Kemajuan teknologi dalam dunia komunikasi saat ini semakin
berkembang. Dulu, selain melalui suara
kita juga bisa terhubung dengan orang lain melalui pesan pendek. SMS (Short Message Service) yang sesuai
namanya maka benar-benar pendek untuk sekali pengiriman pesan, jumlah karakter sangat
terbatas sehingga membuat orang membuat aneka singkatan untuk kata-kata yang
panjang.
Setelah SMS lalu hadir BBM, yang pada awal kemunculannya
hanya bisa digunakan oleh pemilik HmuncP dengan merk tertentu. Dari BBM inilah awalnya grup-grup chat bermunculan
sehingga penggunanya dapat terhubung dalam obrolan bersama dalam sebuah kelompok.
Berkembangnya teknologi kemudian menghadirkan aplikasi baru “Whatsaap”
yang sepertinya hingga saat ini memiliki jumlah pengguna terbesar. Meski kemudian bermunculan aplikasi chat
lainnya seperti Line, Telegram dan lain-lain, tampaknya whatsapp masih
menempati urutan pengguna terbanyak.
Setiap orang tentunya bergabung ke sebuah grup untuk alasan
dan tujuan tertentu. Bisa karena
kesamaan minat dan hobby, latar belakang pekerjaan, sekolah, keluarga, bahkan kelompok
alumni kegiatan, pendidikan dan sebagainya.
Yang pasti, whatsaap mempertemukan orang-orang dari berbagai belahan
dunia, terpisah jarak dan waktu menjadi begitu dekat dalam dunia digital.
Bagaimana menjaga hubungan dalam grup agar tetap asyik,
nyaman dan menyenangkan buat seluruh
anggotanya? Perhatikan hal-hal berikut yuk, sebab meski tak bertatap muka
secara langsung, berkomunikasi via whatsapp juga ada etikanya.
Pahami bahwa setiap
anggota punya perbedaan
Namanya ngumpul banyak orang, meski mungkin tergabung dalam
WAG karena satu atau dua alasan yang
sama, pastinya tetap memiliki perbedaan.
Hobby, sifat, suku, agama, usia, pendidikan dll yang tentunya menjadi
penentu setiap pendapat dan persepsi dalam memandang atau menanggapi suatu masalah.
Perbedaan-perbedaan itu kemudian mengantarkan pada cara
pandang setiap orang. Ada yang santai,
serius, suka humor, dan sebagainya.
Jadikan setiap perbedaan untuk mengkayakan ruang pikir. Baca pelan-pelan setiap diskusi dan jangan
mudah terbawa emosi. Tak perlu
memaksakan diri seolah pendapat kita yang paling benar. Tak perlu baper, tersinggung atau kecewa kalau
pendapat kita tak sama dengan anggota lainnya.
Pastikan seseorang
setuju saat diundang masuk ke WAG
Bila kita menjadi admin sebuah WAG bukan berarti bisa
sesukanya memasukkan anggota baru tanpa persetujuaannya. Sebaiknya lakukan komunikasi secara pribadi
terlebih dahulu untuk menanyakan kesediaanya bergabung. Begitu pula dengan anggota grup lainnya,
sebaiknya bicarakan terlebih dahulu rencana menambah anggota baru di grup
tersebut.
Hal ini tentunya untuk menjaga
kerukunan dan dalam keakraban dalam grup.
Khan gak lucu kalau ternyata ada anggota grup yang ternyata sebelumnya
mungkin ada selisih paham dengan anggota baru ini atau memang ada
ketidakcocokan bisa-bisa jadinya berantem melulu sehingga suasana grup menjadi
tak nyaman.
Gunakan bahasa yang
baik dalam berkomunikasi
“Sex lagi saya ingatx,
bsk kita berkumpul jam 9 pagi di sekolah,”
Teman-teman bisa mengerti saat membaca kalimat di atas? Jujur, tulisan seperti itu bikin dahi saya
mengkerut dan berpikir keras. Huruf “X”
yang digunakan dalam kalimat itu mempunyai dua makna yaitu pengganti kata “kali”
dan kata “kan”
“Sekali lagi saya
ingatkan, besok kita berkumpul jam 9 pagi di sekolah,”
Sesimpel itu sebenarnya.
