bu, ternyata MPLS itu dinilai. Jadi khan hari ini ada perayaan ulang tahun sekolah. Trus ada pengumuman siswa terbaik selama MPLS,”

“Wah seru! Trus siapa pemenangnya, Prema kenal ndak?”

“Siapa lagi kalau bukan anaknya ibu yang paling ganteng ini!”

“Wow serius? Hebat sekali. Kok bisaaaa?”

“Ibu ih. Gak percaya sama kemampuan anaknya sendiri. Bisa laaah. Prema khan memang hebat!”

Idiiiih percaya diri sekali dia hahaha

Tapi ternyata memang benar sih. Prema lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Rupanya dapat hadiah dari sekolah. Pantesan aja pulang tadi wajahnya berseri-seri.

“Ibu tau gak, gara-gara Prema menang ini, namanya Prema jadi banyak yang tahu. Pas pulang banyak yang manggil-manggil. Prema khan jadi terkenal,”

Astagaaa bocaaaah. Beneran deh, turunan siapa sih. Emak bapaknya kalem kok anaknya ajib gini percaya dirinya ya #ups

*****

Baru cerita seminggu pertama udah sepanjang ini ya. Minggu berikutnya di artikel yang lain ya. Biar gak bosen bacanya kepanjangan. Sampai bertemu di minggu kedua Oom Tante online.

Salam manis

Prema dan Ibu

 

21 comments:

  1. Wow, tiap hari selalu ada cerita seru ya. Waktu itu aku baca di FB yang HP Prema mati, dan bikin panik...belum publish di blog ya. Lebih seru lagi itu mah...Semangat Prema...

    ReplyDelete
  2. Seru yaa tiap hari ada cerita cerita menarik. Hehehe kebayang nanti bagaimana kalau anak saya sudah sekolah.. hihihihi

    ReplyDelete
  3. Bagus kisahnya, menginspirasi sekali buat para orang tua, bagaimana mengajari anak mandiri dan memastikan anak baik-baik saja. Terima kasih sudah berbagi pengalaman

    ReplyDelete
  4. waa seru ceritanya, selamat ya Prema sudah naik tingkat nih jadi anak SMP ga SD lagi, selamat berpetualang di sekolah baru

    ReplyDelete
  5. Mulai masuk sekolah mulai adaptasi ritme baru ya. Gak hanya orangtua tapi juga anak tentu aja yang sekolah. Mulai dari jam masuk sekolah sampai transportasi. Saya juga ngalamin dan jujur sampai sekarang masih adaptasi dan belum menemukan ritme yang pas. Ditambah dengan kegiatan domestik dan menulis ☺️🤭 tapi anak anak senang karena sekolah lagi setelah dua tahun pandemi

    ReplyDelete
  6. Mulai masuk sekolah mulai adaptasi ritme baru ya. Gak hanya orangtua tapi juga anak tentu aja yang sekolah. Mulai dari jam masuk sekolah sampai transportasi. Saya juga ngalamin dan jujur sampai sekarang masih adaptasi dan belum menemukan ritme yang pas. Ditambah dengan kegiatan domestik dan menulis ☺️🤭 tapi anak anak senang karena sekolah lagi setelah dua tahun pandemi

    ReplyDelete
  7. Punya anak ini emang serunya pas udah sekolah kayak gini ya, tantangan buat ortu banyak banget, dan kudu pinter2 beradtasi sih emang ortu

    ReplyDelete
  8. Ya, ampun drama banget. Udah mulai jauh ya, sekolahnya. Tetap semangat belajar ya, Nak.

    ReplyDelete
  9. Waduh deg2an juga si bujang udah SMP, aku anak baru masuk SD aja juga ikutan berasa vibesnya. Iya dong pastinya laper, anakku juga bawa bekal 2, nasi sama snack padahal pulang jam 1 wkwkwk. Btw, selamat yaa mas Prema jadi siswa terbaik selama MPLS.

    ReplyDelete
  10. Ikut senyum-senyum bacanya karena anak saya juga cowok. Walau masih TK sih. Baca ini jadi kebayang gimana dia SMP nanti. Abang Prema keren, semoga semangat terus ya sekolahnya ^^

    ReplyDelete
  11. MashaAllah. Prema jago. Bahkan dia minta maaf untuk urusan nyusahin orang tuanya karena kartu e-money yang tertinggal. Kamu hebat, dek...

    ReplyDelete
  12. Waah seruu pasti seneng banget setelah 2 th pandemi akhirnya full.offline ya bun.
    Kereen anak sholeh, pemberani 👍
    Semoga sehat selalu yaa

    ReplyDelete
  13. Waaah sudah mulai fase transisi ya mbak, sudah punya bujang hihihi anak bujangku masih 2th :D nanti kalau udah sekolah, pasti remping bawain bekal gini juga yaa

    ReplyDelete
  14. keren lho mas prema, berani termasuk y anaknya. aku seneng dengan ortu yang bisa melatih endurance dan resilient anaknya gini . sebab di era sekarang anak- anak cenderung manja sih ya mereka maunya praktis namun minim pengalaman. ini keren bisa dilatih gini ..

    ReplyDelete
  15. MasyaAllaah selamat yaa kakak, hihi jadi ngga sabar juga lihat anakku cepet SD nih wkwk lihat keseruannya di sekolah, bikinin bekal makan siang uwuwuu

    ReplyDelete
  16. Wah iya, pasti jadi pengalaman yang seru
    Masa masa mpls selalu berkesan
    Tetap semangat belajar yaa

    ReplyDelete
  17. Semangat Premaaa, seru ya jadi siswa putih biru. Senengnya dapat hadiah.

    Barengan nih sama anakku yang nomer dua, masuk SMP juga sedangkan Kakaknya naik kelas 3. Disini gak ada angkutan umum jurusan ke sekolah, tapi untung ada elf antar jemput. Mereka berdua naik itu, jam 5.45 udah harus berangkat, udah sarapan dan bawa bekal. Mamaknya heboh dari pagi buta hahaha

    ReplyDelete
  18. MashaAllah~
    Aku ikutan seneng karena setiap hari bagaikan membuka lembaran baru kehidupan yang penuh dengan petualangan.
    Rasanya deg-degan melepas anak menuju gerbang kemandirian yang satu demi satu nantinya akan semakin banyak.

    Semoga mas Prema semakin mandiri, tangguh dan penuh semangat dalam menjalani hari-hari di sekolah baru.

    ReplyDelete
  19. Wah pengalamannya Prema seru yaaa seminggu pertama berseragam putih biru... Apalagi ternyata dapat hadiah saat MPLS

    ReplyDelete
  20. Prema pinter banget. Kocak ya bu sebelumnya trauning 3 hari malah dipalak anak sendiri hehe. Tapi denger cerita malah dapat bonus hadiah dari mpls dibayar tunai ya. Semoga makin mandiri dan semangat menghadapi dan belajar di tingkat baru Premaa

    ReplyDelete
  21. Prema pinter banget. Kocak ya bu sebelumnya trauning 3 hari malah dipalak anak sendiri hehe. Tapi denger cerita malah dapat bonus hadiah dari mpls dibayar tunai ya. Semoga makin mandiri dan semangat menghadapi dan belajar di tingkat baru Premaa

    ReplyDelete