Saturday, November 26, 2022

Tak Perlu Malu Minta Maaf ke Anak

 


“Seseorang tidak selalu benar hanya karena dia seorang ibu atau orang dewasa”

Quote itu saya dapatkan dari drama korea “The Queen’s Umbrella” episode 11. Ketika Ratu mengakui kesalahannya yang tidak berani jujur sejak awal tentang masa lalunya sehingga Pangeran Agung Seongnam menerima rumor tak sedap terkait garis keturunannya.

Di episode 11 ini ada dua sesi permintaan maaf yang disampaikan oleh ibu kepada anaknya. Sebelum Ratu, Selir Tae juga meminta maaf pada Pangeran Bogeum karena sudah menempuh jalan yang salah dan curang demi memuluskan Pangeran mengikuti kompetisi yang pada akhirnya ternyata merugikan dirinya sendiri karena dimanfaatkan oleh pihak lain.

Hmm.. saya bukan mau bahas dramanya sih. Ini soal bagaimana menjadi Ibu, menjadi orang tua. Tugas orang tua bukan sekedar membesarkan anak, tapi juga mendidik dan membimbingnya di jalan yang benar, begitu kata Ratu. Tugas orang tua bukan berjalan di depan, tapi memberi tahu jalan yang sudah dilaluinya. Maka setidaknya, jangan membuat anak mengambil jalan yang salah.

Meminta maaf terkadang menjadi sesuatu yang berat untuk dilakukan, apalagi kalau itu orang yang lebih tua, dari pimpinan ke bawahan, dari guru ke murid dan sebagainya. Tidak semua orang siap berbesar hati mengakui kesalahan yang dilakukan. Bisa jadi karena gengsi, malu, dan beragam alas an lainnya. Padahal, jauh di lubuk hati sudah mengakui dan menyadari kesalahan. Padahal orang tualah yang sering mengingatkan anak untuk minta maaf atas kesalahan yang dilakukan.

Baca juga : Tiga Kata Sakti Dalam Menjalani Hidup

Anak adalah peniru ulung. Mereka adalah cerminan dari sikap kita. Saya sadar betul itu. Sampai hari ini, selama 12 tahun menjadi ibu, rasanya super jungkir balik deh. Urusan mengucap maaf ini masih harus terus dibiasakan, baik untuk kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja.  Saya sering ngomel, Prema sering minta maaf, saya juga sering minta maaf. Tapi tetap saja, terkadang ada ego yang menahan ketika ternyata kesalahannya ada di saya, lalu akhirnya ditutupi dengan omelan yang lebih panjang. Huft… masih harus banyak belajar mengolah rasa agar lebih rendah hati dan siap mengakui kesalahan.

Sesungguhnya, meminta maaf pada anak sekaligus merupakan cara mendidiknya agar menjadi anak yang baik dan dapat meningkatkan bonding dengan anak. Banyak manfaat meminta maaf pada anak, antara lain :

Mengajarkan Sikap Jujur dan Bertanggung Jawab

Ketika kita meminta maaf pada anak, otomatis kita juga akan mengungkap kesalahan. Meski kadang berat, tapi menyembunyikan kesalahan sama dengan berbohong.  Karena itu, dengan bersedia meminta maaf kita sekaligus memberi contoh pada anak tentang bersikap jujur dan bertanggung jawab atas kesalahan yang kita lakukan.



Memberi Contoh Sikap Rendah Hati dan Berjiwa Besar

Bersedia meminta maaf tidak membuat kita menjadi hina. Minta maaf dan mengakui kesalahan bukanlah sesuatu yang memalukan.  Justru ini menunjukkan bahwa kita bersikap rendah hati dan berjiwa besar. Anak akan melihat bagian ini.

Melatih Anak Untuk Bersikap Lembut dan Pemaaf

Suatu hari saya pernah tak sengaja menjatuhkan lego yang sudah dirakit rapi oleh Prema, saat itu saya bebersih rak dan gak sengaja nyenggol lego yang terpajang. Tentu saja legonya ambyar. Untuk urusan lego, Prema bisa super marah dan kecewa ketika apa yang sudah dikerjakan dengan sangat telaten dan susah payah kemudian rusak oleh orang lain.  Kalau saya mau, bisa saja saya bilang tidak tahu siapa pelakunya. Toh Prema tidak tahu karena dia sedang di Sekolah. Bahkan saya bisa aja lempar tuduhan ke kucing kesayangannya, misalnya. Tapi ya, saya piker-pikir lagi gak ada gunanya mengarang cerita. Lebih baik mengakuinya.