Tak sampai dua satu menit untuk menulis lengkap. Lalu kenapa harus menggunakan kata ganti yang
tak semua orang bisa mengerti. Seperti
yang saya sampaikan di atas, anggota WAG tentunya berasal dari latar belakang
yang berbeda, termasuk perbedaan usia.
Tak semua orang mengerti akan simbol-simbol dalam komunikasi. Kita tentunya mau setiap pesan yang kita
sampaikan dapat dipahami dengan mudah, karena itu gunakan bahasa yang baik dan
umum dalam berkomunikasi. Tak harus
baku, tapi minimal dapat dimengerti oleh semua orang.
Tetap jaga privacy
orang lain
Meskipun kita cukup akrab dalam satu grup, namun tetaplah
saling menjaga privacy sesama anggota.
Memposting foto-foto konyol salah satu anggota grup yang berujung
menjadi bahan ledekan dan tertawaan anggota lainnya sesaat mungkin akan terasa
lucu. Hati-hati, karena nila setitik
rusak susu sebelanga, jangan sampai karena hal sepele membuat suasana menjadi
tidak nyaman.
Jangan menyebar pesan
berantai yang mengangkat issue sensitive, apalagi hoax
Saring sebelum sharing. Bagaimanapun WAG adalah tempat ngobrol antara sesama anggota. Bukan untuk saling menggurui atau menjadi sok
tahu, sok penting, dan sejenisnya. Tidak semua orang senang mendapat pesan-pesan
berantai. Tak selamanya ‘sharing is caring’ karena bisa jadi ada
orang-orang yang mempunyai sudut pandang berbeda dan pilihan yang tak sama.
Alih-alih memberikan informasi, malah berujung debat tak berkesudahan
karena masing-masing merasa benar dan tak mau mengalah. Kalau sudah begini, anggota lainpun bisa
hengkang dari WAG.
Meski begitu, saat ada berita hoax yang masuk ke grup,
sementara kita tahu yang sebenarnya, tak ada salahnya meluruskan berita
tersebut untuk memutus pesan berantai menyebar lebih luas.
Ngobrollah bersama
semua anggota
Namanya grup, pasti anggotanya banyak. Jangan ngobrol sama satu dua orang saja
seolah dunia milik berdua. Jangan
membicarakan hal-hal yang hanya dimengerti oleh orang tertentu saja, apalagi
dengan kode-kode rahasia. Hati-hati, ini
bisa membuat yang lain tersinggung.
Tujuan berkumpul dalam grup khan ngobrol bareng. Pilih topic obrolan yang umum saja. Tak perlu merasa eksklusif ataua merasa
paling penting. Semua setara. Kalau mau ngobrol berdua, ya japri sajalah,
tak perlu menggunakan jalur grup.
Maklumi tingkat
keaktifan anggota
Tak perlu memaksakan semua anggota untuk aktif nimbrung dalam
setiap obrolan. Pastinya dalam setiap
grup, ada saja anggota yang sangat irit berkomentar bahkan memilih untuk
menjadi “silent reader” saja. Ada
banyak alasan mereka melakukan itu. Bisa
jadi karena memang sibuk sehingga buka grup hanya sesekali, bisa jadi karena
gak nyambung sama obrolannya, perbedaan waktu dan banyak alasan lainnya. Gunakan kata-kata yang sopan untuk memanggil
mereka agar aktif dalam grup.
Jangan memancing di
air keruh
Apabila dalam sebuah grup terjadi perdebatan antar anggota,
jangan sesekali memanfaatkan kondisi tersebut dengan menambah keruh suasana
yang sudah panas. Sebisa mungkin buat
suasana kembali menjadi damai. Tak perlu
mengambil celah dari masalah orang lain.
Dan jangan melibatkan diri dalam masalah orang lain.
*****
Itu dia delapan tips untuk menjaga kenyamanan dan kerukunan dalam WAG. Selalu berpikir positif agar kita semua
anggota merasa nyaman tentram tergabung dalam WAG.
