Yuhuuu lanjut cerita bersama ceritaarni yuk…
Kali ini saya mau cerita tentang suka duka setelah resign dari kerjaan rutin
kantoran. Kalau dulu saya tiap hari
bangun subuh, masak buat sarapan dan bekal makan siang, lalu bergegas mandi,
berkemas dan cap cus ke stasiun agar tak ketinggalan kereta. Lanjut duduk di belakang meja, ngadep computer
sampai sore dan mengulang adegan lari-lari ke stasiun untu kemudian
pulang. Nyampe rumah udah malam.
Begituuuu aja terus selama 9 tahun.
Tapi rasa berat menggelayut di dada ketika di tahun ketujuh,
saya diberi kepercayaan dengan hadirnya Prema yang menghiasi rumah kami dengan
tangis, tawa, keceriaan dan celotehnya.
Juga dengan ngambek dan ngeyelnya yang menguji kesabaran. Ditambah tingkahnya yang ajaib. Rasa bersalah meninggalkan rumah saat dia
masih tidur, lalu pulang saat dia sudah tidur bikin saya mulai tak nyaman
dengan ritme kerja kantoran. Dan
akhirnya saya resign.
No, saya gak bilang pilihan ini lantas lebih baik daripada
yang tetap bekerja kantoran ya. Semua
ada konsekwensinya. Semua rumah tangga
punya kebijakan dalam negeri masing-masing.
Pun bekerja kantoran atau bekerja di rumah juga bukan tolok ukur rasa
cinta dan saying seorang ibu pada anaknya.
Karena semua orang tua pastinya mencintai anak sepenuh hati dan ingin
memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Jadi, bukan untuk dibandingkan.
Cukup disandingkan dan mari sama-sama melihat dari kacamata positif.
Ok, bahasan kita bukan soal itu.
Saya mau bahas apa yang saya lakukan setelah resign.
Tiga bulan pertama, rasanya bahagia sekali. Bisa mendampingi Prema setiap saat setiap waktu. Waktu itu Prema berusia 2 tahun. Pas lagi
lucu-lucunya khan itu. Pokoknya setiap
hari adaaa aja hal seru yang kami
lakukan bersama.
Bulan-bulan selanjutnya, mulai ada rasa kangen suasana
kerja. Kangen haha hihi bareng teman
kantor, kangen rutinitas yang walau kadang membosankan tapi kalau diingat-ingat
malah bikin mellow yellow. Apalagi
ditambah tutupnya platform blog dimana saya dulu rajin nulis curhatan
sehari-hari. Fyi, saya udah ngeblog sejak 2007. Lewat platform Multiply yang sekarang sudah
tinggal kenangan. Ini bikin saya makin
patah hati.
Mau pindah platform kok saya rasanya susah bener move on
deh. Meski sudah resign sejak 2012, saya
baru kembali ngeblog kalau gak salah di
2014 deh. Sekian lama hiatus dan hanya
nulis-nulis di FB dan sesekali Twitter saja.
Sampai akhirnya saya dilamar untuk membantu menjadi tenaga
pengajar di sebuah sekolah di daerah Bogor.
Masuknya hanya seminggu sekali.
Kebagian memegang kelas kecil (SD kelas 1, 2 dan 3). Meski lebih pada kerja sosial, tapi ini membuat
saya bahagia.
Saya menyukai anak-anak.
Berinteraksi dengan mereka selalu membuat hati hangat. Gelak tawa dan binar matanya yang polos
sungguh memesona. Bisa bermain dan
mendengar celoteh mereka di dalam kelas itu menjadi hiburan yang menarik buat
saya.
Di tempat saya mengajar, juga ada kelas PAUD. Nah, masa SD kelas 1 dan 2 adalah peralihan
dari masa kanak-kanak menuju anak-anak. Terkadang
ada yang masih ngambek, manja bahkan nangis di dalam kelas. Jiwa bermain khas anak-anak masih kental
sekali dalam diri mereka. Ini jadi
tantangan tersendiri buat saya, rasanya mencetak prestasi luar biasa ketika
berhasil membujuk anak yang tadinya gak mau masuk kelas dan akhirnya berhasil
duduk manis dalam ruangan.
Agar tak bosan, sesekali kami belajar di luar ruangan. Bahkan saya pernah mengadakan UTS (Ulangan
tengah semester) sambil duduk santai di bawah pohon cempaka. Teduh dan nyaman lho. Anak-anak juga antusias mengikuti pelajaran
yang saya kemas dalam bentuk cerita.