“Oh, ya udah. Nanti dibikin lagi. Tapi Ibu harus bantu Prema rakit ulang ya,” begitu responnya ketika  saya mengakui kesalahan begitu sampai di rumah. Respon yang sungguh tak terduga. Saya saja kaget. Karena baru saja kejadian beberapa waktu sebelumnya Prema marah besar ke adik sepupunya yang juga menjatuhkan lego itu. Prema merasa sudah berkali-kali melarang adiknya main,  dilanggar dan kemudian jatuh lalu ambyar.

Padahal saya udah deg-degan. Udah nyiapin rayuan kalau ngambek. Udah siap membelikan es krim vanilla kesukaannya. Bahkan siap menawarkan beli lego baru. Lha ternyata dia gak ngambek. Malah jadinya kami jadi seru-seruan berdua merakit ulang lego yang ambyar itu, setelah makan siang.

Saya kemudian mengerti kenapa Prema tidak ngambek. Karena saya sudah mengakui lebih dulu sebelum dia bertanya, sebelum dia menemukan kerusakan itu, sebelum dia kecewa. Karena saya sudah minta maaf duluan sebelum dia marah. Rupanya itulah yang dibutuhkan sehingga dia menjadi lebih tenang menghadapi rasa kecewanya, lalu menjadi pemaaf dan bersikap lembut.

Baca juga : Ayah Ibu Jangan Lupa Aku Adalah Representasi Dirimu

Mengajarkan Anak Sikap Saling Menghormati

Dengan meminta maaf, kita mengajarkan anak sikap saling menghormati. Anak punya hak untuk kecewa, untuk marah, untuk sedih. Hak-hak itulah yang kita hormati dan beri kesempatan sebagaimana mestinya. Dengan begitu, anak merasa dihargai sehingga dia kemudian bisa mengolah rasa kecewanya dengan baik dan tidak merasa diremehkan.

Kesempatan Untuk Bersama Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Sesi maaf dan memaafkan tentunya melibatkan dua belah pihak. Keduanya sedang belajar. Setelah emosi reda, hati lebih nyaman,  berpikirpun lebih tenang sehingga kedua belah pihak kemudian sama-sama menyadari bahwa sebenarnya yang terjadi adalah kesalahpahaman yang menjadi titik tolak untuk lebih baik ke depannya. Berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Ke dapannya, anak akan bertemu dengan beragam karakter di luar sana. Bertemu dengan banyak orang di lingkungan yang lebih besar. Melatihnya untuk bersikap jujur, rendah hati dan bertanggung jawab akan jadi modalnya untuk dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan yang berbeda.

Yuk… jadi orang tua yang terus belajar di Sekolah Kehidupan bernama keluarga.

 

Salam

Arni

 

 

 

 

 

 

19 comments:

  1. Dalam kehidupan nyata, kebanyakan orang tua merasa paling benar pada anaknya ya, Mbak. padahal, orang tua tidak selamanya benar, dan tidak selamanya anak salah. Dan karena anak peniru ulung, akhirnya saat besar terbentuk karakter begini juga. Namun saya sering nonton film barat, saat orang tua salah pada anak, orang tua menunggu anak masuk kamarnya, lalu orang tua menyamperin. Mereka lalu bicara dari hati ke hati.
    Setuju sekali, mari kita belajar dari sekolah kehidupan ini.

    ReplyDelete
  2. Meminta maaf lebih dulu memang lebih mulia, tetapi kebanyakan enggan melakukannya karena gengsi. Ternyata meminta maaf terlebih dulu ke anak punya dampak positif yang besar ya. Para orang tua kayaknya wajib baca artikel super duper keren ini deh, biar sama-sama bisa introspeksi diri, termasuk saya pribadi. Very nice sharing.....

    ReplyDelete
  3. Meminta maaf lebih dulu memang lebih mulia, tetapi kebanyakan enggan melakukannya karena gengsi. Ternyata meminta maaf terlebih dulu ke anak punya dampak positif yang besar ya. Para orang tua kayaknya wajib baca artikel super duper keren ini deh, biar sama-sama bisa introspeksi diri, termasuk saya pribadi. Very nice sharing.....