Kalian punya tips lainnya? Share yuk…
Salam
Arni
aku termasuk yg paling sering jadi silent reader hehehe. aslinya emang ga jago ngobrol hihihi. etapi kalo di grup yg bikin nyaman krna sudah dekat, aku rutin menyapa n ikutan ngobrol :)
ReplyDeleteKurangnya sabar masuk group wa itu bikin naik darah lho ya. Hahaha...
ReplyDeleteBiasanya saya ga sembarang mau diajak masuk group. Setelah urusan selesai langsung minta keluar.
Kalaupun berada di wag seperti alumni, komunitas dll, saya pilih silent semua.
Wah aku baru aja left WAG keluarga. Bener banget mba, kalo di WAG sebaiknya jgn mendominasi hehe
ReplyDeleteThanks for sharing, sukses terus,.
ReplyDeleteAhh iya betul banget, Ada etikanya dalam ber-WAG ya mba. Jangan sense hoax, setuju banget. Juga pahami waktu online setiap org Yang berbeda
ReplyDeleteTips yang bermanfaat untuk menjaga wag tetap langgeng. Aku nggak suka kalau ada yang terlalu share macam-macam yang mungkin nggak terlalu perlu bagi semua orang di grup, seperti fotoatau video yang bisa memenuhi memori.
ReplyDeleteMemang benar sekali, Mbak. Dalam satu grup dengan beragam karakter, membuat kita yang harus menyesuaikan. Dan saya biasanya lebih banyak menyimak.
ReplyDeleteHanya syukurlah grup WA yang saya ikuti, adminnya sudah menetapkan aturan. yang melanggar, out hehehe.
Aku suka dengan poin bahwa setiap anggota itu masih memiliki perbedaan Yeah terkadang dari aneka perbedaan itu yang harusnya menyatukan kita yah. Tapi justru di grup wa itu sering jadi pemicu pertengkaran dan ujung-ujungnya keluar dari grup gitu.
ReplyDeleteSaling tenggang rasa diantara sesama penghuni WAG, agar tetep kalem dan damai, jangan juga keseringan oot
ReplyDeletewah iya nih, kadang versi di WAG sama dunia nyata bisa beda persepsi, kdg jadi lbh milih byk diam klo di WAG hehe...
ReplyDeleteWah, ada panduan ber wa nih yg menjadi atensi sendiri ya.. Bagi kita semua
ReplyDeleteMemang, Mbak Aini. Namanya berada dalam satu lingkaran dengan beragam karakter, pasti ada persamaan, ada pu perbedaan. Dan kalau saya memang pintar-pintar menyikapi dan menyesuaikan. Misalnya si A suka becanda, saya becanda, tapi si B serius, maka saya tahan becanda. Kalau memang saya tidak punya kapasitas komen, saya menyimak saja hehehe
ReplyDeleteTetapi, memang suka ada aja anggota yang bikin aturan di dalam aturan. Kalau udah begini, saya selalu berharapnya admin punya ketegasan
ReplyDeleteAku termasuk silent reader di grup wa euyyy
ReplyDeleteSetuju dengan tips ini. Kadang hidup bersosialisasi baik di dunia nyata atau dunia maya itu tidak mudah, jd harus paham situasi dan kondisi ya
ReplyDeleteTahun kemarin saya keluar dari beberapa WAG. Karena tiap buka beberapa WAG langsung diserbu ratusan unread message. Mau nimpalin udah males nyekrolnya ke atas. Jadi, tahun ini saya ikutan WAG yg aturannya ketat, misalnya hanya admin yg bisa posting.
ReplyDeleteKlopun masih ada grup-grup yg padat lalu lintasnya, palingan hanya satu dua grup.
Thanks for sharing, semoga sukses terus..
ReplyDeleteSekarang ga sedikit ditemui drama "dari WhatsApp" Baper lha, adu pendapat dll kisah klumit lainnya
ReplyDeleteBalik lagi setiap pribadi harus bisa mengendalikan ego