Kata siapa belajar harus melulu serius dalam kelas?
Selain bergabung sebagai tenaga pengajar, kegiatan nulis
juga tetap saya lakukan. Dan itu bisa
dimana saja. Kayak yang ini nih, saya
nulis artikelnya sambil bersantai di taman.
Adem deh. Asal baterai laptop
aman sentosa, sekedar ngedraft artikel mah asik-asik aja dilakukan di tempat
terbuka gini. Ngepostnya nanti aja di
rumah, setelah ketemu wifi.
Dulu bahkan saat masih kerja, saya sering nulis artikel di
kereta. Dalam perjalanan berangkat dan pulang kantor. Jadi, biasanya khan saya berbekal novel untuk
menemani perjalanan, nah kadang novel ketinggalan atau sedang tak punya novel
baru. Jadi yang saya lakukan adalah
menulis, dengan handphone tentu saja.
Cari posisi agak mojok, anteng deh di sana.
Sekarang, dengan bertambahnya umur, jempol dan mata saya
sudah tak kuat diajak kompromi buat nulis panjang via HP. Harus ketemu laptop. Jadi, kalau mau nulis nyari tempat yang
nyaman dan lega. Nah, di taman salah
satunya.
Paling asyik juga menulis di café dan perpustakaan yang
dilengkapi wifi dan colokan listrik. Wah
ini bisa betah berjam-jam deh duduknya.
Asal jangan sampai diusir aja sih hahaha. Tapi saya gak jarang melakukan ini. Karena biasanya ke café ya buat makan dan
bercengkerama dengan keluarga atau teman.
Pun ketika ke perpustakaan ya tujuannya buat nyari buku dan membacanya. Ke Tamanpun, kerjanya kalau memang lagi
benar-benar santai dan Prema ada yang ngawasin.
Kalau nggak, ya saya memilih bermain bersama.
Intinya, kerja dimana saja, kapan saja, kalau dibawa asyik,
bikin nyaman dan bahagia kok.
Setuju?
Salam
Arni
Wah anak MP juga ya? Hehehe
ReplyDeleteSaya juga setelah digusur dari MP lama ga bikin akun. Eh larinya ke Kompasiana kalau ga salah...
Batu 2013 punya wordpress ditawarin blogger keren. Alhamdulillah sampai sekarang tehokti dotcom masih berjalan hehehe
Setuju banget kak!
ReplyDeleteApapun pekerjaannya dan diamapun itu kalau dibawa asik pasti akan seru dan bahagia yaa kak :)
Ini keren sekaliz Mbak Arn, karena busa memulis di mana saja dan kapan saja. Kalau saya bisa nulis fokus itu hanya di rumah. Selebihnya saya pernah coba nulis di cafe, di perpus, termasuk dalal perjalanan, gagal total. Palingan nulis ide saja yang pas mampir di hape hahaha. Atau nulis status buat media sosial hahaha.
ReplyDeleteSalam semangat menulis, Mbak Arni.
Kangen kerja dengan suasana kantor, aroma pantry de es be setelah beberapa bulan tak lagi di sana memang hal yang wajar ya, karena semua merasakan hal yang serupa. Daku pun demikian, 😁
ReplyDeleteUiih ... keren mbak, mulai ngblognya sejak 2007! Saya di tahun itu malah belum tau apa-apa tentang blog. Baru unyu-unyunya belajar nulis dan ikutan beberapa kompetisi pembuatan buku antologi. Salut dech mbak ...
ReplyDeleteAsik banget bayangin belajar di bawah pohon mbak. Salut ih mbaknya bisa nulis di mana saja, aku masih sulit nih nulis di mana saja tapi kalau baca novel mah bisa di mana saja hehe
ReplyDeleteBetulll, sekalipun di rumah, enjoy aja. Apalagi ditambah cemilan kesukaan.
ReplyDeleteYes bener, kerja di mana aja asal fee atau gajinya gede aku bahagia #eehhh hahaha
ReplyDeleteYang penting yaaa kalau emang biasa bekerja kyknya gak bisa tu emak2 langsung diem aja, cari kegiatan positif dan bila perlu menghasilkan plus jalani dengan suka cita yeeeee
Semangat mbaaaa Arni, ak malah d fase yg lagi galau2 nya juga nih. Malah td pagi mendadak nengok buku rekening kantor yg dulu wkwk
ReplyDelete