    ReplyDelete
  4. Setuju mbak....kita harus terus belajar di sekolah kehidupan. Saya pun demikian kadang suka ngomel panjang lebar kalau anak tidak nurut apa yang saya mau. Saya maunya A ternyata anak maunya B. Kalau sudah tidak ada yang ngalah akhirnya terjadi keributan. Mungkin saya belum bisa menjadi ibu yang sabar, sementara anak saya tidak bisa dihadapi dengan kekerasan. Bener2 harus belajar banyak menjadi ibu yang baik.

    ReplyDelete
  5. Serial ini udah tamat apa belum sih? saya kepengen mau nonton, tapi takut kentang karena bakal nunggu episode berikutnya. Klo tamat kan bisa marathon. Soalnya review dari tmn2 yg lain, series ini bagus.

    ReplyDelete
  6. Benar sih. Seseorang nggak selalu benar hanya karena dia lebih dewasa secara usia daripada orang lain.
    Makanya, kalau emang merasa salah. Ada baiknya kita minta maaf. Meski pada orang yang lebih muda usianya.
    Seenggaknya, ini bisa menjadi contoh yang baik.

    ReplyDelete
  7. Dari orangtua yang menyampaikan permohonan maaf kepada anak, jadinya bisa diteladani oleh si anak juga, bahwa mengucapkan maaf itu bukanlah suatu hal yang harus berat diungkapkan ya, jadi belajar berani bertanggung jawab juga. Keren nilai² dari tayangannya

    ReplyDelete
  8. Anak adalah peniru ulung. Mereka adalah cerminan dari sikap kita.
    Setuju banget mba. Khususnya untuk perihal minta maaf ini, kita memang harusnya gak malu minta maaf ke anak. Ini justru akan menjadi teladan bagi si anak yaa.. keren parentingnya

    ReplyDelete
  9. Iyesss sangat setujuuu...kita sebagai orang tua tak perlu malu minta maaf kpd anak ketika salah. Orang tua sebagai role model.anak...kalau kita pelit minta maaf bs jd anak juga ikutan

    ReplyDelete
  10. Anak adalah peniru ulung, apa yang dilakukan anak itu adalah cerminan dari sikap kita. Saya setuju banget mba~ makanya kita harus benar-benar bisa jaga sikap dan kontrol emosi di depan anak, termasuk harus bisa minta maaf kepada anak, jangan anak aja yang disuruh minta maaf. Kita harus ajarin dengan tindakan langsung

    ReplyDelete
  11. Penting banget untuk melatih anak memiliki hati lemah lembut dna rendah hati. Kalau dipupuk sejak kecil pasti akan membuat jiwa tepo seliro sudah terbentuk. Tentu ini tidak mudah dilakukan ya moms

    ReplyDelete
  12. ah setuju banget nih.. mau yang tua atau muda, kalau memang dia yang salah ya harus minta maaf :) karena maaf tidak pandang usia ya.. justru yang berani minta maaf itu yang jadi teladan :)

    ReplyDelete
  13. Suka dengan artikel ini. Memang sih, gak ada tuh aturannya ortu selalu benar. Adakalanya ortu ya harus mau minta maaf kalau memang salah. Ini biar anak juga lihat ya, ortunya gak teori tok... hehehe. Soalnya anakku kritis, salah dikit mamanya bisa diskusi berjam-jam untuk bahas satu hal doang

    ReplyDelete
  14. Wah, nonton drama Queen umbrella juga mbak.

    Banyak yang suka sama drama ini, karena banyak memberikan insight parenting

    ReplyDelete
  15. Nangis banget sih, pas nonton drama ini.
    Karena banyak sekali pelajaran parenting yang bisa diambil. Unik dengan caranya dan settingnya zaman Joseon.

    ReplyDelete
  16. salah satu prinsip yang saya ajarkan ke anak adalah memegang petuah thank you, sorry dan please. ketiga poin ini saling berkaitan sehingga anak memiliki etika tidak hanya untuk anak sih tapi juga saya sebagai orangtua

    ReplyDelete
  17. wah iya banyak yang bilang drama ini bagus. aku belum nonton.

    tapi ngomongin soal ortu dan anak, aku setuju banget sih kak. anak juga secara ga sadar akan punya sikap seperti bagaimana orang tua memperlakukannya.

    ReplyDelete
  18. Anak ku masih kecil. Kalau dia salah ku ajarkan dia minta maaf. Tapi kalau aku yang salah, aku pun merasa bersalah dan berusaha meminta maaf padanya. Bagaimana pun dia masih polos tidak tau apa-apa.

    ReplyDelete