Tuesday, December 20, 2022

, ,

Saat Anak Ijin Hang Out Bersama Teman-temannya

 


“Ibu, tanggal 20 nanti kita gak ada acara khan? Jangan bikin jadwal ya, Bu,” Kata Prema sekitar 3 minggu yang lalu.

“Kenapa emangnya?”

“Prema mau nonton Avatar 2 bareng teman-teman sekolah. Khan Nando ulang tahun, mau nobar di Botani. Khan udah selesai ulangan. Udah libur malahan. Boleh ya, bu…?”

“Hmm… lihat nanti ya. Bilang ke Ayah juga!”

Jauh-jauh hari Prema sudah meminta izin ke saya untuk rencana hang out ini. Dan sejak itu saya ketar ketir sendiri. Akhirnya saya sampai di fase ini. Prema udah gedeee. Udah mulai pengen jalan bareng teman. Udah gak bisa dikekepin lagi yang kemana-mana bareng Ayah Ibu.  Udah kelas 7, udah mulai berbeda minatnya, mulai beda gaulnya.

Mendekati tanggal 20 Desember, Prema terus menerus mengingatkan saya dan Ayahnya tentang rencana ini. Menyakinkan kami bahwa dia udah bisa jalan sendiri.  Tadinya Ayah menyuruh saya untuk menemani. Kalau perlu ikut nonton sekalian. Tapi, saya lagi banyak kerjaan tepat di hari ini. Gak memungkinkan untuk ikut. Lagipula Prema berulang kali bilang siap jalan sendiri.

Untungnya jaman sekarang tak sulit untuk urusan transportasi. Ada ojek online yang mudah dipantau perjalanannya. Jadi Prema tak perlu repot-repot berpindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya.  Jadi diputuskanlah Prema mendapatkan ijin untuk jalan sendiri, tanpa pendampingan kami, dengan syarat tetap menjaga komunikasi selama berada di luar rumah.

Waktunya tiba. Prema siap-siap berangkat. Dibekali Ayah buat makan dll, sementara Ibu kebagian tugas urusan transport. Dan mak jaaaaaan… ternyata mihil bingit naik ojek online dari rumah ke Botani. Padahal motor lho naiknya. Saya langsung meringis lihat harganya hahahaha.  Apalagi ini PP naik ojek onlinenya. Gigit jari deh karena uang belanja jadi korban.Sepertinya besok-besok saya arahkan Prema untuk naik angkot ke Stasiun aja dah lalu pulang naik kereta seperti yang biasa dilakukan sehari-hari saat sekolah #emakmulaiperhitungan

Baiklah, karena ini kali pertama, tak apa deh.  Prema berangkat dengan riang gembira. Berbekal banyak pesan-pesan dari kami. Begitu tiba di lokasi langsung berkabar. Ingat makan. Cukup minum.  Baik-baik sama teman. Jangan bersikap aneh-aneh. Kalau udah selesai, langsung pulang. Bla bla bla! Pokoknya banyaaaak! Termasuk nitipin dia ke Abang ojeknya.

Rupanya Prema cukup nurut. Begitu tiba dia langsung berkabar.  Kami ada grup keluarga (Ayah, Ibu dan Prema) jadi komunikasi lewat sana. Agar sama-sama memantau. Saya kirimkan foto-foto saat Prema berangkat, hingga identitas abang ojeknya di sana. Prema juga kami minta mengirim foto bareng teman-temannya selama di lokasi. Agar kami tahu dengan siapa saja dia jalan. Heboh ya gaes. Namanya juga pengalaman pertama. Emaknya galau, anak udah remaja.

Terus memantau posisi Prema. Ternyata ada gurunya yang ikut

Semua berjalan lancar. Saat pulang, wajah Prema berseri-seri. Bangga sekali dia berhasil jalan sendiri. Senang banget diberi kepercayaan hang out tanpa didampingi orang tua. Gak habis-habis dia bercerita keseruannya sepanjang hari ini. Ya naik ojeknya, ya cerita pengalaman bareng temannya, ya cerita filmnya. Pokoknya heboh. Gak habis-habis ceritanya.  

Makasi ya ibuuu….!” Katanya begitu tiba kembali di rumah

Seru banget hari ini bu. Prema senaaaang sekali. Teman-temannya asyik. Filmnya juga seru banget. 3 jam lho bu, 3 jam! Tapi gak bosenin,”

“Udah cukup minum? Udah makan?”

“Udahlaaah. Prema makan mie ayam. Porsinya banyak. Tapi harganya mahal bu. Maaf ya, uangnya sisa 20 ribu aja ini,”

“Whaaat! Prema jajan apa aja. Kok bisa sisa segitu?” Emak auto kaget. Soalnya diberi bekal lumayan tadi pagi.

“Ibuuuu… itu filmnya 3 jam lho. Mana cukup popcorn 1 doang. Prema beli dua laaaah! Trus minum juga khan butuh banyak,” katanya cengar cengir

Astagaaaa! Emak ngelus dada!

Wis lah. Pengalaman pertama.  Sampai saat saya mengetik cerita ini, Prema duduk di sebelah saya dan terus menerus ngoceh tentang keseruan hang outnya hari ini. Pokoknya dia bahagia sekali. Prema senang, emak senewen hahahaha.  Tapi lega juga kok. Dan ternyata saya baru tahu kemudian setelah Prema pulang bahwa ada guru sekolahnya yang menemani. Salah satu guru favorit anak-anak, guru prakarya. Makin lega deh saya karena ada orang dewasa yang membersamai mereka.

Nah, karena udah ngalamin deg-degannya berikut tips dari saya ketika anak mulai beranjak remaja dan minta hang out bareng teman-temannya.

Tetap Tenang

Waktu pertamakali Prema menyampaikan rencana hang out ini, sejujurnya ya saya galau. Inginnya sih bilang gak boleh. Jangan. Belum waktunya. Tapi ya trus mikir lagi, anaknya udah mau baik-baik minta izin lho ini. Nanti lah dibahas pelan-pelan lagi. Jadi saya beneran nahan diri untuk gak langsung bereaksi keras dan berlebihan.

Saat kitanya tenang, anak juga akan tenang. Tidak merasa terkekang dan tidak perlu ngambek atau melakukan perlawanan. Santuy aja maaaak.

Terus Sounding Tentang Apa Yang Harus Dilakukan

Sejak Prema menyampaikan rencana hang out, dalam beragam kesempatan saya coba sounding pelan-pelan tentang apa yang harus dilakukan ketika jalan tanpa pendampingan.  Gak perlu terlalu kaku soundingnya. Bisa saat lagi aktivitas bareng, misalnya saat makan bersama, saat sedang jalan bareng kemana misalnya, saat sedang haha hihi bareng juga. Intinya berusaha membuat hal itu melekat dalam ruang ingatannya.

Pantau Posisinya

Sejak masuk SMP dan bawa HP sendiri, kami memasang program “Family Link” di HP Prema yang terhubung dengan GPS sehingga kami dengan mudah memantau dan melacak lokasinya.  Kalau teman-teman masih ingat, tempo hari kami terbantu banget dengan aplikasi ini ketika Prema ketiduran di kereta saat pulang sekolah.  Kami jadi tahu dia “nyasar” karena melacak dari GPS nya.

Baca juga : Saat Prema Hilang

Begitupun saat hang out ini, meski dari aplikasi ojek online sudah terlihat jejak perjalanannya, tapi posisi Prema tetap kami pantau juga melalui aplikasi sehingga kami tahu bahwa dia masih berada di lokasi atau sedang melipir kemana saja.

Berikan Kepercayaan

Ini yang paling penting. Alih-alih melarang, mengekang atau bahkan memarahi, ada baiknya anak diberi kepercayaan. Dengan begitu dia belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri sekaligus pada keluarganya. Diberi kesempatan untuk membuktikan bahwa dia bisa jalan tanpa pendampingan tapi tetap punya tanggung jawab berkabar agar keluarga tak cemas.  Bersyukurnya semua berjalan lancar. Prema senang, Ayah Ibu pun tenang dan lega.

Jadi teman-teman, usia berapa anak-anak mulai dilepas hang out sendiri? Cerita yuk!

 

Salam

Arni

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment